Klitih
Jadi Trending Twitter dan Google Trends, Apa Sih Itu Klitih?
Klitih berasal dari Bahasa Jawa yang berarti suatu aktivitas mencari angin di luar rumah atau keluyuran.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Dimulai dari keributan satu remaja berbeda sekolah dengan remaja yang lain kemudian berlanjut dengan melibatkan komunitas masing-masing.
Aksi saling membalas terus terjadi dan sengaja dipelihara turun temurun (menjadi tradisi).
Permasalahannya, motif klitih amat beragam dan yang mengerikan, korban mereka bisa jadi amat acak.
Permusuhan antar geng hanyalah salah satunya.
Awal Mula Kasus Klitih
Pada awalnya, klitih hanyalah berupa kegiatan perundungan antar geng sekolah yang terjadi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Namun, semakin lama, klitih berkembang menjadi kegiatan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok geng (premanisme) yang targetnya berkembang dari geng musuh menjadi masyarakat awam.
Yang paling umum, klitih dilakukan di tempat sepi dan terjadi pada malam hari.
Kasus klitih pada dasarnya merupakan fenomena anak muda di Yogyakarta yang ingin mencari jati diri atau pengakuan terutama dari lingkungan persahabatan mereka.
Untuk membuktikan itu, terkadang mereka membutuhkan barang bukti berupa barang milik geng pesaing atau setidaknya melakukan perundungan terhadap geng pesaing.
Faktor Politik
Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah yang merupakan basis persaingan politik yang penting di Indonesia, terutama oleh aliran politik nasionalis dan agamis.
Budaya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta sudah ada sejak era 1980-an dan 1990-an. Kekerasan yang dilakukan pelajar pada masa itu dilakukan oleh dua geng besar yang legendaris yaitu QZRUH dan JOXZIN.
QZRUH sendiri merupakan kepanjangan dari "Q-ta Zuka Ribut Untuk Tawuran (atau Hiburan) ".
QZRUH sendiri memiliki daerah kekuasaan di Kota Yogyakarta bagian utara terutama di kawasan Terban dan sekitar Jalan Magelang.