Ahok
'Kelakuan' Ahok di Pertamina Disorot Anak Buah Prabowo, Padahal Baru 2 Bulan Jadi Bos, Seperti Apa?
'Kelakuan' Ahok di Pertamina disorot anak buah Prabowo Subianto, padahal baru 2 bulan jadi bos, seperti apa?
TRIBUN-TIMUR.COM - 'Kelakuan' Ahok di Pertamina disorot anak buah Prabowo Subianto, padahal baru 2 bulan jadi bos, seperti apa?
Komisi VI (bidang industri, investasi, dan persaingan usaha) DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Perusahaan Gas Nasional Tbk.
RDP digelar dengan pembahasan berbagai agenda, salah satunya adalah perkenalan anggota DPR Komisi VI dengan BUMN yang bergerak di bidang migas.
Pada saat pembahasan dilakukan, anggota DPR Komisi VI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade sempat menyinggung Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
Andre Rosiade sekaligus anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra menyinggung Ahok yang tidak hadir pada RDP kali ini.

Menurutnya, sejak ditunjuk menjadi komisaris utama pada akhir tahun lalu, Ahok kerap kali muncul, bahkan lebih sering ketimbang Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Agak menarik, saya kira ada Pak Ahok tadi, karena yang tampil biasanya Pak Ahok, mungkin ada komisaris rasa Dirut," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Pada kesempatan ini juga, Andre Rosiade mengingatkan kepada Budi Gunadi Sadikin agar persepsi ini tidak semakin merebak di masyarakat.

Ia ingin ke depannya Direktur Utama Pertamina, dalam hal ini Nicke Widyawati, tetap menjadi figur utama perusahaan.
"Pak Wamen ini jangan sampai ada komisaris rasa dirut supaya dirut perannya tetap tampil sebagai juru bicara," kata dia.
Selain itu, Andre Rosiade ingin persepsi komsirasis rasa direktur utama ini cepat diredam.
"Jangan terlalu majulah, jangan sampai orang bicara ada komisaris rasa Dirut," ucapnya.
Pegang 2 Jabatan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kini memegang 2 jabatan di Pertamina.
Sejak tanggal 25November 2019 lalu, Ahok diangkat menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Saat ini, suami Puput Nastiti Devi itu kembali ditunjuk menjadi komisaris independen di perusahaan migas "pelat merah" tersebut.
“Jadi Pak Basuki Tjahaja Purnama jabatannya Komut/komisaris independen,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Fajriyah Usman menjelaskan, dalam peraturan Menteri BUMN dijelaskan bahwa dalam suatu perusahaan pelat merah harus memiliki komisaris independen dengan komposisi sebanyak 20 persen.
Saat ini, lanjut Fajriyah Usman, di tubuh Pertamina hanya ada 1 orang yang mengisi posisi komisaris independen.
Atas dasar itu, Ahok diangkat juga menjadi komisaris independen.
“Which is Pertamina sekarang sudah punya Alexander Lay komisaris independen. Sekarang ditambah satu lagi, Pak Basuki Tjahaja Purnama sebagai komisaris independen juga. Sudah mencukupi sesuai dengan peraturan,” kata Fajriyah Usman.
Selain pengangkatan Ahok atau eks suami Veronica Tan, Pertamina juga mencopot posisi Suhasil Nazara sebagai komisaris.
Suhasil sendiri saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan.
Sebagai penggantinya, Kementerian BUMN mengangkat Isa Rachmatawarta. Dia merupakan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Berikut susunan Dewan Komisaris Pertamina pada saat ini sebagaimana dikutip dari laman pertamina.com:
Komisaris Utama: Basuki Tjahaja Purnama
Wakil Komisaris Utama: Budi Gunadi Sadikin
Komisaris: Ego Syahrial
Komisaris: Isa Rachmatarwata
Komisaris: Alexander Lay
Yakin Bisa Bawa Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia
Menjabat sebagai komisaris utama, Ahok meyakini bisa membawa Pertamina menjadi perusahaan minyak kelas dunia.
"Saya yakin dengan kekompakan serta kerja sama, serta ridho Tuhan bisa membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. Selamat ulang tahun Pertamina,” tulis Ahok melalui akun Twitter pribadinya, @basuki_btp.
Ahok menjelaskan, ke depannya tantangan Pertamina semakin besar.
Kendati begitu, dengan kekompakan bisa membawa perseroannya berbicara banyak di dunia internasional.
“Tapi tantangan ini adalah peluang & menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama dengan baik,” kata Ahok.
Sebelumnya, pemerintah akhirnya menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Tanri Abeng.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengharapkan Ahok di Pertamina dapat melakukan pengawasan lebih baik agar rantai bisnis dari hulu hingga hilir efisien sehingga turut berkontribusi menekan defisit minyak dan gas.
"Yang menjadi perhatian pemerintah adalah menekan defisit migas secara gradual. Itu harus menjadi perhatian bagi Ahok. Maka itu, harus diperhatikan sisi hulu dan hilir," ujar peneliti Indef Abra PG Talattov seperti dikutip dari Antara, Minggu (24/11/2019).
Abra menyebutkan, tugas komisaris memang bukan di operasional perusahaan, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.
Namun, setidaknya Ahok diharapkan dapat memberikan arahan agar program pemerintah tercapai.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, penunjukan Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) merupakan langkah yang tepat.
Sebab, menurut dia, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang banyak mengalami masalah.
“Pak Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina karena Pertamina sumber kekacauan paling banyak itu. Biar saja di situ," ujar Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, sejumlah pihak menolak Ahok karena mereka takut.
Sebab, Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas jika melihat ada kecurangan.(*)