Kisah Inspiratif
Mengharukan nan Inspiratif! Kisah Guru Besar Makassar Sumbangkan Buku-buku ke Perpustakaan
Mengharukan Nan Inspiratif, Kisah Guru Besar Makassar Sumbangkan Buku-buku ke Perpustakaan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mengharukan Nan Inspiratif, Kisah Guru Besar Makassar Sumbangkan Buku-buku ke Perpustakaan
Ini kisah tentang seorang profesor di Makassar yang menyumbangkan buku-buku karyanya ke perpustakaan.
Kisah ini dibagikan Pustakawan Kota Makassar, Tulus Wulan Juni, Jumat (3/1/2020).
Berikut 5 Kebijakan Baru Jokowi Termasuk Gaji PNS di Tahun 2020, Ada Tarif Listrik, Iuran BPJS, Tol
Kisah Nyata Wanita Hidup Bertahun-tahun Bareng 31 Pria di Pulau Terpencil, Awalnya Nyaman
Guru Besar Makassar, Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah, MA datang khusus ke Perpustakaan Kota Makassar Jl Lamaddukelleng Makassar untuk menyumbangkan bukunya mengisi koleksi Perpustakaan.
Prof Hamdar Arraiyyah menyumbangkan lima buku karyanya, masing-masing:
1. Kumpulan Puisi Pancaran Cahaya di Watan Soppeng
2. 200 Tanya jawab Shalat : Dalil dan Hikmah
3. Peran Ulama Melayu - Indonesia
4. Introducing Through Lyrics
5. Pendidikan Islam : Memajukan Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara
Menyusul lagi buku-buku lainnya akan dikirimkan ke perpustakaan ini.
Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah, MA adalah peneliti utama pada balai Litbang Agama Makassar.
Ia juga sebagai Profesor Riset Bidang Agama dan Tradisi Keagamaan yang telah dikukuhkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Profesor kelahiran Panincong Soppeng - Sulawesi Selatan memperoleh gelar S3 di IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Profesor Hamdar Arraiyyah adalah guru besar yang produktif menulis karya-karya ilmiah.
Karya-karya Prof Hamdar Arraiyyah bisa dilihat di TAUTAN INI
Kecintaannya kepada perpustakaan sudah berlangsung sejak lama.
Profesor Hamdar Arraiyyah adalah anggota aktif Perpustakaan Umum Makassar (Kala itu Perpustakaan Umum Makassar masih dikelola oleh Yayasan) tahun 1976-1977.
"Dulu tahun 76-77 saya anggota perpustakaan dan suka meminjam buku disini terutama buku-buku bahasa Inggris dan karena Perpustakaanlah saya bisa menulis dan melahirkan beberapa buku dan jurnal. Saya tidak akan melupakan Perpustakaan" kenang Guru Besar ini.
Berikut tulisan lengkap Pustakawan Makassar Tulus Wulan Juni:
Profesor yang tidak lupa Perpustakaan...
Saat saya asyik mengetik di meja sirkulasi Lt. 2 Perpustakaan Umum Kota Makassar, Kamis (02/01) tiba-tiba dikejutkan sesosok paruh baya masuk ruang perpustakaan dengan memakai jaket hitam mendekati saya dan mengucapkan salam kemudian berkata "saya mau menyumbangkan buku saya".
Saya pun kaget dan sekaligus haru.
Saya pun bingung mau menyapa dengan kata pembuka siapa, saya pun langsung menyapa sebutan umum "mari pak silahkan duduk".
Dia pun menyodorkan beberapa bukunya.
Tanpa diperintah saya langsung mencari biografi penulis di lembar belakang buku.
Akhirnya ku temukan namanya dan gelarnya. Saya pun dengan percaya diri membuka percakapan dengan menyapa Doktor. Akhirnya pembicaraan saya pun mengalir. Namun beberapa saat kemudian setelah membuka buku yang lainnya ternyata beliau sudah Profesor. Aduhhh maluku.
Ternyata buku yg pertama terbit tahun 2017 buku yang terakhir 2019, jelas beda biografinya.
Akhirnya saya meralat dan menyapanya dengan Prof. Sebuah kebanggaan bertemu dengan orang-orang yang kaya ilmu.
Ia adalah Prof. Dr. H. M. Hamdar Arraiyyah, MA sebagai peneliti utama pada balai Litbang Agama Makassar beliau juga sebagai Profesor Riset Bidang Agama dan Tradisi Keagamaan yang telah dikukuhkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Profesor kelahiran Panincong Soppeng - Sulawesi Selatan memperoleh gelar S3 di IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ternyata pak Prof adalah anggota aktif Perpustakaan Umum Makassar (Kala itu Perpustakaan Umum Makassar masih dikelola oleh Yayasan) tahun 1976-1977 saat masih menjadi mahasiswa (saya malah belum lahir saat itu). "Dulu tahun 76-77 saya anggota perpustakaan dan suka meminjam buku disini terutama buku-buku bahasa Inggris dan karena Perpustakaanlah saya bisa menulis dan melahirkan beberapa buku dan jurnal. Saya tidak akan melupakan Perpustakaan" Ungkapnya sambil mengingat dan meyakinkan kami semua.
Beliau menceritakan keunggulan beberapa bukunya yang diantaranya sudah dijual di toko buku ternama. Selain berpuisi, beliau ternyata lihai berpantun. Ada 500 pantun yang belum dibukukan. Ada cerita unik dibalik pembuatan pantun. Ia gagal membuat pantun saat kuliah tetapi tiba-tiba tanpa sengaja saat bercengkrama dengan anaknya (yang saat itu masih kecil) beliau bisa membuat pantun dan akhirnya lahirlah beberapa pantun selanjutnya. Menurutnya menulis itu mudah yang penting banyak membaca.
Berikut ini judul buku yang disumbangkan oleh pak Prof. Hamdar :
1. Kumpulan Puisi Pancaran Cahaya di Watan Soppeng
2. 200 Tanya jawab Shalat : Dalil dan Hikmah
3. Peran Ulama Melayu - Indonesia
4. Introducing Through Lyrics
5. Pendidikan Islam : Memajukan Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara
Masih ada beberapa buku yang rencana beliau akan sumbangkan ke Perpustakaan.
Di akhir perbincangan dan sebelum beliau pamit kami pun bersalaman dan beliau berkata "Saya senang bertemu dengan Anda"... Alhamdulillah... Saya pun lebih senang lagi bertemu pak Prof.
| Dinas Perpustakaan Makassar selalu ingin lebih dekat dan bersahabat...
*02-2020
(TRIBUN-TIMUR.COM/MANSUR AM)
Berikut 5 Kebijakan Baru Jokowi Termasuk Gaji PNS di Tahun 2020, Ada Tarif Listrik, Iuran BPJS, Tol
Kisah Nyata Wanita Hidup Bertahun-tahun Bareng 31 Pria di Pulau Terpencil, Awalnya Nyaman