Tribun Mamuju
40 Hari Setelah Meninggal, Keluarga Curiga Warga Buttuada Mamuju Ini Dibunuh, Berikut Faktanya
Sesaat sebelum ditemukan tergeletak, Anto sedang menjalankan tugasnya sebagai kolektor di KSP itu.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Imam Wahyudi
Ditanya Calon Mertua
Sebelumnya, ada beberapa keluarga korban yang menjenguk Anto, termasuk ibu, bapak, calon mertua dan calon istrinya.
Sebelum akhirnya dirujuk, mertua korban bernama Ibranus sempat memberikan tiga pertanyaan.
"Saya tanya, kamu tabrakan nak, dia tidak ngangguk, saya bilang kamu jatuh nak, dia juga tidak ngangguk tapi waktu saya tanya ada yang pukul kamu, dia ngangguk," kata Ibranus.
Dirujuk ke Majene
Sekira pukul 23.00 malam setelah dilakukan penanganan sementara, Anto kata keluarga korban diputuskan dirujuk ke Majene.
"Sebenarnya saya minta dirujuk ke Mamuju saja tapi dokter bilang semua dokter di Mamuju tidak ada jadi ke Majene saja," ungkap Ayu calon istri korban.
Anto akhirnya dirujuk, namun diperjalanan nyawanya tidak tertolong.
"Tinggalkan rumah sakit, sekitar pukul 02.00 (dini hari), di tengah jalan Anto sudah meninggal, kita putuskan langsung dibawa ke kampung saja," sambung Ayu.
Empat hari setelah dikubur
Sebelum dikubur, pimpinan koperasi Anto bernama Ruslan, menurut calon mertuanya, berjanji akan melapor kejadian ini kepada Kepolisian Resort Mamuju.
"Dia minta kalau bisa jangan dulu dikubur, kita lapor ke polisi supaya polisi datang periksa," kata Ibranus calon mertua Anto.
Namun menjelang dikubur Ruslan tak kunjung melapor.
Empat hari setelah jasad Anto dikubur, beberapa keluarga dan pihak polisi lalu lintas Polres Mamuju mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Di sekitar TKP, terdapat sedikitnya enam rumah warga.