Tribun Bone
Setelah Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Densus 88 Kejar Terduga Teroris di Bone, Satu Ditangkap
Lokasi tersebut berjarak sekitar 3 kilometer dari Mapolres Bone, Jl Yos Sudarso, Kecamatan Tanete Riattang Timur.
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Imam Wahyudi
RMN meledakkan bom di halaman kantor saat menuju kantin.
Ada 6 korban mengalami luka. 4 anggota Polri dan 2 warga sipil.
Lalu apa tujuan dari serangan bom bunuh diri tersebut?
Aksi teroris di Medan ternyata tidak lepas dari jaringan Jamaah Ansharut Tauhid (JAD).
Analisis itu diungkapkan mantan pentolan Jamaah Islamiah (JI) yang juga mantan Kombatan, Ali Fauzi saat dihubungi Surya.co.id (Grup TribunJatim.com), Rabu (13/11/2019) terkait aksi teroris di Medan.
Pendapat adik kandung Trio Bomber Bali ini didasarkan pada analisanya pada tipe bom yang diledakkan sama dengan anggota JAD sebelumnya.
"Targetnya sama, modusnya sama dan tipe bomnya juga sama," katanya.
Sementara ideologinya sama yakni JAD dengan sasaran pada polisi yang dianggapnya toghut, perspektif itu adalah ideoligi JAD.
Dan yang paling menonjol adalah, kata Ali Fauzi. "Gobl*knya (bodohnya, red) sama," tandasnya.
Jadi, pemainnya adalah pendatang - pendatang baru yang tidak faham teknik dan strategi, hanya asal berani.
Kok gobl*knya sama ? menurut sang mantan instruktur perakit bom di Philipina ini, bisa dilihat dengan ketidak mampuan perakit bom maupun pelakunya.
Makanya, bom - bom rakitan yang dibawa para pelaku itu selalu meledak sebelum waktunya.
"Ini pemain baru, jauh lebih minim pengetahuannya," kata Manzi, panggilan lapangan Ali Fauzi.
Mereka adalah geng baru yang belum terlatih. Dan bukan kelompok lama.
"Gang lama sudah berhenti atau off," katanya.