Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penyebaran Informasi Redam Penyebaran Corona

Informasi kesehatan terkait virus corona yang disebar melalui berbagai platform media merupakan strategi pendidikan

Editor: syakin
zoom-inlihat foto Penyebaran Informasi Redam Penyebaran Corona
DOK
Mesra Rahayu SKM MKes, Mahasiswa Program Doctoral FKM Unhas

Oleh: Mesra Rahayu SKM MKes
Mahasiswa Program Doctoral FKM Unhas

Munculnya penyakit baru yang oleh World Health Organitation (WHO) diberi nama Novel CoronaVirus 2019 atau 2019-ncov telah meresahkan dunia. Bahkan pemberitaan yang massif berhasil menggegerkan masyarakat Indonesia. Di seluruh akun media sosial seperti Facebook, whatsapp group, dll kerap ditemui berbagai informasi tentang virus corona yang mematikan.

WHO mengumumkan status darurat dunia atas wabah virus corona. Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional China [NHC], hingga Rabu, 19 Februari 2020 sudah mencapai 75.197 kasus dan lebih 2.000 di antaranya meninggal dunia.

Virus corona menyebar cepat di 16 negara, sejak awal merebaknya 31 Desember 2019 lalu di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemunculan virus corona berawal dari sebuah pasar makanan laut Huanan di Kota Wuhan. Sekitar 375 orang yang beraktivitas di pasar tersebut positif terinfeksi.

Informasi Corona Virus beredar hingga ke pelosok desa, kesimpang siuran terkait wabah virus corona ini kian membuat masyarakat panik apalagi diketahui bahwa Khusus infeksi virus 2019-nCoV, para ilmuwan sampai saat ini belum menemukan vaksin yang dapat melawan serangannya, mengingat wabahnya terbilang baru.

Beberapa waktu lalu saat saya berkunjung ke suatu desa di bagian timur Indonesia, sekumpulan ibu-ibu sedang heboh membicarakan HP buatan China yang disinyalir dapat menularkan virus Corona. Sontak para ibu-ibu melemparkan handphone mereka karena ketakutan tertular wabah virus korona.

Hal ini dikarenakan berita hoax beredar bebas di groub Watshapp mereka. Unggahan tersebut pun mendapatkan banyak tanggapan dari para Netizen di media sosial lainnya. Guyonan tersebut terlihat konyol, namun ini menyadarkan kita bahwa penyebaran informasi sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan awarnes masyarakat agar dengan segera dapat melakukan berbagai tindakan pencegahan sehingga penyebaran virus corona dapat diredam.

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit dari yang ringan seperti pilek, hingga serius: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Virus corona masih keluarga virus MERS dan SARS namun ketika ditanyakan terkait virus ini, masyarakat awam masih banyak yang hanya geleng-geleng karena tidak mengetahui virus tersebut. Tetapi jika ditanya tentang corona virus ataupun2019-ncovmaka mereka akan dengan lantang mengatakan virus itu berbahaya dan dapat ditularkan lewat udara.

Ini berarti teknologi informasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga virus corona lebih trend daripada virus corona jenis lain yang juga pernah mewabah dan lebih berbahaya. Namun perlu digaris bawahi bagi penyebar maupun pengguna informasi agar lebih pandai dalam menyaring informasi yang beredar, pilihlah informasi yang dapat mengedukasi.

Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes RI Achmad Yurianto menambahkan, virus corona tidak bisa hidup jika menempel di benda mati. Apalagi ditularkan lewat akses internet atau tiba-tiba muncul di handphone tentu merupakan hal mustahil.

Coronavirus bisa menyerang siapa saja sehingga setiap orang tetap harus melakukan tindakan pencegahan seperti menghindari kontak dengan penderita infeksi, menggunakan masker penutup hidung dan mulut saat beraktivitas di luar ruangan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama setelah kontak langsung dengan orang sakit atau lingkungan mereka. Menghindari kontak tanpa perlindungan dengan peternakan atau hewan liar; orang dengan gejala infeksi pernapasan akut harus berlatih etiket batuk (menjaga jarak, menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau pakaian sekali pakai, dan mencuci tangan.

Dalam fasilitas layanan kesehatan, tingkatkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi standar di rumah sakit, terutama di unit gawat darurat, batasi kontak antara tangan dengan mata, hidung, dan mulut, Banyak minum air putih, dan banyak makan buah, sayuran, serta suplemen vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh.

WHO menambahkan agar otoritas kesehatan harus bekerja dengan sektor perjalanan, transportasi dan pariwisata untuk memberikan informasi kepada wisatawan untuk mengurangi risiko umum infeksi pernafasan akut melalui klinik kesehatan perjalanan, agen perjalanan, operator alat angkut, dan pada titik masuk. Di Indonesia sendiri mengeluarkan kebijakan bahwa puluhan bandara internasional akan dilengkapi dengan detektor panas tubuh, dan di beberapa media memuat pernyataan pemerintah untuk menyiagakan sebanyak 100 rumah sakit dengan ruang isolasi bagi pasien dengan gejala penyakit di paru-paru dan saluran pernapasan.

Informasi kesehatan seperti ini seyogyanya disebar melalui media baik media cetak maupun media online. Ini merupakan strategi pendidikan agar masyarakat semakin terpapar dengan informasi kesehatan sehingga mereka mampu menentukan pilihan kesehatan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri.
Pernyataan ini dikutip dalam buku Politik Kesehatan di Indonesia, yang ditulis oleh Guru Besar Kami Prof. Sukri Palutturi, SKM, M. Kes., MSc.PH, PhD.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rakyat Terluka

 

Firasat Demokrasi

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved