Cerita Kabiro Kompas TV Makassar Jadi Wakil Jurnalis Indonesia ke Program IVLP di Amerika Serikat

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Biro Kompas TV Makassar, Safri Sitepu menjadi salah satu perwakilan jurnalis Indonesia yang berkesempatan bertandang langsung ke Amerika Serikat.

Ia bersama keenam jurnalis Indonesia lainnya diajak Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk mengikuti Program International Visitor Leadership Program (IVLP) di Washington, sejak23 November 2019 hingga 17 Desember 2019.

Perjalanan tersebut guna mengikuti program pertukaran yang diberikan oleh Kedubes Amerika Serikat untuk Indonesia.

Program IVLP ini mengusung tema Fact Based Journlisme.

Kepada Tribun Timur, Jumat (20/12/2019), Safri Sitepu menceritakan perjalanannya selama berada di negeri Paman Sam tersebut.

Ia mengatakan selama di Amerika banyak mengadakan kunjungan ke beberapa instansi dan media di Amerika.

“Pengalaman selama tiga minggu di Amerika serikat adalah banyak hal baru yang saya dapatkan mulai dari kota Washington,”

“Kota ini (Washington) adalah kota pemerintahan Amerika, dari sisi kota saya dapatkan kota yang sudah di design sebuah kota yang nyaman untuk lembaga lembaga pemerintahan dan lembaga negara negara perwakilan di dunia,” katanya.

Ia juga bertemu dengan seorang mantan asisten senator yang didapat diajak berdiskusi tentang sistem politik dan pemerintah federal Amerika

“Saya memahami betapa rumitnya sistem pemilu di Amerika dan hanya dua partai poltik yang ada di Amerika, sehingga secara politik Amerika dibagi dua bagian saja, yaitu pro demokrat dan republik,” jelasnya.

Kemudian berkunjung ke sejumlah media surat kabar, majalah, radio dan televisi serta beberapa lembaga.

“Media ini secara khusus memberikan kontribusi tentang jurnalistik dan juga beberapa kampus,” ujarnya.

Lebih lanjut, Safri mengatakan Media di Amerika rata-rata dibiayayi oleh para donatur warga.

“Hal inilah yang membuat media dan jurnalis di amerika tidak ada kepentingan khusus kepada siapapun. Saya lihat adalah bagaimana membuat sebuah berita atau konten yang lebih indpenden dan berguna buat masyarakat,” ungkapnya.

Jurusan jurnalistikpun masih banyak diminati oleh generasi muda Amerika.

“Penyebaran berita hoax saya lihat di Amerika masanya sudah lewat. Tidak seperti di Indonesia yang masih masif. Mereka (di Amerika) mengakui pentingnya cek fakta sebuah berita yang beredar khususnya di media sosial,” ujarnya.

Sebagai jurnalis televisi Safri mengaku banyak mendapat pengalaman baru.

“Kekuatan tv lokal di Amerika masih mendominasi, sehingga bisa berkontribusi kepada nasional. Televisi mereka, termasuk teknis teknis produksi sebuah acara tv, di amerika lebih bervariatif dan teknologi sangat dimanfatkan,” katanya.

Safri berharap kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memberi informasi yang baik kepada generasi muda di Amerika.

“Saat kunjungan ke sekolah di st. Petersburg informasi tentang Indonesia sangat minim. Seyogianya pemerintah Indonesia bisa menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah di Amerika. Jika sudah ada mungkin diperluas lagi,” tambahnya.(*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: