Redam Disinformasi Kekerasan di Dunia Pendidikan, Kadisdik Makassar Ajak Warga Lebih Bijak
Melalui perangkat bernama smartphone yang terhubung dengan internet informasi apapun di belahan bumi manapun bisa diakses.
Penulis: Alfian | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kecepatan informasi mengenai sebuah kejadian saat ini dalam sekejap mata bisa tersampaikan kepada ribuan hingga ratusan ribu orang.
Melalui perangkat bernama smartphone yang terhubung dengan internet informasi apapun di belahan bumi manapun bisa diakses.
Masih Lobi Inasgoc Filipina, Winger PSM ini Disiapkan Perkuat Timnas U23 di SEA Games
Tujuh Balon Bupati dan Wakil Bupati Barru Berebut Rekomendasi PKS
BREAKING NEWS: Sudah Lima Kali Suara Letusan Senjata di Pengadilan Negeri Sengkang, Ada Apa?
Dua Kali Mutasi Bupati Luwu Disoal DPRD, Ada Apa?
VIRAL Pasien 10 Tahun Koma Akhinya Siuman, Ungkap Rahasia Besar yang Terjadi di Rumah Sakit
Platform penyedia informasi juga berseliweran.
Google, facebook, instagram hingga whatsapp menjadi area penyebaran dan penukaran informasi.
Informasi yang menyebar cepat ini tentunya memiliki dampak seperti pisau bermata dua.
Di Makassar informasi mengenai salah satu siswa SMP Negeri 40 yang memilih putus sekolah lantaran tak mampu membeli seragam batik viral seketika.
Respon positif hadir, organisasi kemanusiaan, individu dermawan maupun Pemerintah setempat langsung mengambil tindakan.
Rini Ayu Lestari (16), siswa yang enggan lagi bersekolah ini pun mendapat bantuan.
Hasilnya, Rini kini kembali lagi bersekolah seperti sediakala.
Beda kasus dengan Rini Ayu, masih di lingkup dunia pendidikan di Makassar, informasi viral juga tengah merebak.
Kasusnya tentang dugaan kekerasan yang dilakukan Kepala SMP Budi Kasih kepada siswa kelas VII berinisial EK.
Melalui informasi pesan singkat di Whatsapp, informasi penganiayaan ini berseliweran di media sosial.
Bahkan di berbagai media mainstream juga mulai memberitakan terkait dugaan penganiayaan itu.
Hanya saja setelah dikonfirmasi dan dilakukan pengecekan langsung ke sekolah dugaan penganiayaan tersebut terbantahkan.
Pihak sekolah dalam hal ini Kepala SMP Budi Kasih memberikan penjelasan kronologi dan juga menghadirkan siswa yang terduga sebagai korban.