Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Garuda Indonesia

Profil Singkat 5 Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Ada Nama Triawan Munaf dan Yenny Wahid

Triawan Munaf resmi didapuk menjadi Komisaris Utama Garuda Indonesia. Selain Triawan Munaf, ada beberapa nama baru di jajaran komisaris

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana

3. Yenny Wahid

Yenny Wahid

Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid baru saja didapuk sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia.

Perempuan yang lahir di Jombang 29 Oktober 1974 itu, pernah menempuh pendidikannya di SMA Negeri 28 jakarta pada 1992 .

Setelah itu, Yenny melanjutkan pendidikannya ke Universitas Trisakti untuk menekuni studi Komunikasi Visual.

Dikutip dari Wikipedia, sebelum menekuni studi Komunikasi Visual di Universitas Trisakti, Yenny sempat menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia.

Yenny memutuskan meninggalkan studi psikologinya atas saran sang ayah.

Selanjutnya, Yenny pun melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Boston.

Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas Trisakti, Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan.

Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya. 

Ia juga sempat menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.

Meskipun banyak reporter yang keluar dari Timor Timur pada waktu itu, Yenny tetap bertahan menjalankan tugasnya.

Namun, Yenny juga sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi.

Tak berselang lama, hanya dalam waktu seminggu, Yenny kembali bekerja.

Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum bahkan mendapatkan anugrah Walkley Award.

Selain itu, Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998.

Pada saat itu, Yenny ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.

Belum terlalu lama menekuni pekerjaannya tersebut, ia akhirnya berhenti karena ayahnya, Gus Dur, terpilih menjadi Presiden RI ke-4.

Sejak ayahnya menjabat sebagai Presiden RI ke-4, kemanapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya.

Yenny menjabat posisi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Kemudian, setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny akhirnya memperoleh gelar Master's in Public Administration dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.

Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, ia menjadi Direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri.

Semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny diketahui sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa.

Tak Bisa Melupakan Peristiwa Saat Ditodong Senjata

Dilansir dari Kompas.com, Yenny mengaku tidak bisa melupakan ingatan peristiwa 20 tahun silam ketika dirinya ditodong senjata.

Pasalnya, saat itu ia sedang seorang diri.

"Memang pada waktu itu karena Gus Dur stroke, saya mengawal beliau ke mana-mana," kata Yenny.

"Tetapi, saya juga punya pekerjaan pada waktu itu sebagai wartawan," sambungnya seperti yang diberitakan Kompas.com, Senin (21/5/2018).

Pada periode 1997-1999, Yenny merupakan koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age.

Tugasnya itu membuat dia harus melalukan reportase peristiwa kerusuhan jelang Reformasi.

Akibatnya, ia juga harus terkena gas air mata petugas keamanan untuk membubarkan kerumunan massa.

Bahkan, Yenny juga punya pengalaman tak enak lainnya, yakni ditodong senjata oleh petugas keamanan.

"Waktu itu ada sekelompok pasukan untuk mensterilkan di ring road Trisaksi. Setelah itu ada penembakan-penembakan yang terjadi. Saya pas di situ," kata Yenny.

"Tempat itu harus disterilkan jadi waktu itu saya diacungi senjata laras panjang di kepala saya. Siapa yang mengacungi senjata, itulah bagian dari proses reformasi," ujarnya.

Adapun yang dimaksud Yenny telah menjalani proses reformasi adalah Angkatan Bersenjata RI atau ABRI.

Halaman
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved