Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Luwu Utara

Wawancara Eksklusif Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Bahas Infrastruktur Wilayah Terpencil

Tahun 2020 merupakan tahun ke empat Indah Putri Indriani dan Muhammad Thahar Rum memimpin Kabupaten Luwu Utara.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/CHALIK MAWARDI
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani. 

Juga beberapa desa termasuk Rinding Allo (Rongkong), desa ini mempunyai begitu besar potensi pariwisata ekowisata untuk dikembangkan. Salah satunya adalah dusun tenun di Sulurante yang sangat potensial untuk kita kembangkan.

Saya berharap seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mengembagkan ini. Terlebih dengan hadirnya Tourism Information Centre (TIC) yang baru saja kita resmikan sehingga masyatakat bisa mendapatkan informasi terkait potensi pariwisata termasuk yang ada di wilayah pegunungan.

8. Kami mendengar jumlah kasus pernikahan anak di Luwu Utara masih tergolong tinggi. Bagaimana ibu bupati melihat hal ini dan apa langkah solusinya?

Laporan pemerintah desa, kecamatan yang diaminkan oleh Pengadilan Agama kami dapatkan laporan tahun 2019 terjadi cukup tinggi kasus pernikahan usia anak.

Ternyata setelah kami telusuri hampir 50 persen lebih itu disebabkan karena terjadi kecelakaan sebelumnya. Baik itu sesama anak maupun terhadap anak, dan kami berembuk dan akhirnya memutuskan bahwa persoalan sosialisasi terhadap masyarakat menjadi perlu untuk digalakkan.

Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun ini kami
akan lakukan sosialisasi secara masif, juga di desa dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Kemudian karena faktor kultur, karena masih adanya anggapan orangtua bahwa anak kalau putri kalau sudah akil balik maka harus segera dinikahkan, ada juga karena lingkungan dsb.

Nah oleh karena itu pemerintah akan memasifkan sosialisasi khsusunya UU Nomor 16 Tahun 2019 terkait dengan usia minimal anak yang mendapatkan dispensasi nikah yaitu minimal usia 19 tahun baik untuk laki-laki dan perempuan.

Apalagi setelah UU ini diberlakukan angka permintaan dispensasi nikah cukup tinggi. Misalnya pada bulan November sebanyak 27 permintaan dispensasi.

Setelah ditanya ternyata mereka tidak paham dan meraka masih beranggapan bahwa UU Nomor 1 tahun 1974 masih berlaku. Padahal sudah ada UU yang menaikkan usia minimal anak yang bisa dinikahkan yaitu dari 16 tahun ke 19 tahun.

Tentu kita berharap kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan karene anakan ini bukan hanya jadi anak biologis dari bapak dan ibunya, tapi menjadi anak bangsa anak kita semua. Oleh karena itu tanggunjawab dari masa depannya merupakan tanggungjawab kita semua, menjadi tanggungjawab bersama.

9. Beberapa bulan terakhir, kerap mencuat kabar pemerkosaan anak di Luwu Utara. Bagaimana menurut ibu bupati mengetahui kabar ini? Bagaimana ibu bupati melihat hal ini dan apa langkah solusinya?

Terkait dengan adanya beberapa kasus pemerkosaan terhadap anak, ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara.

Kemarin kami melakukan rapat dengan semua pemangku kepentingan termasuk Kemeterian Agama, Pengadilan Agama seluruh camat serta perangkat daerah terkait lainnya, untuk betul-betul mencari solusi atas permaslahan terkait dengam semakin tingginya angka pemerkosaan terhadap anak.

Dan ternyata yang pertama paling penting memang adalah memastikan masyarakat kita memahami bahwa sudah ada regulasi terkait dengan perlindungan anak.

Mereka tidak harus malu untuk kemudian menyampaikan kalau ada hal-hal yang misalnya berbeda terhadap anakanya. Karena boleh jadi ada sesuatu yang terjadi tapi si anak tidak kemudian berani menyamapikan.

Oleh karena itu, kami mondorong upaya pencegahan bagaimana kepala desa, lurah aktif untuk melibatkan masyatakat. Yang paling penting melibatkan keluarga supaya bisa menjadi benteng utama untuk menghindari terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.

10. Pesan-pesan Anda terhadap kalangan milenial?

Era globalisasi telah berlalu, era digitalisasi telah berada di tengah-tengah kita. Era digitalisasi ini sangat erat kaitannya dengan adik-adik milenial. Oleh karena itu saya mengajak ayo kita kuasai teknologi dan bahasanya, karena ini menjadi bekal kita untuk bersaing di era digitalisasi.

Saya berharap kepada kita semua yang setiap hari tidak bisa lepas dari perangkat digital seperti handphone android, ayo kita kuasai dia dan kita jadikan, kita pastikan bahwa aktivitas digital itu harus menjadi aktivitas yang produktif.

Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow Instagram Tribun Timur

Subscribe akun Youtube Tribun Timur

(*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved