Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gunung Merapi Meletus Lagi, Tinggi Asap Panas Capai 1 KM, Bagaimana Nasib Masyarakat?

Gunung Merapi Meletus Lagi, Tinggi Asap Panas Capai 1 KM, Bagaimana Nasib Masyarakat?

Editor: Ina Maharani
twitter.com
Terjadi letusan di Gunung tanggal 17 November 2019 pukul 10:46 WIB. Letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max 70 mm dan durasi 155 detik. Teramati kolom letusan setinggi ±1000 m. Angin bertiup ke Barat. 

Dalam keterangan tertulisnya, BPPTKG mengimbau agar tidak ada aktivitas apa pun dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung. "Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif," tulis keterangan yang disampaikan Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo, Minggu.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. Baca juga: Terjadi Letusan Gunung Merapi dengan Tinggi kolom 1.000 Meter.

Di samping mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Gunung Merapi sebelumnya mengalami erupsi pada 9 November lalu. Saat itu, letusan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal dengan tinggi mencapai1500 meter dari puncak.

Sehari sebelumnya bahkan sempat terbit Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dengan kode warna orange pada pukul 06.21 WIB. Penerbitan itu menyusul adanya erupsi abu dengan ketinggian kolom setinggi 4.468 meter di atas permukaan laut atau sekitar 1.500 meter di atas puncak.

Berdasarkan data rekaman seismograf pada 15 November kemarin, tercatat tiga kali gempa guguran, satu kali gempa hembusan, dan tiga kali gempa frekuensi rendah. Selain itu juga tercatat 17 kali gempa hybrid atau fase banyak, enam kali gempa vulkanik dalam dan empat kali gempa tektonik jatuh.

Tiga Kali Meletus di Tahun 2000-an

Dilansir wikipedia.com, tercatat setidaknya Gunung Merapi meletus besar tiga kali, di tahun 2000-an ini. Yakni di tahun 2006, 2010, dan 2018

Erupsi 2006
Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi.

Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas.

Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.

Tanggal 1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari jelang letusan besar, terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.

Tanggal 8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.

Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman.

Erupsi 2010
Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" terjadi pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved