Dirut RS Labuang Baji Makassar Klarifikasi Kasus Pasien Ditahan karena Tak Punya Biaya
Dalam kondisi tersebut, Rumah Sakit melakukan fungsi sosial dengan membantu atau menggratiskan biaya perawatan selama dirawat
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
Ia lalu menuju ke ruang direksi RS Labuang. Hanya saja, direktur utama RS Labuang Baji tidak ada di tempat.
• Karyawan PT SMS Finance di Sulsel, Ramaikan Family Gathering di Toraja, Ini Kegiatan yang Dilakukan?
Ia kemudian menemui direktur keuangan. Hampir tiga jam mantan legislator DPRD Makassar ini menunggu putusan direksi RS Labuang Baji
"Saya tidak habis pikir, kok urusan begini tak bisa diselesaikan cepat. Tidak ada gunanya kita bicara anggaran 10 T APBD, kalau masih ada orang miskin ditahan hanya gara gara tidak bisa bayar RS,"kata Rahman Pina, Senin (11/11/2019).
Setelah terdengar suara keras Rahman Pina, sejumlah petugas RS mulai panik.
• Suami Izinkan Istri Sah Berzina dengan Pria Lain Tiap Malam, Berakhir Tragis Setelah Hamil 8 Bulan
Tak lama kemudian, Rahman Pina keluar menuju ruang bangsal tempat perawatan bocah Khairul.
Didampingi sejumlah staf RS. Rahman Pina lalu membawa keluar pasien itu.
• 6 Hari Buka Penjaringan, Ini 11 Balon Bupati yang Incar Rekomendasi PPP Maros
Tak Bisa Bayar Biaya Operasi, Anak Sopir Mobil Ambulans Ini Ditahan di RS Labuang Baji
Sungguh memprihatinkan nasib dialami bocah Khairul (11).
Ia ditahan di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji, karena orang tuanya tak mampu membayar biaya operasi.
Orang tua Khairul, Lallo (45) adalah seorang sopir mobil ambulans.
• LENGKAP Pendaftaran CPNS di sscn.bkn.go.id 2019, Cek 152.286 Formasi di 530 Instansi, Syarat, Jadwal
• Senat Akademik UNJ Belajar Pengembangan SDM di Unhas
• Keringat Ayu Ting Ting Masih Nempel Sahabat Ruben Pede Bagi Foto Seksi Bikin Netizen Salfok
Kejadian ini baru terungkap setelah seorang netizen Selfi Feronica, memposting di Media Sosial (Medsos).
Anggota DPRD Sulsel Rahman Pina, yang mendengar kabar tersebut langsung mendatangi RS Labuang Baji.
Begitu tiba di RS, Rahman Pina langsung menjenguk Khairul, yang masih tertahan di Ruang Bangsal Lt 2, 208.
"Belum bisa pulang pak karena tidak punya uang. Kami tidak bisa keluar kalau tidak memiliki buku kontrol," ujar Lallo kepada Rahman Pina.
Sementara buku kontrol baru bisa dimiliki setelah melakukan pembayaran.
Tak banyak bicara, Rahman Pina langsung menemui petugas jaga.