Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aksi Premanisme di RS Dadi Makassar, Pembesuk Dimintai Uang, Menolak Diancam Badik

Jika tidak mau membayar biaya sesuai keinginan pelaku, keluraga pasien diancam dengan badik dan diajak berkelahi.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
muslimin emba/tribun-timur.com
Salah satu preman (kiri) duduk di dekat pintu gedung Kenari RS Dadi, saat meminta kepada keluarga pasien (kanan). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keluarga pasien RS Jiwa Dadi Makassar, mengeluhkan atas adanya pungutan yang dilakukan oleh oknum.

Pasien yang akan keluar dari rumah sakit di Jl Lanto Dg Pasewang tersebut, dipalak.

Jika tidak mau membayar biaya sesuai keinginan pelaku, keluraga pasien diancam dengan badik dan diajak berkelahi.

Hal itu diungkapkan oleh seorang warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Mustafa, Senin (4/10/2019).

PLN UIW Sulselrabar Luncurkan EL-OD, Ada Paket Layanan Listrik untuk Kaki Lima

Sosok Gabriel Luna, Jadikan Bruce Lee Sebagai Insipirasi saat Berakting di Terminator: Dark Fate

Hari Jadi ke-104 Tahun, Sore Ini PSM Makassar Syukuran di Stadion Mattoanging

"Kemarin (Minggu) saya datang ke rumah sakit Dadi, untuk menjemput sepupu. Namanya Tahir. Tapi tiba-tiba kami dipalak dan dimintai uang," kata Mustafa.

Pria bertato tersebut ditemani tiga rekannya. Satu orang diantaranya didampigi wanita yang mengaku sebagai istri.

Menurut Tafa, pelaku lalu menyampaikan, Tahir punya utang selama menjalani perawatan medis.

Utang tersebut disebabkan, Tahir sering meminjam rokok dan kopi selama dua bulan terakhir.

"Kata itu orang, Tahir punya utang Rp 350 ribu. Itu untuk bayar rokok dan kopi. Kalau tidak mau dibayar, kami diancam badik," ujarnya.

Saat Tafa ngotot tak mau bayar, pelaku tersebut masuk ke dalam gedung Kenari dan mengambil sebilah badik.

Pelaku itu lalu, memperlihatkan badiknya dan menakut-nakuti keluarga pasien. Pelaku kemudian duduk dan mondar-mandir di depan keluarga.

"Kata orang itu, biar ada yang ditikam tidak dipenjara ji juga. Karena dia berada di rumah sakit," katanya.

Keluarga pasien terpaksa menyerahkan uang. Alasannya, jika berkelahi di area gedung, tak ada orang yang bisa melerai. Keselamatannya justru terancam.

Pasalnya, tidak ada pengamanan khusus untuk keluarga yang datang membesuk. Perawat juga hanya cuek, jika ada aksi pemalakan.

"Saya mau bilang, orang yang palak, tidak waras, tapi selalu berada di luar ruangan. Pakaiannya juga baru. Beda sama pasien," ujar dia.

Pelaku tidak bergabung dengan pasien. Mereka baru mendekati pasien, saat ada keluarga datang membesuk. Namun, mereka langsung menagih.

PLN UIW Sulselrabar Luncurkan EL-OD, Ada Paket Layanan Listrik untuk Kaki Lima

Sosok Gabriel Luna, Jadikan Bruce Lee Sebagai Insipirasi saat Berakting di Terminator: Dark Fate

Hari Jadi ke-104 Tahun, Sore Ini PSM Makassar Syukuran di Stadion Mattoanging

Setelah memalak, pelaku leluasa keluar dari pekarangan rumah sakit. Ada yang berjalan kaki dan naik motor. Bahkan melintas di depan Satpam.

"Herannya, mereka itu leluasa keluar masuk area rumah sakit. Mereka seperti preman yang ditakuti. Kami melapor di sekuriti, tidak direspon juga," katanya.

Tafa mengaku trauma datang RS Dadi. Dia khawatir dikeroyok oleh preman tersebut.

Dia meminta pihak manajemen memperketat pengamanan. Bukan malah membiarkan preman masuk dan memalak.

"Kata orang, pelaku itu juga pasien. Tapi tidak masuk akal. Kenapa seperti orang waras. Beda sama pasien lain. Dia juga pintar naik motor," ujarnya.

Selain Tafa, Neni juga pernah dipalak oleh pelaku. Beberapa pekan lalu, warga Sengkang tersebut, juga datang untuk membesuk keluarganya.

Saat akan meninggalkan gedung Kenari, Neni juga diminati uang Rp 75 ribu. IRT tersebut terpaksa membayar, karena takut.

"Saya juga pernah dipalak di dalam (RS Dadi). Terpaksa saya bayar. Orang itu bikin takut-takut," ujarnya.

Dia curiga, pelaku berkerjasama dengan pihak rumah sakit. Hasil palak dibagi dengan oknum tersebut. Pihak RS juga terkesan cuek dengan aksi tersebut.

"Saya sampakan perawat, tapi dia bilang, itu diluar kewenangan kami. Itu utang karena keluarga sering pinjam rokok dan kopi," ujarnya.

Padahal Tahir dimasukkan ke RS Dadi karena terlalu sering merokok. Hal tersebut membuatnya, berilusinasi," ujarnya.

Sementara, seorang perawat pria yang ditemui di Kenari menyampaikan, tidak mampu mengontrol aksi premanisme tersebut.

"Kami hanya dua orang bertugas. Jadi kami tidak mampu mengontrol semua itu. Itu pelakunya juga, pasien di sini," ujar pria tersebut. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved