Tribun Luwu Utara
Wawancara Eksklusif Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Bahas Infrastruktur Wilayah Terpencil
Tahun 2020 merupakan tahun ke empat Indah Putri Indriani dan Muhammad Thahar Rum memimpin Kabupaten Luwu Utara.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Tahun 2020 merupakan tahun ke empat Indah Putri Indriani dan Muhammad Thahar Rum memimpin Kabupaten Luwu Utara.
Dibawah kepemimpinan mereka, daerah bependuduk 363 ribu jiwa telah mengalami banyak kemajuan.
Terutama di bidang infrastruktur wilayah terpencil yang selama ini banyak menuai sorotan.
Seperti infrastruktur menuju tiga kecamatan yang selama ini terpencil, Rongkong, Seko, dan Rampi.
Ditangan pemerintah saat ini sektor pertanian ikut mendapat apresiasi dari Kemeterian.
Jurnalis Tribun Timur mewawancarai Indah Putri Indriani di ruang kerjanya Kantor Bupati Luwu Utara, Jl Simpurusiang, Nomor 27, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Selasa (14/1/2020) terkait rencana tahun ini dan hal-hal yang telah dicapai itu.
1. Apa saja yang Anda akan lakukan pada 2020 ini dalam kapasitas sebagai Bupati Luwu Utara?
Tahun 2020 merupakan tahun ke empat kami sejak dilantik 17 Februari 2016. Seperti biasanya tahun keempat menjadi tahun implementasi dari pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalan RPJMD.
Oleh karena itu, ada beberapa target utama kami, terutama terkait dengan program prioritas termasuk di dalam mendukung program prioritas pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Salah satunya adalah percepatan penyelesaian Bendung Baliase, terutama jaringan yang melintasi empat kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Utara dan penuntasan pembangunan ruas Sabbang-Talangsae ke ibu kota Kecamatan Seko di Desa Padang Balua.
2. Bagaimana perkembangan pengerjaan jalan di Seko dan Rongkong saat ini?
Dalam dua tahun terakhir pembangunan ke Kecamatan Seko khususnya, ini berjalan dengan cukup masif, ini atas kerjasama dan kolaborasi yang manis antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Mengigat ruas Sabbang-Talangsae-Kalumpang dan ke Sigi menghubungan tiga provinsi yang ada di Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Itu menjadikan Kecamatan Rongkong dan Seko khususnya, menjadi lokasi yang sangat strategis. Tidak salah kemudian jika Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan Seko sebagai salah satu pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan.
Hal-hal yang telah dilakukan khususnya di dalam peningkatan infrastruktur antaralain melalui Balai Jalan Wilayah XIII Provinsi Sulawesi Selatan, alhamdulillah telah dilakukan peningkatan kualitas jalan berupa aspal sampai dengan Desa Komba, Kecamatan Rongkong.
Melalui APBD I telah dilakukan pemadatan jalan sampai dengan fungsional, paling tidak atau dengan kata lain sudah sampai pada status gravel road, jalan yang berkerikil dan siap untuk ditingkatkan lebih lanjut sampai pada ruas Kakea.
Dan pemerintah daerah melalui dana hibah bantuan keuangan juga telah melakukan pembangunan gravel road sampai di ibu kota Kecamatan Seko.
Sedangkan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terkait dengan ruas jalan yang menghubungnan tiga provinsi ini melalui APBD, selama tiga tahun berturut-turut kami telah mengalokasikan anggaran untuk pembukaan jalan yang menuju pada ruas Mabusa, Malimongan, Kalumpang batas Sulawesi Barat.
Begitu juga melalui APBD Kabupaten Luwu Utara kami juga telah mengalokasikan anggaran selama tiga tahun untuk membuka ruas jalan dari ibu kota Seko, Eno (Padang Balua) yaitu dari ruas Eno Parahaleang ke Sigi atau Kalamanta.
3. Bagaimana pula perkembangan Rampi yang katanya masih terisolir. Kami dengar sedang dibangun jalannya. Bagaimana progres pengerjaannya?
Terkait dengan pembangunan akses infrastruktur Masamba-Rampi sesungguhnya telah dimulai jauh hari. Ini dimulai dengan kerjasama dengan TNI Angkatan Darat melalui kegiatan zipur untuk membuka akses dari Masamba ke Saluseba (Pincara) dan lanjut kemudian ke Rampi.
Itu ditindaklanjuti juga dalam masa pemerintahan kami. Alhamdulillah tiga tahun berturut-turut juga kami telah mengalokasikan untuk membuka akses sehingga harapan kita roda empat pada akhirnya nanti akan bisa melalui ruas Masamba-Onondowa.
Meskipun sampai hari ini kami punya tantangan tersendiri terkait dengan tantangan labilnya kondisi jalan menuju Onondowa, Rampi.
