Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Begini Cara Deteksi Virus Corona yang Ditemukan Mahasiswa Unair, Dekati 100% Akurasi Pendeteksiannya

beberapa mahasiswa Indonesia di Universitas Airlangga / Unair menemukan cara mendeteksi virus corona baru, Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Editor: Arif Fuddin Usman
dreamerb/Shutterstock
ILUSTRASI Virus Corona // Begini Cara Deteksi Virus Corona yang Ditemukan Mahasiswa Unair, Dekati 100% Akurasi Pendeteksiannya 

Begini Cara Deteksi Virus Corona yang Ditemukan Mahasiswa Unair, Dekati 100% Akurasi Pendeteksiannya

TRIBUN-TIMUR.COM - Hingga Selasa (4/2/2020), virus corona yang mewabah di 28 negara telah merenggut 500 orang meninggal di berbagai belahan dunia.

Deteksi penularan virus corona ini diduga melalui percikan air liur orang yang terinfeksi yang dihasilkan saat bersin atau batuk.

Beberapa orang yang mengidap virus corona diduga tidak memiliki gejala spesifik, bahkan gejala virus corona sering muncul seperti gejala sakit flu.

Beruntungnya Linda, Wisudawan Universitas Indonesia Dapat 3 Lot Saham dari Sang Kekasih

Hasil Mengejutkan Rumah Tangga Ahok & Puput Nastiti Devi Diterawang Mbak You, Ada Pemaksaan

Oleh sebab itu, cukup sulit untuk mendeteksi apakah seseorang menderita virus corona atau tidak.

Namun belum lama ini, beberapa mahasiswa Indonesia di Universitas Airlangga / Unair menemukan cara mendeteksi virus corona baru, Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Dari laman resmi Pusat Informasi & Humas Universitas Airlangga, Unair bekerja sama dengan Kobe University berhasil mendapatkan reagen untuk memeriksa dan mendeteksi virus corona jenis baru dengan kode Novel 201 Coronavirus yang berasal dari Wuhan.

Inilah Alasan Virus Corona Lebih Sulit Diatasi dari Wabah Sars 2003, Ini Bedanya
Inilah Alasan Virus Corona Lebih Sulit Diatasi dari Wabah Sars 2003, Ini Bedanya (Tribunnews)

Reagennya yaitu premier spesifik yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi seseorang yang suspect atau confirm virus corona Wuhan.

“Ini merupakan berita baik untuk meyakinkan masyarakat luas akan status positif dan negatifnya virus corona di Indonesia. Jangan sampai di media tidak ada tapi di lapangan sebenarnya ada,” ungkap Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA.

Dalam hal ini, sambung Prof Nasih, masyarakat dapat memanfaatkan Lembaga Penyakit Tropis yang ada di UNAIR untuk mengidentifikasi keberadaan virus tersebut.

Dalam mengidentifikasinya pun hanya memerlukan waktu yang tidak cukup lama dan akurasi pendeteksiannya pun hampir 100%.

Provinsi Gorontalo Pelopor Gerakan Peningkatan Ekspor Pertanian Gratieks / Gerakan Tiga Kali Ekspor

Pengunjung Wisatawan Asing ke Toraja Utara Berkurang Selama Januari, Dampak Virus Corona?

“Jika ada yang suspect virus corona bawa saja ke unair, melalui sampel dahak yang dikeluarkan kami akan mendeteksi dan hasilnya akan keluar dalam beberapa jam saja,” tandasnya.

Saat ini, di Indonesia hanya ada dua lembaga yang memiliki reagen dalam mendeteksi virus tersebut yakni UNAIR dan Balitbang Kementerian Kesehatan.

Melansir laman Jaringan Pemberitaan Pemerintah, Indonesia telah memenuhi seluruh standarnya dan disetujui oleh WHO.

Hanya Butuh Waktu 8 Hari, China Selesaikan RS Untuk Pasien Corona
Hanya Butuh Waktu 8 Hari, China Selesaikan RS Untuk Pasien Corona (youtube)

"Laboratorium milik Balitbang Kesehatan Kemenkes telah mendapatkan akreditasi dari WHO dan bisa mendeteksi virus corona sejak pertama kali muncul pada 2005," ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Vivi Setiawaty.

Pihak Balitbang menyebutkan bahwa tengah menguji alat pendeteksi tersebut menggunakan dahak atau air liur penderitanya.

Semoga saja, alat pendeteksi tersebut bisa digunakan dengan benar untuk mendeteksi virus corona di Indonesia. (*)

Mahasiswi Pulang Sendiri ke Jember

Sementara itu, Arofatul Uqufah, seorang mahasiswa yang kini kuliah di Jinan University, Guangzhou, China, berhasil pulang sendiri ke Jember, Jawa Timur.

Arofatul pulang sendiri ke Indonesia, karena merasa khawatir setelah virus corona merebak di China dan takut tertular.

“Saya pulang tanggal 28 Januari kemarin, sampai di Jember 29 Januari,” kata Arofatul, Rabu (5/2/2020), dilansir dari Kompas.com.

Tidak hanya di Wuhan, Arofatul juga khawatir virus corona juga menyebar di tempat tinggalnya, yakni di lingkungan Jinan University.

Daftar Pemain Liga 1 2020 yang Hijrah ke Klub Rival: Ada Makan Konate hingga Otavio Dutra

Baru 2 Hari Bebas, Nikita Mirzani Langsung Beraksi & Bongkar Rekaman Suara Mantan Suami

Arofatul kuliah di China setelah lulus dari MA Unggulan Nuris pada 2018 lalu, saat ini dia sudah memasuki semester IV.

“Sekarang masih dalam waktu liburan, rencananya tidak mau pulang kampung,” tutur warga Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari tersebut.

Awalnya, menurut Arofatul, virus corona itu dianggap biasa oleh para mahasiswa, termasuk dirinya sendiri. Dia mengira tak butuh waktu lama agar virus tersebut hilang.

Namun, seiring waktu, ternyata virus yang gejalanya mirip flu itu tidak bisa diremehkan.

Arofatul Uqufah, mahasiswa yang kuliah di China berhasil pulang ke Jember.
Arofatul Uqufah, mahasiswa yang kuliah di China berhasil pulang ke Jember. (KOMPAS.com/istimewa)

Virus corona justru semakin merebak dan meluas hingga ke berbagai daerah di China.

“Saya baca info tadi malam sudah ada 224 di yang tertular virus,” kata Arofatul.

Menurut CDC, penularan virus corona baru (2019-nCoV) antarmanusia paling sering terjadi di antara kontak dekat (sekitar 1,8 meter).

Penularan antarmanusia diperkirakan terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.

Saat ini masih belum jelas apakah seseorang bisa terkena virus corona (2019-nCoV) dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.

Beberapa Variasi

Penting untuk dicatat bahwa seberapa mudah virus menyebar dari orang ke orang dapat bervariasi.

Beberapa virus (seperti campak) bisa sangat menular, sementara virus lainnya kurang begitu.

Masih banyak yang harus dipelajari tentang penularan, keparahan, dan ciri-ciri lainnya yang terkait dengan virus corona baru (2019-nCoV) dan saat ini penelitian-penelitian masih sedang berlangsung.

Arofatul bercerita, dirinya sempat kesulitan mencari makanan di supermarket. Akibat virus corona yang memuat aktivitas manusia berkurang, sayur yang dijual di pasar semakin langka.

“Kalau daging tetap banyak, tapi virusnya kan menular dari daging,” kata dia.

Kemudian, pada malam tahun baru China atau Imlek, ancaman virus corona tersebut semakin nyata.

Para mahasiswa yang kuliah di China mulai ketakutan dan khawatir tertular. Bahkan, mereka sudah tidak bisa bebas keluar asrama kampus.

“Kami tidak keluar asrama, supermarket banyak yang tutup,” kata dia.

Akhirnya, Arofatul bersama enam temannya memutuskan untuk pulang menggunakan uang pribadi.

Arofatul masih belum bisa memastikan kapan akan kembali ke China, pihak kampus akan memberikan informasi lebih lanjut terkait keamanan kampus pada 24 Februari 2020.(*)

Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id dengan Judul "Mahasiswa Unair Temukan Cara Deteksi Virus Corona: Akurasi Pendeteksinya Hampir 100%"

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved