Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Juragan Pabrik Bergumul Mesra dengan Istri Sambil Pesta Miras, Semenit Kemudian Ditikam Suami, Tewas

Juragan Pabrik bergumul mesra dengan Istri Sambil pesta miras, Semenit Kemudian ditikam Suami, Tewas

Editor: Waode Nurmin
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Juragan Pabrik Bergumul Mesra dengan Istri Sambil Pesta Miras, Semenit Kemudian Ditikam Suami, Tewas 

Juragan Pabrik bergumul mesra dengan Istri Sambil pesta miras, Semenit Kemudian ditikam Suami, Tewas

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah perjalanan kisah cinta juragan pabrik di Tangerang, Edi (72) dengan Yanti (50).

Kisah cinta juragan pabrik itu terungkap seiring dengan aksinya yang membunuh sang istri.

Edi (72) tega menikam istrinya sendiri di Kampung Nagrak, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.

Astaga Mesum di Gunung, Video Pasangan Muda Mudi Sudah Lepas Baju dan Celana Dipergoki Dalam Tenda

Kejadian tersebut terkuak saat warga sedang melaksanakan ronda di dekat rumah pelaku dan korban sekira pukul 02.00 WIB, Sabtu (8/2/2020).

Untungnya, pelaku berhasil diamankan dihari yang sama di lokasi yang sama oleh Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota.

"Kasus Nagrak pelaku sudah diamankan," singkat Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Sugeng Hariyanto.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Jatiuwung, AKP Zazali, mengatakan, kasus ini bermula saat suami istri ini menikmati minuman keras.

Mereka asyik bercanda menikmati situasi intim suami istri itu.

Bercanda menjadi petaka, entah apa yang dicandai, korban melempar pelaku dengan asbak.

"Karena selisih pendapat, suaminya itu dilempar asbak. Dia kan dua-duanya itu lagi minum, minuman keras," ujar Zazali kepada TribunJakarta.com, Minggu (9/2/2020).

Setelah dilempar sang istri menggunakan asbak, Edi naik pitam dan keributan terjadi.

Kondisi memanas, Edi mengambil pisau dan langsung menikam istrinya.

Dari kronologi itu, Zazali menyatakan, motif pelaku karena kesal dan dalam keadaan mabuk.

"Iya motifnya enggak ada motif lain. Karena dalam kondisi mabuk," jelasnya.

Berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com, kisah asmara Edi dan Yati berawal sejak tahun 20 lalu, saat almarhum menjabat sebagai sekretaris di perusahaan PT Roda Mas, yang dikelola Edi.

Rasa cinta keduanya semakin menjadi-jadi sehingga keduanya memutuskan untuk menikah di tahun 2010.

Hingga sekarang keduanya dikaruniai seorang anak wanita yang berusia 17 tahun.

Seiring berjalanya waktu, entah apa yang terlintas di pikiran Edi hingga tega menghabisi wanita yang menemani hidupnya belasan tahun itu.

Tetangga korban, Muhayar menuturkan kesaksiannya terkait kehidupan Edi dan Yati.

"Istrinya (Yati) yang membesarkan dua perusahaannya yang ada di sini (Periuk). Kalau Edi keseringan di rumah," ucap Muhayar di dekat lokasi kejadian, Sabtu (8/2/2020).

Kendati demikian, lanjut Mahyar, pelaku memang sebelumnya bekerja di satu perusahaan yang ada di Indonesia.

"Pertama ke Indonesia dia kerja di PT Indo Paper terus buka pabrik sendiri dan bertemu dengan Bu Yati," sambungnya.

Setelah keduanya memutuskan untuk menikah usaha yang dimiliki Edi sempat bangkrut.

Namun Yati mengelolanya dan akhirnya kembali bangkit.

"Sempat bangkrut tapi kembali bangkit karena dikelola sang istri. Yati baik sekali orangnya," pungkasnya.

Alasan belum jadi tersangka

Kanit Reskrim Polsek Jatiuwung, AKP Zazali, mengatakan, saat ini pelaku belum ditentukan status hukumnya.

Zazali mengatakan, pelaku diduga mengalami gangguan mental, terlebih dalam kondisi mabuk saat menikam sang istri.

Hal itu berkaitan dengan pasal 44 KUHPidana, tentang bebas hukum bagi orang dengan gangguan jiwa.

"Statusnya belum, karena menunggu hasil tes psikis, bisa jadi dia 44, bebas hukum nanti," ujar Zazali saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (9/2/2020).

Saat ini, Edi sedang menjalani pemeriksaan psikis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, untuk waktu yang belum ditentukan.

"Sementara belum kita amankan, sementara kita observasi. Karena diduga ada gangguan depresi. Belum dapat hasilnya kita. Nantikan dilihat tingkah lakunya sehari-hari. Pola makannya, kalau harinya rnggak ada patokannya lah ya," jelasnya.

Aparat juga sudah menyampaikan tindakan pemeriksaan psikis itu kepada keluarga.

"Cuma permasalahannya, keluarga juga sudah saya kasih tahu, gimana, keluarga juga mengerti."

"Karena kalau dipaksa di kita, dia depresi kan ganggu tahanan yang lain, makanya kita bawa ke Rumah Sakit Kramat Jati," jelasnya.

Warga negara Hong Kong

Jajaran Satreskrim Polsek Jatiuwung bersama Kapolsek Jatiuwung, Kompol Aditya Sembiring saat menyambangi lokasi pembunuhan di Kampung Nagrak, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Minggu (8/2/2020).
Jajaran Satreskrim Polsek Jatiuwung bersama Kapolsek Jatiuwung, Kompol Aditya Sembiring saat menyambangi lokasi pembunuhan di Kampung Nagrak, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Minggu (8/2/2020). (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Menurut Muhayar warga sekitar, Edi yang merupakan warga asli Hongkong tersebut dikenal tertutup kepada tetangganya.

"Dia pendiam dan jarang sosialisasi sama tetangga. Warga asli Hongkong," kata Muhayar.

Muhayar menambahkan, kalau Edi memang sudah lama tinggal di Indonesia, terutama Tangerang.

Kendati demikian, Muhayar berkata kalau pelaku belum fasih dalam berbahasa Indonesia.

"Pelaku memang sudah lama tinggal di sini. Nikah sama si ibu juga sudah sekitar 20 tahun, tapi dia belum bisa bahasa Indonesia," terangnya.

Ia melanjutkan, kalau dirinya dikagetkan dengan kejadian yang baru pertama kali terjadi di Kampung Nagrak.

Apa lagi, di rumah yang megah dan ditembok setinggi tiga meter tersebut tidak pernah terdengar suara berantem apa lagi ribut-ribut.

"Ya kaget banget, soalnya sebelumnya enggak pernah terdengar keributan di rumah ini," kata Muhayar.

Walau pelaku dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan tidak pernah bersosialisasi, beda judulnya dengan korban, Yati.

Yati dikenal oleh warga sekitar sebagai pribadi yang ramah dan suka mengobrol dengan tetangganya.

"Kalau korban, istrinya itu memang terkenal baik. Suka ngobrol sama warga sini dia. Beda kalau suaminya jarang keliatan keluar," sambung Muhayar.

Lanjut dia, korban yang merupakan warga asli Jawa Tengah ini sangat peduli pada warga Kampung Nagrak.

Bahkan dirinya pun tidak pernah memilih-milih teman dalam bergaul.

"Dia baik, baik banget. Suka bantu-bantu warga kalau lagi susah. Meskipun rumahnya besar dia tidak pilih teman," ucapnya. (TRIBUNJAKARTA/NIA/EGA)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cinta Juragan Pabrik Bersemi 20 Tahun Lalu, Sang Istri Berjuang Hidupkan Bisnis yang Sempat Bangkrut, https://jakarta.tribunnews.com/2020/02/10/cinta-juragan-pabrik-bersemi-20-tahun-lalu-sang-istri-berjuang-hidupkan-bisnis-yang-sempat-bangkrut?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved