Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Didi Kempot

Namanya & Lagunya Selalu Jadi Trending Sepanjang 2019, Ini Fakta Didi Kempot

Genre lagu nampaknya tak memberi sekat bagi para penikmat musiknya yang mengusung Koplo atau Dangdut.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Syamsul Bahri
Surya
Dibilang mirip, Didi Kempot lontarkan candaan jika lagunya lebih banyak dari Bruno Mars 

"Kayaknya senang saja gitu bisa membahagiakan orang daerah tersebut," lanjutnya.

9. Lagu patah hati lahir dari pengalaman pribadi

Lagu-lagu patah hati milik Didi ternyata tak lahir begitu saja.

Lagu tersebut dibuat setelah Didi termotivasi usai menggubah lagu "Cidro" pada tahun 1989 di album pertamanya.

Lagu Cidro berawal dari pengalaman Didi yang harus ditinggal kekasih karena hubungan mereka tak direstui orangtua sang kekasih.

"Yang Cidro saya pengalaman pribadi karena itu kan bikinnya pas masih di jalanan juga, kalau naksir orang profesi apapun boleh ternyata pasangan mau tapi keluarganya kurang bisa menerima kehadiran saya sebagai pengamen," kenang Didi.

4. Lebih mudah ciptakan lagu patah hati ketimbang humor

Selain lagu patah hati, Didi Kempot juga kerap menggubah lagu-lagu bernuansa humor, misalnya "Cintaku Sekonyong Koder", "Cucak Rowo", "Wen-Cen-Yu", dan "Yang Penting Hepi".

Namun, pria yang dijuluki "The Godfather of Broken Heart" ini mengaku bahwa lebih sulit membuat lagu-lagu bernuansa humor ketimbang lagu patah hati menyayat hati.

"Lagu guyon yang kayak 'Cintaku Sekonyong-konyong Koder' malah agak lama (dibuat). Lagu becandaan itu enggak mudah buatnya karena sudah biasa bikin lagu patah hati tapi ada berapa lagu saya yang guyon kayak lagu 'Kuncung' itu cepat booming juga dan sempat dinyanyikan oleh almarhum Mas Basuki pelawak Srimulat dulu," tutur Didi.

Dibilang mirip, Didi Kempot lontarkan candaan jika lagunya lebih banyak dari Bruno Mars
Dibilang mirip, Didi Kempot lontarkan candaan jika lagunya lebih banyak dari Bruno Mars (Surya)

10. Konsisten bahasa Jawa

Ke depan, Didi mengaku akan tetap konsisten menciptakan lagu dalam bahasa Jawa.

"Kayaknya (bikin lagu) di (bahasa) Jawa saja, karena Tuhan kasih saya (popularitas) di lagu Jawa," ucapnya. Didi juga akan tetap melestarikan bahasa Jawa lewat lirik-lirik lagunya.

Meski memberikan adaptasi dengan kondisi saat ini, Didi tetap menyelipkan beberapa idiom Jawa kuno.

"Iya beberapa lagu itu masih (gunakan istilah kuno), kita tetap ya ada piantun sepuh yo.. Karena kita tetap menghormati itu ya," imbuhnya. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved