Citizen Reporter
Alumni PWK Unhas Wakili Indonesia di Sakura Science Plan Jepang
Departemen Teknik PWK Unhas dan alumninya terlibat ketiga kali secara berturut turut sepanjang tahun 2018 dan 2019.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Laporan Dosen Abdul Rachman Rasyid, dosen Dept PWK Fakultas Teknik
TRIBUN-TIMUR.COM, JEPANG - Alumni Departemen Teknik PWK Unhas melalui program ‘Sakura Science Plan (SSP)’ kembali mencatatkan prestasinya dengan mendapatkan undangan sebagai peserta dalam kegiatan Sakura Science Exchange Program di 5 kota di Jepang.
Program ini berjalan yang kali ini berlangsung selama 7 hari, mulai dari tanggal 15 – 20 Desember 2019 di Matsuyama Ehime Prefecture, Hiroshima, Kisarazu Chiba dan Matsudo Chiba serta Tokyo.
Departemen Teknik PWK Unhas dan alumninya terlibat ketiga kali secara berturut turut sepanjang tahun 2018 dan 2019.
Seluruh pembiayaan kegiatan ini ditanggung oleh Pemerintah Jepang melalui penyelenggaraan Program yaitu Ehime University JAPAN dan Japan Science and Technology Agency (JST).
Peserta program berasal dari 5 institusi pendidikan dari 3 negara; Indonesia, Nepal dan Kamboja. Indonesia sendiri diwakili oleh Universitas Hasanuddin, Makassar, dengan mengirim 3 mahasiswi terpilih dari Sekolah Pascasarjana dan 1 orang dosen pembimbing sebagai pemimpin tim.
Peserta program adalah Marinda Indayani dan Andi Starina Fitri (dari Program Studi Manajemen Perkotaan), Ummu Kalsum Basman (Program Studi Teknik Transportasi) dan Dr Eng Abdul Rahman Rasyid ST M Si (dosen merangkap Sekretaris Departemen Perencanaan Wilayah Kota FT UNHAS).
Sebanyak 14 orang mahasiswa dan tiga dosen pembimbing menjadi peserta.
Kegiatan ini mengusung tema “A workshop training on disaster risk reduction focusing on IoT in landslide and flood disasters”, program SSP ini dipusatkan di Universitas Ehime, Kota Matsuyama, Perfektur Ehime.
Sebagai ketua tim penyelenggara, Prof Netra Prakash Bhandary dari Departement of Environmental Design, mewakili Faculty of Collaborative Regional Innovation Ehime University, menjelaskan tujuan program Sakura Science Plan, yaitu terlaksananya sharing informasi dan pengetahuan antara negara-negara peserta dengan Jepang khususnya dalam mitigasi bencana serta memberikan bekal pengalaman bagi para mahasiswa agar menjadi pemimpin dalam upaya penanganan bencana di negara masing masing.
Peserta program mendapatkan kuliah mengenai sejarah kebencanaan di Jepang dan upaya mitigasi yang telah dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, termasuk potensi kebencanaan di masa depan.
Selanjutnya, seluruh peserta bertolak ke Perfektur Hiroshima untuk mengunjungi Asaminami, Yagi Ward, sebuah kawasan yang pernah terdampak bencana longsor dahsyat pada tahun 2014.
Para peserta mendapatkan tambahan pengetahuan tentang bentuk kerjasama antara pemerintah dan komunitas masyarakat terdampak untuk bangkit dari keterpurukan akibat bencana yang dibawakan langusng oleh pimpinan komunitas masyarakat setempat.
Selain itu, peserta juga mengunjungi pembangunan Sabo DAM Utama sebagai upaya dari pemerintah Jepang dalam pencegahan dampak longsor di masa datang dengan fungsi sebagai bangunan penahan dan pengelak material longsor di sepanjang lembah.
Total akan dibangun kurang lebih 30 Sabo DAM.