Alasan Jokowi Pilih Tito Karnavian dan Terawan Agus Putranto Jadi Menteri
Pengumuman dilakukan tiga hari setelah Jokowi dilantik sebagai presiden di Gedung DPR/MPR, Minggu (20/10/2019) kemarin.
TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengenalkan nama-nama menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Hal itu diumumkan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019) pagi.
Pengumuman dilakukan tiga hari setelah Jokowi dilantik sebagai presiden di Gedung DPR/MPR, Minggu (20/10/2019) kemarin.
Sebelumnya, Jokowi telah memanggil calon menteri ke Istana Kepresidenan selama dua hari, Senin hingga Selasa.
Sejumlah orang yang dipanggil ke Istana Kepresidenan diketahui ada yang berasal dari partai politik, ada juga yang berasal dari kalangan profesional.
Dari sekian banyak nama menteri, rupanya ada beberapa nama menteri yang berhasil menarik perhatian masyarakat terutama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto.
Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri BUMN Dampingi Erick Thohir, Ini Profil Kartika Wirjoatmodjo
Bertarung di Pilkada Luwu Utara, Andi Rahim Incar Semua Partai Politik
Dishub Mamasa Programkan Survey Penempatan Rambu Lalulintas dan Marka Jalan
Tentunya pengangkatan Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan diisi oleh dr Terawan Agus Putranto mengejutkan banyak pihak.
Untuk meredam rasa penasaran masyarakat, Jokowi pun mengungkapkan alasan dirinya memilih Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negari dan Menteri Kesehatan yang diisi oleh dr Terawan Agus Putranto.
1. Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri
Menurut Jokowi, dipilihnya Tito Karnavian lantaran Menteri Dalam Negari ini dinilai memiliki banyak pengalaman di lapangan dan mempunyai hubungan yang baik di daerah selama dirinya menjabat sebagai Kapolri.
Dari hal ini, Jokowi pun memberikan tugas agar Tito Karnavian bisa mengawal terciptanya lapangan kerja agar investasi di daerah bisa berjalan dengan baik.
“Juga saya sampaikan yang berkaitan dengan pelayanan, utamanya di bidang yang berkaitan dengan pelayanan publik di daerah-daerah agar bisa dikoordinasi dengan baik dengan seluruh kepala daerah yang ada.
Sehingga tata kelola dalam pelayanan kepada dunia usaha, dunia bisnis, dalam investasi, itu betul-betul bisa ramah, cepat, dan kita harapkan penciptaan lapangan kerja bisa dilakukan,” ungkap Presiden, dikutip dari laman setkab.go.id.
2. dr Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan
Menurut Jokowi untuk menjadi seorang Menteri Kesehatan harus memiliki pengalaman dan manajemen yang baik.
Jokowi pun melihat dr Terawan Agus Putranto memiliki kinerja baik sewaktu dirinya memimpin RSPAD Gatoto Subroto di Jakarta.
Dari hal ini Jokowi melihat dr Terawan memiliki kemampuan tersebut.
Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri BUMN Dampingi Erick Thohir, Ini Profil Kartika Wirjoatmodjo
Bertarung di Pilkada Luwu Utara, Andi Rahim Incar Semua Partai Politik
Dishub Mamasa Programkan Survey Penempatan Rambu Lalulintas dan Marka Jalan
“Menteri ini titik beratnya lebih pada pengelolaan, lebih kepada manajemen. Baik itu manajemen anggaran, baik itu manajemen personalianya yang ada di Kementerian Kesehatan, baik manajemen mendistribusikan anggaran agar betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Presiden Jokowi.
Alasan kedua, dr Terawan memiliki rekam jejak yang diakui di dunia internasional yakni pernah didaulat menjadi Ketua International Committee on Military Medicine (ICMM), sebuah organisasi dokter militer dunia.
Selain itu, pengalaman dr Terawan di lapangan juga dibutuhkan untuk menghadapi bencana dan ancaman endemik.
“Kita ini selalu berada dalam posisi bencana dan ancaman endemik di Indonesia masih ada. Saya lihat waktu beberapa kali saya undang, orientasinya adalah preventif.
Itu yang akan lebih dititikberatkan. Artinya yang berkaitan dengan pola hidup sehat, pola makan yang sehat, olahraga yang sehat, bukan titik beratnya pada mengurusi yang telah sakit. Membuat rakyat kita sehat. Saya kira itu,” jelas Jokowi, dilansir dari setkab.go.id.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tito Karnavian dan dr Terawan Dipilih Menjadi Menteri di Kabinet Indonesia Maju, Ini Alasan Jokowi, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/10/25/tito-karnavian-dan-dr-terawan-dipilih-menjadi-menteri-di-kabinet-indonesia-maju-ini-alasan-jokowi.
Benarkah Presiden Angkat Tito Karnavian Jadi Menteri Gegara Gagal Tangani Kasus Novel Baswedan?
Pengumuman jajaran Menteri kabinet Indonesia Maju sudah diumumkan Presiden Jokowi, Rabu (23/10/2019).
Namun cukup banyak komentar datang dari masyarakat terkait sosok yang terpilih.
Salah satunya Mantan Kapolri jenderal (Purn) Tito Karnavian yang ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto berpandangan bahwa Jokowi sedang menjaga nama baik Tito dari ketidakberhasilannya mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
"Ini juga upaya penyelamatan Pak Tito biar nama beliau menjadi tetap terjaga dengan ketidakberhasilan mengungkap kasus Novel Baswedan," kata Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
Seperti diketahui, Polri telah membentuk tim teknis untuk menindaklanjuti temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dalam mengusut kasus Novel.
Hingga melewati batas waktu yang diberikan Jokowi pada 19 Oktober 2019, kasusnya belum juga terungkap.
Di sisi lain, Bambang juga menilai bahwa pemberian jabatan menteri tersebut merupakan sebuah penghargaan Jokowi kepada Tito.
Menurut Bambang, hal itu ada kaitannya dengan kesuksesan Tito menjamin keamanan selama Pemilu 2019.
"Saya melihatnya ini menjadi reward dari Presiden Jokowi karena Pak Tito berhasil menciptakan rasa aman dalam pilpres dan pemilu kemarin," ujar dia.
"Menciptakan rasa aman ini juga mempunyai arti lain, dalam arti mengamankan kepentingan pilpres, kepentingan Pak Jokowi begitu. Makanya ini menjadi reward dari Pak Jokowi ke Pak Tito," kata Bambang lagi.
Jenderal (Purn) Tito Karnavian telah mengundurkan diri dari keanggotaan Kepolisian RI (Polri).
Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri BUMN Dampingi Erick Thohir, Ini Profil Kartika Wirjoatmodjo
Bertarung di Pilkada Luwu Utara, Andi Rahim Incar Semua Partai Politik
Dishub Mamasa Programkan Survey Penempatan Rambu Lalulintas dan Marka Jalan
Pernyataan pengunduran diri tersebut diserahkan ke DPR bersamaan dengan surat Presiden Joko Widodo terkait permintaan pemberhentian Tito sebagai Kapolri.
Kini, Tito telah resmi dilantik sebagai Menteri Dalam Negeri menggantikan Tjahjo Kumolo.
Kabar Buruk untuk Presiden Jokowi Gegara Prabowo Subianto dan Wishnutama Usai Pelantikan Menteri
Kabar buruk untuk Presiden Jokowi gegara Prabowo Subianto dan Wishnutama usai pelantikan menteri.
Dua sosok menteri, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pariwisata Wishnutama tenyata kurang diterima.
Akibatnya, Jokowi ditinggalkan.
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi resmi ditinggalkan organisasi massa sukarelawan pendukung Jokowi ( Projo ).
Mereka pamit pada Rabu (23/10/2019) sore, beberapa jam setelah pelantikan menteri.
Ormas yang telah mendukung Jokowi hingga dua periode pemerintahan itu tak bisa menerima realitas Jokowi memasukkan nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan.
"Ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan mengingat Prabowo rival yang cukup keras waktu itu. Kami bertarung cukup keras. Akan tetapi, sekarang menjadi Menhan," ujar Sekretaris Jenderal Projo Handoko dalam konferensi pers di kantor DPP Projo, Jalan Pancoran Timur Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, dikutip dari Antara.
Selain Prabowo Subianto, para sukarelawan pendukung Presiden Jokowi juga kecewa menyaksikan mantan Komisaris Utama NET TV Wishnutama dalam barisan calon menteri yang dipanggil ke Istana dalam dua hari belakangan.
Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri BUMN Dampingi Erick Thohir, Ini Profil Kartika Wirjoatmodjo
Bertarung di Pilkada Luwu Utara, Andi Rahim Incar Semua Partai Politik
Dishub Mamasa Programkan Survey Penempatan Rambu Lalulintas dan Marka Jalan
Ketua Projo DKI Jakarta Karl Sibarani mengatakan bahwa Wishnutama tidak pernah berkeringat dan "berdarah" dalam mendukung Jokowi, baik pada Pilpres 2014 maupun 2019.
Bahkan, prestasinya di bidang bisnis media dan hiburan pun tidak moncer.
Berbeda dari Projo, respons dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Milenial M Arief Rosyid Hasan lebih positif.
Menurut M Arief Rosyid Hasan, sejumlah figur seperti Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, Wishnutama, dan Nadiem Makarim adalah figur-figur yang selama ini memperoleh tempat di hati milenial.
