Kilas Tokyo
Gaya Orang Jepang Saat Meeting, Bandingkan Style Kita
Ditulis Muh. Zulkifli Mochtar. Doktor alumni Jepang asal Makassar. Kini bermukim di Tokyo.
Jadi tidak blank error sendiri. Jika pertanyaan muncul, segera terjawab oleh dokumen valid.
Tidak heran jika ada rapat penting, tas mereka terlihat penuh dan berat oleh dokumen.
Meski ada yang ditugaskan merangkum Minute of Meeting, semuanya berusaha memahami isi rapat.
Meskipun bukan decision maker. Jika ada interview atau rapat bisnis dengan mereka, sebaiknya siapkan ‘amunisi’ anda dengan cermat dan tidak mencoba rapat dengan meja kosong atau bermodal kertas A4 dilipat dua saja.
Untuk filing dan dokumentasi, mereka jawara dan luar biasa detail. Segala sesuatu akan dibukukan secara maksimal hingga hal kecil pun.
Di restoran tua kecil di Osaka tempat part timer semasa mahasiswa pun, saya menemukan sistem pencatatan detail ala standarisasi ISO, berurutan tentang resep dan kandungan bahan perhari.
Jadi sangat mudah melakukan treasibility jika ada kesalahan.
Saya berusaha tidak‘over-rated’ menilai Jepang, tapi jikalama berinteraksi di komunitas mereka, perbedaanatmosfer ini bisa terasa.
Tapi kemudian saya terpikir lagi, ini bukan hanya budaya Jepang saja. Ini bentuk profesionalisme kerja.
Penting untuk mempersiapkan dan mencatathasil rapat secara serius, agar jadi pegangan arah aksi dan tindak lanjut kedepan.
Agar yang dibicarakan tidak terbang menguap begitu saja. Juga agar peserta lebih bertanggung jawab terhadap posisi dan perannya.
Ini bukan efek DNA atau ras seseorang, tapi soal tanggung jawab, kebiasaan dan sense of belonging saja. (*)
Catatan: Tulisan inii telah terbit di koran Tribun Timur edisi Sabtu, 1 Februari 2020 dengan judul Memahami Arti Meeting