Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Berprestasi di Pinrang

Subair Potret Guru Berprestasi dan Inovatif di Pinrang, Pernah Menolak Beasiswa Chevening

Pria kelahiran 15 Desember 1979 ini, telah beberapa kali mempersembahkan prestasi untuk Kabupaten Pinrang dalam bidang pendidikan. Baik itu di kancah

Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Syamsul Bahri
Subair
Seorang guru berprestasi dan inovatif di Pinrang Subair 

TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Subair Umam, potret guru inspiratif dan inovatif di Kabupaten Pinrang.

Pria kelahiran 15 Desember 1979 ini, telah beberapa kali mempersembahkan prestasi untuk Kabupaten Pinrang dalam bidang pendidikan. Baik itu di kancah lokal maupun nasional.

Beberapa waktu lalu, ia dinobatkan sebagai pemenang pertama dalam lomba Inovasi Media Pembelajaran Guru Tingkat Nasional yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Guru Sekolah Dasar Kemendikbud RI.

Selain itu, Guru SMPN 2 Pinrang ini juga pernah menjuarai Lomba KTI se-Indonesia Timur Balitbang Agama Makassar 2010. Pernah pula tercatat sebagai Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Pinrang 2015, lalu menjadi Finalis Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Sulsel.

Masih banyak lagi rentetan prestasi lainnya yang pernah diraih alumnus terbaik Program Pascasarjana (PPs) Jurusan Teknologi Pembelajaran STAIN Parepare tahun 2018 ini.

"Semua prestasi yang saya dapatkan sebagai seorang guru, tentu  melalui proses perjalanan yang panjang," kata Subair dalam rilis yang diterima TribunPinrang.com, Selasa (26/11/2019).

Ia pun mengisahkan rentetan pengalaman menariknya, hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk menjadi seorang guru.

Dulu, cerita Subair, dirinya pernah dihadapkan pada kebimbangan yang dahsyat.

Saat itu, ia dinyatakan lulus sebagai CPNS bersamaan dengan kelulusannya meraih  beasiswa studi di Chevening, British Counsil.

Hal itu terjadi tepat pada tahun 2008 silam.

"Saat itu, saya betul-betul sangat bingung. Antara memutuskan menjadi guru berstatus PNS, atau melanjutkan studi beasiswa di Chevening," kisah Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI Pinrang ini.

Di tengah kebingungan itu, lanjut Subair, ia tiba-tiba teringat dengan penggalan pesan salah seorang ulama, saat masih mondok di Pesantren IMMIM.

Pesan yang dumaksud adalah Bayadatul Yaum Khairun min Dajjaajatil Ghadi (Telur hari ini lebih baik dari pada ayam esok hari).

Ungkapan itu menyiratkan pesan bahwa kita tak seharusnya menyia-nyiakan kesempatan yang sudah nyata di depan mata, meski itu kecil adanya. 

Hal itu lebih baik, dibanding menanti kesempatan lebih besar yang masih sebatas bayangan dan harapan belaka.

Seorang guru berprestasi dan inovatif di Pinrang Subair
Seorang guru berprestasi dan inovatif di Pinrang Subair (Subair)

"Bermodalkan ungkapan itu, saya pun membatalkan beasiswa ke luar negeri lantaran masih berbalut harapan, lalu memilih untuk mengabdi sebagai guru PNS yang telah nyata di depan mata," jelas Subair.

Namun, lanjutnya, tak jarang dirinya dihantui perasaan menyesal setelah menyatakan sikap untuk memilih menjadi PNS. Ia seolah belum menemukan hikmah besar di balik pilihannya itu.

Selang beberapa tahun, hikmah itu pun terkuak bersamaan saat dirinya dinobatkan sebagai guru inovatif tingkat nasional di Malang, belum lama ini.

"11 tahun menanti jawaban dari pilihanku waktu itu, akhirnya terkuak hikmah besarnya," papar Subair.

Ia berpesan, segala yang dimiliki hari ini hendaklah senantiasa dibuatkan celah untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.

"Segala keputusan terbaik yang kita telurkan hari ini, tersirat hikmah besar yang akan terwujud indah di kemudian hari," pungkas Subair. (TribunPinrang.com)

Laporan Wartawan TribunPinrang.com, @herysyahrullah

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

 
 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved