Mengatasi Kecemburuan pada Anak
Sibling Rivalry jika tidak ditangani sejak dini oleh orang tua, maka akan memberikan dampak negatif pada anak kedepannya
Oleh: Novita Maulidya Jalal
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar
Memiliki anak adalah anugerah terindah yang dimiliki oleh kedua orang tua. Setiap ayah dan bunda sangat mengharapkan kakak dan adik berbahagia bersama-sama, saling mengasihi, saling menjaga, dan saling menyayangi. Namun, pada kenyataannya, Ayah dan Bunda terkadang menghadapi kenyataan yang sebaliknya.
Banyak fenomena yang terjadi di masyarakat tentang adanya persaingan saudara kandung atau sibling rivalry untuk mencari perhatian orang tua, baik yang dialami oleh anak pertama maupun oleh anak kedua. Menurut survey yang dilakukan sebuah media masa, 69,1% dari 430 pelajar mengalami sibling rivalry dengan saudaranya, baik sesama jenis kelamin maupun beda jenis kelamin.
Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Kecemburuan tersebut terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
Persaingan antar saudara yang dimaksud disini adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling Rivalry kerapkali terjadi pada anak usia dini, dimana anak masih berada pada tahap egosentris yakni di usia 5 tahun pertama. Ketika posisi si kakak sebagai pusat perhatian digantikan oleh adiknya, saat itulah kebencian dan iri hati dimulai.
Sebelum adiknya lahir, si kakak memiliki kasih sayang sepenuhnya, tapi sekarang dia merasa adiknya mengambil banyak waktu dan perhatian orang tuanya itu. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa anak kedua dan ketiga bisa merasa benci kepada adik mereka dan anak-anak yang lebih muda cenderung merasa iri hati juga, khususnya apabila mereka menganggap kakaknya diberi lebih banyak kebebasan.
Selain penyebab di atas, penyebab utama yang dapat memperparah kemunculan dari Sibling Rivalry ini adalah sikap orangtua yang seringkali membanding-bandingkan anak dengan saudaranya atau anak-anak lainnya. Sikap orang tua yang menganak emaskan salah satu di antara anak-anaknya atau favoritism juga dapat menjadi pemicu anak lain mengalami kecemburuan terhadap saudaranya itu.
Dampak Positif
Sibling rivalry atau kecemburuan pada anak jika dapat ditangani sejak dini dapat berdampak secara positif bagi anak kedepannya, antara lain anak akan belajar merasakan indahnya kemenangan dan pedihnya kekalahan. Jika anak dilatih melalui proses ini, maka anak akan memiliki daya tahan serta daya juang untuk menghadapi kompetsisi di situasi lainnya.
Anak juga dapat belajar mengontrol emosinya, mengatasi perasaan kesal, dan menyelesaikan perselisihan dengan baik (melalui bimbingan dari orang tua). Dengan demikian, anak kelak dapat mengatasi konflik-konflik yang bersinggungan denganorang lain dengan cara yang tepat.
Perselisihan-perselisihan yang kerap dilakukan anak-anak termasuk proses pendukung perkembangan anak. Mereka akan merasa lebih gembira ketika banyak saudaranya yang ikut bermain. Dengan demikian, anak mengerti bahwa saudara akan menjadi teman sepanjang masa yang saling melengkapi Hidup bersama saudara juga akan mengajarkan anak mengenai kemampuan dan sifat-sifat yang prinsipil.
Sesama saudara akan belajar mengenai toleransi, bagaimana mencari solusi yang tepat, serta belajar mengatasi berbagai macam masalah.
Dampak Negatif