1.000 WNI Berobat ke Malaysia Tiap Bulan via Trip Medis, Terbanyak Medical Check Up dan Bayi Tabung
Ditambahkan Riza, untuk di Prince Court, misalnya, program bayi tabung harganya mulai Rm 20.000 atau Rp 67 juta.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kunjungan warga Indonesia ke Malaysia setiap tahunnya meningkat.
Trend ini didukung oleh murahnya tiket penerbangan dari Indonesia ke Malaysia.
Peluang ini dimanfaatkan Trip Medis sebagai perusahaan jasa konsultasi yang membantu pasien berobat di Rumah Sakit (RS) ternama di Malaysia.
Bentuk bantuan berupa mengecek pelayanan asuransi, dokter spesialis yang dibutuhkan, tarif rumah sakit, tempat menginap, dan lainnya.
Trip Medis pun membuka kantor cabang di Makassar dengan tujuan menjangkau pasien lebih banyak lagi.
Direktur Trip Medis Indonesia, David Rempe saat menggelar jumpa pers di Panbakers Latimojong, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/12/2019). mengatakan, hadirnya di Makassar diharapkan dapat membantu lebih banyak orang, khususnya yang masih kesulitan mendapatkan akses berobat ke negeri Jiran.
"Resmi hadir sejak 2017 di Jakarta, rerata dalam sebulan Trip Medis membantu 1.000 pasien asal Indonesia menemukan RS yang sesuai di Malaysia. Sementara khusus Indonesia Timur termasuk Makassar, jumlah pasien yang menggunakan jasa ini rata-rata 100 per bulan," ujarnya.
Dari jumlah tersebut, terbanyak pilihan berobat warga Indonesia adalah medichal check up.
Manager Internasional Marketing Pusat Perubatan Prince Court Medical Centre Malaysia, Mohd Riza Warga Dalem, yang turut hadir dalam jumpa pers, membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, hal itu dikarenakan harga untuk cek kesehatan di Malaysia dibandingkan dengan Indonesia lebih murah. Apalagi jika pembandingnya adalah rumah sakit swasta terkenal di Indonesia.
"Jadi di Malaysia itu untuk alat-alat kesehatan tidak dikenakan bea pajak barang mewah, sehingga ongkos belinya lebih murah. Jadi ongkos pelayanan juga lebih murah," paparnya.
Kecenderungan WNI untuk berangkat berobat ke Malaysia juga didukung penuh oleh RS di sana.
Terlebih pihak RS memudahkan pasien asal Indonesia, dengan penjemputan gratis saat tiba di bandara.
Selain medichal check up, menurut David, warga Indonesia khususnya Indonesia Timur juga banyak melakukan program bayi tabung di Malaysia.
"Harganya di Malaysia lebih murah dari yang program bayi tabung yang ada di Makassar," ujarnya.