Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PT Vale Gelar Simulasi Berkala RTD Bendungan Larona

Salah satu sesar aktif tersebut adalah Sesar Matano yang memanjang dari barat laut hingga tenggara, melewati Kabupaten Luwu Timur (Lutim).

Editor: Imam Wahyudi
PT Vale
PT Vale Gelar Simulasi Berkala RTD Bendungan Larona 

TRIBUN-TIMUR.COM, SOROWAKO - Pulau Sulawesi dikelilingi oleh patahan (sesar) aktif yang pergeserannya memberi dampak berupa gempa bumi, baik skala kecil hingga gempa bermagnitudo besar.

Salah satu sesar aktif tersebut adalah Sesar Matano yang memanjang dari barat laut hingga tenggara, melewati Kabupaten Luwu Timur (Lutim).

Data BMKG menginformasikan bahwa di sepanjang 2019 sudah terjadi sekitar 40 gempa di Sesar Matano.

Sekaitan hal tersebut, manajen PT Vale Indonesia, Pemkab Luwu Timur, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lutim, menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona.

Puncak simulasi digelar pada 11 Desember 2019. Sebelum digelar, dilakukan beberapa kegiatan awal seperti diskusi Table Top Drill  pada 5 Desember, Pelatihan penyelamatan oleh tim Fire & Emergency Services PT Vale dan BPBD Lutim pada 9 Desember, dan gladi bersih simulasi RTD pada 10 Desember 2019.

Skenario yang  disimulasikan adalah kegagalan tiga PLTA di Luwu Timur sebagai dampak kejadian gempa.

Warga dari 9 dusun yang ada di 6 desa, Kecamatan Malili—yaitu Desa Balantang, Desa Baruga, Desa Puncak Indah, Desa Pongkeru, Desa karebbe, dan Desa Pasi-Pasi—dilibatkan dalam simulasi tersebut.

Lapangan Merdeka ditetapkan sebagai Posko Komando, Posko Kesehatan, sekaligus titik evakuasi warga.

Puncak simulasi dimulai pukul 08.00 WITA. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam Rencana Tindak Darurat adalah TNI, Polri, Dinas Sosial, SAR, Pemerintah Desa, dan para relawan.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari RTD Bendungan Seri Sungai Larona yang telah diadakan PT Vale pada Desember 2018.

Simulasi yang pertama diikuti warga 5 dusun di Desa Wewangriu dan Kelurahan Malili.

Simulasi RTD merupakan bagian dari ketentuan yang diatur dalam Dokumen Panduan RTD Bendungan Seri Sungai Larona yang telah disetujui dan ditandatangani PT Vale, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ), dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pada Juli 2017.

“Beberapa tahun ini PT Vale berkoordinasi dengan Pemda Lutim, BPBD dan stakeholder terkait untuk menyelenggarakan simulasi secara berkala.

Harapannya, simulasi  dapat meningkatkan kewaspadaan, memberi edukasi mengenai kejadian bencana, serta meningkatkan kemampuan semua pihak baik PT Vale, Pemerintah, pihak terkait dan warga untuk melakukan penanganan bencana dan tindak darurat yang tepat,” terang Gunawardana, Direktur External Relations & Corporate Affairs PT Vale, dalam rilis humas PT Vale.

PT Vale telah mengantongi Izin Operasi berdasarkan rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan, serta dilengkapi sejumlah dokumen perizinan.

Sebagai antisipasi terjadinya keadaan darurat, PT Vale melakukan studi dan konsultasi penerapan RTD.

Perusahaan melakukan inspeksi rutin terhadap ketiga bendungan sesuai standar yang diatur oleh regulasi. Bendungan Vale berada dalam pantauan Komisi Bendungan.

PT Vale juga telah mengantisipasi kondisi darurat banjir dengan memasang sistem peringatan banjir yang disebut Flood Warning System (FWS).

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved