Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dokter Indonesia di Bulukumba Ungkap Bahaya Napza dan Narkoba Siswa MTs 1 Bulukumba

Dalam kesempatan itu, dokter Putri Febrianty tampil di awal, dengan materi, masalah kesehatan reproduksi, dilanjutkan gokter A. Ardina Nur yang juga K

Editor: Syamsul Bahri
Ikhwan Bahar
Ikatan Dokter Indonesia sosialisasi di MTS 1 Bulukumba 

TRIBUN TIMUR.COM, BULUKUMBA - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (DP3A) Bulukumba menggelar roadshow di beberapa sekolah di Kabupaten Bulukumba, Selasa (5/11/2019) tim.

Kegiatan tersebut mensosialisasikan program kesehatan, dan program anak.

VIDEO: Intip Fasilitas Klinik Khalila Kesira Makassar

Cerita Layangan Putus Viral, Akhirnya Ricky Zainal Buka Suara, Benarkah Mantan Suami Mommy ASF?

Gedung SD Amburuk, 11 Dilarikan ke Rumah Sakit, Ada Meninggal Dunia di Dalam Kelas

Dua Cara Alternatif Cek Nomor Induk Kependudukan untuk Daftar CPNS 2019, Simak Disini

Dua Artis Korea Selatan yang Tewas karena Kecelakaan, Nasibnya Tak Seberuntung Jungkook BTS

Mereka mengadakan sosialisasi di MTsN 1 Bulukumba Desa Bontomacinna Kecamatan Gantarang.

Dalam kesempatan itu, dokter Putri Febrianty tampil di awal, dengan materi, masalah kesehatan reproduksi, dilanjutkan gokter A. Ardina Nur yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bulukumba dengan materi Dampak dan Intervensi Bully di Sekolah.

Hadir juga Muh. Amrullah dengan menjelaskan kepada siswa bahaya nafza dan bahaya narkoba.

Kepala Madrasah MTsN 1 Bulukumba A. Nurmiah sangat mengapresiasi program itu, " Kami bersyukur dan berterima kasih atas kedatangan tim sosialisasi di madrasah kami, materi yang disajikan sangat penting bagi siswa kami sebagai sarana edukasi dan upaya pencegahan dini, dari hal-hal negatif yang bisa merusak anak-anak kita," jelasnya. 

Di beberapa tahun terakhir ini aksi pengguna lem dan pergaulan bebas kerap ditemukan. 

Selain itu juga kerap ditemukan korban aksi begal dalam Kota Bulukumba, ada yang menderita luka ringan hingga ada yang tewas. (*)

Murni Djamaluddin Iqbal Jenguk Mansyur, Korban Pasung Asal Bulukumba

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Makassar, Murni Djamaluddin Iqbal, menjenguk binaan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) di Jl Anggrek, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/11/2019).

Murni Djamaluddin berkunjung setelah mendapatkan informasi terkait adanya binaan dari P2TP2A yang cukup memprihatinkan.

Mansyur (26), penderita autis, temuan kasus dari Bulukumba yang kemudian dirujuk ke provinsi Sulawesi Selatan, dan akhirnya tiba di P2TP2A Kota Makassar.

Baca: Video Detik-detik, Kronologi Gubernur Mantan Suami Ussy Sulistiawaty Ngamuk di Laga Persib Bandung

Baca: 7 Hari Lagi Pendaftaran CPNS 2019, Berikut Berkas Diperlukan Termasuk Scan KTP dan Foto Latar Merah

Baca: Nasib Polisi Satlantas yang Berhentikan Mobil Ambulans & Pukul Sopir, Kok Belum Disidang, Kronologi

"Alhamdulillah, setelah 18 hari di pusat pelayanan terpadu, sangat jelas perubahan yang terjadi, bahkan saat ini Mansyur telah dapat berkomunikasi dengan cukup baik," ujar Murni Iqbal selepas membesuk Mansyur.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tenri A Palallo, menyampaikan kondisi awal Mansyur cukup memprihatinkan, dikarenakan melewati masa-masa yang cukup sulit, bahkan sempat dipasung selama 9 tahun.

"Selama 9 tahun dipasung oleh keluarganya, dikarenakan dianggap liar dan cukup berbahaya bagi anak-anak. Padahal dengan binaan dan perhatian lebih, mereka dapat hidup secara layak dan normal," ujar Tenri.

Dalam kunjungan tersebut, Ketua TP PKK Kota Makassar tak lupa menitipkan bingkisan berupa handphone untuk Mansyur, yang membuatnya semakin bahagia. (*)

Dinas Sosial Luwu Utara Datangi Rumah Warga yang Dipasung

Dinas Sosial mendatangi rumah Hasria (33) warga yang dipasung keluarganya di Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (4/9/2018).

Kepala Dinas Sosial Luwu Utara, Besse A Paebeangi, menyebut kedatangannya untuk melihat langsung kondisi Hasria dan keluarganya.

"Kunjungan ini adalah upaya kroscek tentang kondisi sebenarnya di lapangan. Selain itu pada kesempatan ini kita ikut mengajak keluarga sama-sama mengantar korban untuk dirawat di RS Dadi Makassar," jelasnya.

Besse menambahkan, keluarga Hasria merupakan penerima aktif bantuan rastra, KIS PBI APBD, dan PKH penyandang disabilitas.

Baca: Mahasiswa Lampuawa Galang Dana untuk Warga Lampuawa Luwu Utara yang Dipasung

Baca: Keluarga Tak Punya Biaya Berobat, Warga Luwu Utara Ini Terpaksa Dipasung

"Kami juga menyerahkan sedikit bantuan," ujarnya. Diberitakan sebelumnya, Hasria sudah bertahun-tahun dipasung di rumahnya di Lampuawa.

Walau pemerintah secara tegas telah melarang pemasungan, himpitan ekonomilah yang memaksa keluarga memasung Hasria.

"Mau bagaimana lagi kami tidak punya uang untuk mengobatinya apalagi membawanya ke rumah sakit jiwa. Untuk makan sehari-hari saja kami susah," ujar ibu Harsia, Mama Aman, Minggu (2/9/2018).

Menurut Mama Aman, anaknya mengalami ganguan kejiwaan sejak berumur 16 tahun.

"Kita pasung supaya tidak pergi jauh. Lagi pula kalau bebas dia biasa pukul orang atau melempar rumah. Kami tidak bisa menjaganya," katanya.(*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

A

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved