BPS Sulsel
Beras dan Rokok Kretek Punya Andil Besar Terhadap Garis Kemiskinan di Sulsel
Pada September 2019, sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 75,19 persen, meningkat dari periode sama di 2018 sebesar 74,95 persen.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Makanan masih menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan di Sulawesi Selatan (Susel).
Pada September 2019, sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 75,19 persen, meningkat dari periode sama di 2018 sebesar 74,95 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Ruadiansyah menjelaskan komoditas makanan yang mempengaruhi garis kemiskinn, baik di kota maupun di pedesaan hampir sama.
Komoditas tersebut yakni beras, rokok kretek filter, bandeng, telur ayam ras, gula pasir, kue basah, dan lainnya.
"Komoditas-komoditas ini yang memiliki pengaruh besar terhadap garis kemikinan, jadi harganya harus tetap dikontrol agar stabil, naik sedikit saja akan mempengaruhi masyarakat miskin," kata Yos dalam pres rilis di kantor BPS Sulsel, Jl Haji Bau, Makassar, Rabu (15/1/2020).,
Dikatakan Yos, beras dan rokok kretek filter menjadi komoditas terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan di Sulsel.
Pada September 2019, sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan sebesar 20,70
persen di perkotaan dan 28,94 persen di perdesaan.
"Selain beras, barang-barang kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap garis kemiskinan di antaranya
adalah rokok kretek filter sebesar 8,13 persen di perkotan dan 10,99 persen di perdesaan," jelas Yos.
Lanjit Yos, untuk komoditi bukan makanan yang paling penting bagi penduduk miskin adalah pengeluaran perumahan.
Pada September 2019, sumbangan pengeluaran perumahan terhadap garis kemiskinan sebesar 8,02 persen di perkotaan dan 6,39 persen di perdesaan.
"Perumahan di kota lebih tinggi karena kan kebutihan perumahan di kota sangat besar," ucap Yos.
Selain perumahan, barang-barang kebutuhan non makanan lain yang berpengaruh cukup besar terhadap garis kemiskinan antara lain bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Lanjut Yos, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
"Selama September 2018-September 2019, garis kemiskinan mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 315.738 per kapita per bulan menjadi Rp 341.555 per kapita per bulan atau naik 8,18 persen," pungkasnya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Makassar:
(*)