Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berkat Pertamina, Kerajinan Tangan Hidayah Art & Craft Desa Bontokassi Tembus Pasar Mancanegara

Hidayah Art & Craft adalah industri kerajinan yang berlokasi di Desa Bontokassi, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
abdiwan/tribun-timur.com
Andi Asminuh Rahman (27), pemilik Hidayah Art & Craft di Desa Bontokassi, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sedang memperhatikan kerajinan tangan buatannya. Hidayah Art & Craft merupakan salah satu mitra binaan PT Pertamina 

Awalnya, ayah Asminuh meminjam sebesar Rp 30 juta. Setelah berhasil dikembalikan, ia meminjam lagi. Dianggap mampu mendukung usahanya, Asminuh kini mencoba mengajukan peminjaman untuk ketiga kalinya sebagai modal pengembangan usaha. Apalagi saat ini ia bersiap memasarkan produknya ke pasar mancanegara.

“Pertama bapak kalau tak salah pinjam Rp 30 juta, setelah dikembalikan, ditawarkan lagi Rp 50 juta, nah 2019 ini, saya mau meminjam lagi dengan plafon saya ajukan Rp 100 juta. Peruntukannya untuk investasi alat, seperti pemotong sandal dan sebagainya, di samping modal untuk lainnya juga,” beber Asminuh.

Tak hanya memproduksi, Hidayah Art & Craft juga mencoba meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. 

Ia memberi pelatihan kerajinan tangan kepada anak putus sekolah dan ibu rumah tangga.

Dikatakan Asminuh, misi ayahnya di masa-masa awal membangun usaha memang adalah memberi keterampilan ke warga sekitarnya, khususnya anak putus sekolah dan ibu rumah tangga.

“Sebelum bermitra dengan Pertamina, pengrajin kami hanya 12 orang, setelah ada bantuan, naik menjadi 28, lalu 54 orang, sampai 100 lebih. Ke belakang makin menurun, sekarang sisa 25 orang,” ungkapnya.

“Dulu yang banyak dilatih adalah anak putus sekolah, sekarang di daerah saya anak putus sekolah sudah hampir tidak ada lagi. IRT juga yang dulunya bantu suami di sawah, dulu kita latih menganyam, hingga akhirnya mereka sudah mampu buka usaha sendiri, walau tak besar tapi sudah mampu jadi alternatif ekonomi keluarga. Target kita memang anak putus sekolah dan IRT,” sambungnya.

Sampai sekarang, di kala usaha Asminuh yang sudah mampu meraup omzet puluhan juta per bulannya, ia tetap melanjutkan program pelatihan rintisan almarhum ayahnya.

“Sampai sekarang masih jalan, karena kita tak mau pengrajin punah,” tegasnya.

Lanjut Asminuh, usai difasilitasi Pertamina mengikuti expo, ia langsung mendapat penawaran dari pembeli asal Malaysia dan Jepang untuk kerajinan tangan lampu hias. Kedua pembeli itu masing-masing meminta dibuatkan 100 buah lampu hias.

“Makanya sekarang saya ajukan perpanjangan pinjaman untuk segera kerjakan orderan mereka, semoga Pertamina menyetujui,” harap Asminuh yang menjalankan usaha didampingi istri dan ibunya ini.

Asminuh sendiri setiap bulannya mampu memproduksi ratusan produk kerajinan tangan. Ia rutin memproduksi setidaknya 300 songkok per bulan, belum termasuk kerajinan lain untuk kebutuhan pasar lokal. Sementara untuk ekspor, ia mengerjakan sesuai permintaan pembeli.

Asminuh berharap apa yang telah dilakukan Pertamina dapat diteruskan, bahkan ditingkatkan. Menurutnya, cara yang dilakukan Pertamina (pinjaman bunga rendah) dapat menciptakan pelaku-pelaku usaha baru, yang nantinya juga akan mendorong perekonomian.

“Semoga kegiatan seperti ini atau CSR, Pertamina tak berhenti membantu dan membimbing kami UMKM, dan menciptakan pelaku UMKM baru, dan semoga dengan bantuan Pertamina bisa mendorong penjulan kami,” ujarnya.

Menurutnya, berbagai tawaran pinjaman modal usaha dari perbankan juga selalu diterimanya, namun ia berpaling dan lebih memilih dibantu oleh Pertamina.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved