PNUP
Akhmad Azis Dikukuhkan Sebagai Profesor Pertama Teknik Sipil PNUP
Rapat senat luar biasa dalam rangka, penerimaan jabatan profesor dalam bidang ilmu keairan/perencanaan air bersih dan limbah.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Makassar, menggelar rapat senat terbuka luar biasa, Selasa (10/12/2019).
Rapat senat luar biasa dalam rangka, penerimaan jabatan profesor dalam bidang ilmu keairan/perencanaan air bersih dan limbah.
Dalam rapat tersebut, Prof Akhmad Azis dikukuhkan sebagai profesor ketiga di PNUP, dan sekaligus sebagai profesor pertama dari jurusan teknik sipil.
“Semoga dengan bertambahnya guru besar di PNUP, akan semakin memacu munculnya riset-riset inovatif yang mampu membawa perubahan secara signifikan bagi PNUP," ujar Prof Muhammad Anshar selaku Direktur PNUP.
Ia menambahkan, selain berdampak pada institusi perguruan tinggi, gelar profesor ini diharap juga mampu memberi manfaat yang lebih nyata bagi masyarakat dan industri.
Selanjutnya Prof Akhmad Aziz menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Konservasi Air Tanah Berkelanjutan Melalui Imbuhan Buatan dengan Menggunakan Waduk Resapan."
Ia memaparkan bahwa, untuk menjaga keseimbangan air tanah harus dilakukan upaya konservasi air, yang merupakan suatu tindakan pemanfaatan, pengembangan, dan perlindungan terhadap sumber daya air.
Dengan cara memasukkan air ke dalam tanah (imbuhan) dalam rangka pengisian air tanah, baik secara alami maupun secara buatan.
"Salah satu bentuk imbuhan buatan adalah, waduk resapan yang merupakan salah satu jenis air waduk yang memiliki fungsi utama sebagai media resapan air, agar dengan mudah dan cepat masuk ke dalam lapisan akuifer," paparnya
Penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pemanfaatan air tanah yang berlebihan tanpa disertai upaya imbuhan air tanah baik secara alami, maupun buatan menyebabkan terjadinya krisis air tanah.
Hal ini berdampak pada penurunan muka air tanah, penurunan tanah, intrusi air laut serta penurunan kualitas air tanah.
Salah satu upaya konservasi air tanah untuk mengatasi krisis air tanah yaitu, melalui imbuhan buatan dengan membangun waduk resapan.
"Selain tidak memerlukan lahan yang luas (± 0,5 ha), hal ini diperkuat dari beberapa hasil penelitian menunjukkan debit imbuhan air tanah dihasilkan cukup tinggi. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @piyann__
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: