Belajar Peribahasa Bugis 'Sadda Mappabati’ Ada, Ada Mappabati’ Gau’, Gau’ Mappabati’ Tau'
Pamong Budaya Sulawesi Selatan (Sulsel), Faisal berkunjung ke Redaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih nomor 430, Kota Makassar, Rabu (15/1/2020) siang.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Suku Bugis adalah suku yang mendiami sebagian besar wilayah di Sulawesi Selatan.
Suku Bugis juga memiliki kebudayan yang unik, mulai dari bahasa, tradisi, hingga perihal kesusastraan.
Suku Bugis juga meninggalkan warisan kesusastraan dalam bentuk peribahasa.
Di antaranya pribahasa bugis yang sering digunakan, yakni Sadda mappabati’ ada, ada mappabati’ gau’, gau’ mappabati’ tau.
Hal tersebut disampaikan Pamong Budaya Sulawesi Selatan (Sulsel), Faisal saat berkunjung ke Redaksi Tribun Timur, Jl Cendrawasih nomor 430, Kota Makassar, Rabu (15/1/2020) siang.
Menurut Faisal pribahasa tersebut mengartikan bunyi mewujudkan kata, kata (ucapan) menandakan perbuatan, perbuatan menunjukkan manusia.
"Manusia dan binatang sama-sama ciptaan Tuhan. Sebagian binatang memiliki bunyi (suara) dan perbuatan, tetapi beda dengan suara dan perbuatan manusia," katanya.
Lebih lanjut, ia mangatakan perbuatan manusia memiliki makna, karena ditata sesuai nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
"Perbuatan yang tidak bermakna dikategorikan sebagai perbuatan binatang. Oleh karena itu, manusia harus senantiasa menjaga ucapannya, sikap dan perbuatannya agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," katanya.
Diketahui, ucapan yang baik tentu sesuai kaidah yang berlaku, seperti intonasi suara yang halus dan pilihan kata yang tepat, tidak kasar dan jorok.
Sedangkan sikap dan perbuatan yang baik sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat, seperti disiplin, jujur, sopan dan sebaginya.
"Selanjutnya, yang terpenting adalah segala sesuatu yang diucapkan (dijanjikan) harus diwujudkan secara nyata dalam perbuatan. Kedudukan dan peranan setiap orang lebih ditentukan oleh perbuatanya daripada nama orang yang bersangkutan," tambahnya.
Dengan kata lain, ucapan, sikap dan perbuatan seseorang akan menentukan derajat nilai orang itu dalam masyarakat.
Faisal menyebut penentuan derajat seseorang tidak hanya penilaian dari kerabat dan sahabat, tetapi penilaian dari seluruh lapisan masyarakat.(*)
Follow Instagram Tribun Timur
Subscribe akun Youtube Tribun Timur
(*)