Tapi paling tidak sampai hari ini masyarakat kami terutama pengguna jalan yang menggunakan roda dua menjadi lebih lancar, lebih cepat, dan lebih nyaman dalam melakukan perjalanan dari Masamba ke Rampi.
Bahkan secara khusus kami juga telah berupaya membuka akses yang menghubungkan antar desa di Kecamatan Rampi.
Alhamdulillah, sudah terbuka antara ruas Leboni yang menghubungkan Leboni, Sulaku, Onondowa dan Dedolo dan target kita tahun 2020 ini sudah bisa sampai di Desa Tedeboe yang merupakan desa terakhir yang menghubungkan antara Kecamatan Rampi dengan Kecamatan Seko.
Untuk mengatasi sulitnya akses akibat kondisi topografi yang labil dari Masamba ke Onondowa, alternatifnya adalah menghubungkan antar Seko dengan Rampi dan itu menjadi target Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara tahun 2020 bekerjasan dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan TNI Angkatan Darat. Melalui program karya bakti dan akan dilaksanakan tahun ini lebih khusus, dalam rangka membuka akses dari ruas Pintalong Desa Taloto, Seko menuju Desa Tedeboe, Rampi.
4. Kami dengar Luwu Utara adalah salah satu daerah di Sulsel yang alami surplus beras?
Untuk tanaman pangan dalam hal ini beras selama delapan tahun berturut-turut, Kabupaten Luwu Utara mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pertanian sebagai daerah dengan produksi beras di atas lima ton per hektare.
Tentu ini menjadi prestasi tersendiri, tapi yang paling penting adalah bagaimana memastikan bahwa nilai lebihnya dapat dinikmati oleh petani yang ada di Luwu Utara.
Untuk itu kami telah berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dan Bulog untuk mendirikan atau membangun pabrik beras yang ada di Kabupaten Luwu Utara, dan Insya Allah tahun 2020 kita akan wujudkan bersama.
Sehingga harapannya adalah beras ini kemudian betul-betul dapat dirasakan nilai lebihnya oleh masyarakat kita berupa meningkatnya nilai tukar petani di Kabupaten Luwu Utara.
5. Bagaimana kembalikan kejayaan kakao di Luwu Utara?
Kabupaten Luwu Utara dikenal sebagai kabupaten dengan luas tanam kakao terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi ikon. Bagaimana kita lihat kalau memasuki ibu kota Masamba ada tugu kakao. Ini juga menjadi konsep pemerintah daerah dan telah ditetapkan dalam RPJMD untuk menjadi target kita mengembalikan kejayaan kakao di Luwu Utara dan mudah-mudahan juga di Sulawesi Selatan.
Ini juga disuport oleh pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah yang telah mengalokasikan anggaran untuk melakukan peremajaan tanaman kakao yang sudah mau diremajakan, sehingga lebih produktif.
Disamping itu juga, inovasi yang dilakukan petani kita terus kita dorong, karena perlu diketahui bahwa dari Kabupaten Luwu Utara ini Kementerian Pertanian telah menerbitkan dua klon varietas unggul kakao yaitu Klon MCC 01 dan MCC 02.
6. Bagaimana kondisi sawit di Luwu Utara saat ini?
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu Utara di 8,4 pada tahun 2018 salah-satunya disumbang dari sektor perkebunan yaitu perkebunan kakao dan kelap sawit. Khusus kelapa sawit ada kebijakan pemerintah untuk kegiatan replenting dan ini ada sekitar 18 ribu hektare yang mendapatkan program ini.
Seiring itu juga minat investasi untuk berinvestasi cukup tinggi, tahun lalu kami telah meresmikan satu pabrik kelapa sawit di Luwu Utara dan Insya Allah tahun ini kita resmikan pengoperasionalan satu lagi pabrik kelapa sawit di Kabupaten Luwu Utara.
Kalau banyak investasi, maka itu berarti masyarakat kita akan menikmati hasil yang jauh lebih baik. Khususnya petani sawit akan mendapatkan harga yang semakin baik. Berharap sektor ini semakin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu Utara.
7. Bagaimana rencana perkembangan wisata. Terutama Rongkong?
Hal lain yang menjadi fokus pemerintah adalah pengembangan sektor pariwisata dengan mengkaitkan kearifan lokal. Hal ini dikarenakan begitu besarnya potensi yang ada di Kabupaten Luwu Utara.
Kalau di masa lampau masalah akses menjadi salah satu tantang besar dalam mengembangan sektor pariwisata, akhir-akhir ini komitmen pemerintah yang kuat, dengan tiga bandara dengan trayek yang tiap hari bisa ditempuh dengan transportasi udara, akses jalan yang juga semakin membaik, maka kami yakin kalau sektor ini disentuh dengan baik, dengan terencana, dengan rapi maka akan berkontribisi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Komitmen pemerintah dikuatkan dengan menerbitkan Perda Nomor 4 Tahun 2019 terkait dengan Rencan Induk Kepariwisataan Daerah Kabupaten Luwu Utara serta Perda Nomor 5 Tahun 2019 tentang Desa Wisata.
Kami mendorong untuk sebanyak-banyaknya desa kemudian manjadi desa wisata. Salah satunya bekerjasama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui program pilot inkubasi pengembangan ekonomi lokal di Desa Baloli tahun ini.
Juga beberapa desa termasuk Rinding Allo (Rongkong), desa ini mempunyai begitu besar potensi pariwisata ekowisata untuk dikembangkan. Salah satunya adalah dusun tenun di Sulurante yang sangat potensial untuk kita kembangkan.
Saya berharap seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mengembagkan ini. Terlebih dengan hadirnya Tourism Information Centre (TIC) yang baru saja kita resmikan sehingga masyatakat bisa mendapatkan informasi terkait potensi pariwisata termasuk yang ada di wilayah pegunungan.
8. Kami mendengar jumlah kasus pernikahan anak di Luwu Utara masih tergolong tinggi. Bagaimana ibu bupati melihat hal ini dan apa langkah solusinya?
Laporan pemerintah desa, kecamatan yang diaminkan oleh Pengadilan Agama kami dapatkan laporan tahun 2019 terjadi cukup tinggi kasus pernikahan usia anak.
Ternyata setelah kami telusuri hampir 50 persen lebih itu disebabkan karena terjadi kecelakaan sebelumnya. Baik itu sesama anak maupun terhadap anak, dan kami berembuk dan akhirnya memutuskan bahwa persoalan sosialisasi terhadap masyarakat menjadi perlu untuk digalakkan.
Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun ini kami
akan lakukan sosialisasi secara masif, juga di desa dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Kemudian karena faktor kultur, karena masih adanya anggapan orangtua bahwa anak kalau putri kalau sudah akil balik maka harus segera dinikahkan, ada juga karena lingkungan dsb.
Nah oleh karena itu pemerintah akan memasifkan sosialisasi khsusunya UU Nomor 16 Tahun 2019 terkait dengan usia minimal anak yang mendapatkan dispensasi nikah yaitu minimal usia 19 tahun baik untuk laki-laki dan perempuan.
Apalagi setelah UU ini diberlakukan angka permintaan dispensasi nikah cukup tinggi. Misalnya pada bulan November sebanyak 27 permintaan dispensasi.
Setelah ditanya ternyata mereka tidak paham dan meraka masih beranggapan bahwa UU Nomor 1 tahun 1974 masih berlaku. Padahal sudah ada UU yang menaikkan usia minimal anak yang bisa dinikahkan yaitu dari 16 tahun ke 19 tahun.
Tentu kita berharap kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan karene anakan ini bukan hanya jadi anak biologis dari bapak dan ibunya, tapi menjadi anak bangsa anak kita semua. Oleh karena itu tanggunjawab dari masa depannya merupakan tanggungjawab kita semua, menjadi tanggungjawab bersama.
9. Beberapa bulan terakhir, kerap mencuat kabar pemerkosaan anak di Luwu Utara. Bagaimana menurut ibu bupati mengetahui kabar ini? Bagaimana ibu bupati melihat hal ini dan apa langkah solusinya?
Terkait dengan adanya beberapa kasus pemerkosaan terhadap anak, ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara.
Kemarin kami melakukan rapat dengan semua pemangku kepentingan termasuk Kemeterian Agama, Pengadilan Agama seluruh camat serta perangkat daerah terkait lainnya, untuk betul-betul mencari solusi atas permaslahan terkait dengam semakin tingginya angka pemerkosaan terhadap anak.
Dan ternyata yang pertama paling penting memang adalah memastikan masyarakat kita memahami bahwa sudah ada regulasi terkait dengan perlindungan anak.
Mereka tidak harus malu untuk kemudian menyampaikan kalau ada hal-hal yang misalnya berbeda terhadap anakanya. Karena boleh jadi ada sesuatu yang terjadi tapi si anak tidak kemudian berani menyamapikan.
Oleh karena itu, kami mondorong upaya pencegahan bagaimana kepala desa, lurah aktif untuk melibatkan masyatakat. Yang paling penting melibatkan keluarga supaya bisa menjadi benteng utama untuk menghindari terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.
10. Pesan-pesan Anda terhadap kalangan milenial?
Era globalisasi telah berlalu, era digitalisasi telah berada di tengah-tengah kita. Era digitalisasi ini sangat erat kaitannya dengan adik-adik milenial. Oleh karena itu saya mengajak ayo kita kuasai teknologi dan bahasanya, karena ini menjadi bekal kita untuk bersaing di era digitalisasi.
Saya berharap kepada kita semua yang setiap hari tidak bisa lepas dari perangkat digital seperti handphone android, ayo kita kuasai dia dan kita jadikan, kita pastikan bahwa aktivitas digital itu harus menjadi aktivitas yang produktif.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow Instagram Tribun Timur
Subscribe akun Youtube Tribun Timur
(*)