Bank Indonesia
BI Proyeksi Kebutuhan Uang Tunai Akhir Tahun di Sulsel Capai Rp3,4 Triliun
BI juga bekerja sama dengan 34 perbankan menyediakan 96 titik layanan penukaran uang di seluruh wilayah Sulsel.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) Sulsel menyiapkan uang tunai total Rp 3,40 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada momen Natal dan akhir tahun 2019.
BI juga bekerja sama dengan 34 perbankan menyediakan 96 titik layanan penukaran uang di seluruh wilayah Sulsel.
Kepala Grup Sistem Pembayaran Pengeloaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi Bank Indonesia, Iwan Setiawan mengatakan, menjelang Hari Raya Natal dan akhir tahun 2019, BI memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam), sesuai pola musiman.
"Khusus periode Natal dan akhir tahun 2019, BI menyiapkan kebutuhan uang tunai meningkat 33,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari Rp2,28 triliun menjadi Rp3,40 triliun," kata Iwan, Senin (23/12/2019).
Iwan merincikan, nilai tersebut terdiri dari Rp 3,26 triliun untuk Uang Pecahan Besar (UPB) dan Rp 0,14 triliun untuk Uang Pecahan Kecil (UPK).
"Bank Indonesia mengantisipasi kebutuhan uang tunai dan kegiatan transaksi sistem pembayaran menjelang Natal dan akhir tahun 2019 dengan mempersiapkan layanan kas.
Baik melalui jaringan kantor BI maupun jaringan perbankan, dan infrastruktur sistem pembayaran non-tunai yang lancar dan terjaga," katanya.
Lanjut Iwan, layanan tersebut merupakan sinergi BI dengan perbankan untuk memberikan layanan prima kepada masyarakat menjelang Periode Natal dan Akhir Tahun 2019.
Kegiatan yang bertema ”Rupiah, Sahabat untuk Semua” dilakukan dengan ekstensifikasi layanan penukaran melalui kas keliling dan titik penukaran di pusat kegiatan, maupun di kantor cabang perbankan.
"Untuk memastikan kegiatan transaksi non-tunai, kami juga terus mengoptimalkan sistem pembayaran non-tunai yang diselenggarakan oleh BI.
Itu melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)," ucap Iwan.
"BI juga telah melaksanakan pengujian terhadap seluruh infrastruktur guna memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien, khususnya apabila terjadi peningkatan volume transaksi pada akhir tahun," sambung Iwan.
Bank Indonesia, kata Iwan, juga terus berkoordinasi dengan peserta sistem pembayaran, guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran.
"Menjelang akhir tahun 2019, BI mendorong masyarakat menukarkan uangnya di lokasi penukaran resmi untuk mencegah risiko uang palsu dan untuk menjaga kualitas uang.
Masyarakat dihimbau agar selalu memperhatikan ciri keaslian rupiah," pesannya.