"Saya pikir mereka adalah orang-orang terbaik yang dimiliki bangsa kita," ujar M Arief Rosyid Hasan lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Nama-nama tersebut menginspirasi milenial untuk terus berkontribusi positif terhadap bangsa.
Apalagi kabinet itu akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Meskipun sudah 'cukup' terhadap dirinya sendiri, mereka tetap mau mengabdi pada bangsa dan negara ketika diminta oleh Pak Jokowi," kata Arief Rosyid.
Mantan Ketua Umum PB HMI itu mengatakan bahwa nama-nama baru lain, baik yang berasal dari unsur partai ( Syahrul Yasin Limpo, Zainuddin Amali, Suharso Monoarfa ) maupun dari profesional ( dr Terawan Agus Putranto, Mahfud MD, Teten Masduki, dan Tito Karnavian ) adalah figur-figur yang sudah teruji dan memiliki integritas atau track record yang baik selama ini.
Belum lagi menteri yang dipertahankan dalam periode sebelumnya, seperti Sri Mulyani, Muhadjir Effendy, Basuki Hadimuljono, Tjahjo Kumolo, dan Sofyan Djalil, mereka yang terbukti loyal pada Jokowi dalam merealisasikan visinya sebagai Presiden.
"Terpenting sekarang ialah agar mendukung kabinet yang dibentuk Presiden melalui kerja-kerja nyata di bidang kita masing-masing," kata M Arief Rosyid Hasan.
Sementara itu, dari Aceh, Ikram Hasballah berterima kasih kepada Presiden Indonesia yang telah memberikan tugas untuk Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden karena memberikan amanah kepercayaan kepada Bapak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kami sangat bangga, senang sekali hati kami," ujar Ikram Hasballah melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Menteri BUMN Dampingi Erick Thohir, Ini Profil Kartika Wirjoatmodjo
Bertarung di Pilkada Luwu Utara, Andi Rahim Incar Semua Partai Politik
Dishub Mamasa Programkan Survey Penempatan Rambu Lalulintas dan Marka Jalan
Ke depan, dia berharap agar Prabowo Subianto dapat membangun bidang pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih baik lagi.
"Maka, saran saya kepada Bapak Prabowo Subianto harus bekerja keras agar keamanan bangsa ini yang lebih maju," kata Ikram Hasballah.
Alasan Jokowi
Di kesempatan berbeda, Jokowi akhirnya mengungkap alasan mengapa memilih rivalnya di pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju.
"Kita ini pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Presiden Jokowi menjelaskan, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong.
Oleh karena itu, Jokowi tidak masalah rivalnya masuk kabinet.
Selain Prabowo Subianto, ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, kenapa tidak," kata dia.
Presiden Jokowi menyebut Indonesia memang masih menuju pada sebuah proses demokrasi bernegara.
Namun ia melihat proses tersebut sudah menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan.
Lalu, kenapa Menteri Pertahanan yang diberikan ke Prabowo Subianto?
Presiden Jokowi mengaku mempertimbangkan rekam jejak Prabowo Subianto selama berkarir di TNI.
"Ya memang pengalaman beliau besar, beliau ada di situ," kata dia.
Di sisi lain, Prabowo Subianto dan mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sudah menggelar upacara serah terima jabatan di Gedung AH Nasution, kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).
Seusai Sertijab, Prabowo Subianto menungkapkan bahwa dirinya ditugaskan Presiden untuk memperkuat TNI dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
"Tugas yang diberikan Presiden ke saya adalah untuk ikut membantu, memperkuat TNI. Supaya kita bisa semuanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," ujar Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan itu, Prabowo Subianto juga berjanji akan melanjutkan program-program yang sudah dirintis Ryamizard Ryacudu dan membuat terobosan baru.
Namun ia tak menjelaskan secara spesifik terobosan apa yang akan ia buat dalam lima tahun ke depan.
"Dan saya akan sekuat tenaga melanjutkan apa yang sudah dirintis untuk mencari terobosan baru," kata Prabowo Subianto sekaligus mantan Pangkostrad dan mantan Danjen Kopassus.
Keluarga Korban Pelanggaran HAM Protes
Para keluarga korban pelanggaran HAM ( Hak Asasi Manusia) berat di masa lalu menilai, pengangkatan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan menunjukkan bahwa kasus pelanggaran HAM berat dijadikan komoditas politik dalam Pilpres 2019.
Para keluarga korban tersebut berasal dari Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadikan (JSKK), Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Ikatan Keluarga Tanjung Priok (IKAPRI), YLBHI, Kontras, dan YPKP 65.
"Terhadap Prabowo yang diangkat menjadi Menteri Pertahanan, kenyataannya memang dalam kasus-kasus pelanggaran HAM berat selalu dijadikan komoditas politik dari pemilu ke Pemilu dan hanya dipergunakan untuk meraup suara ketika sudah menjadi presiden," ujar anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) Maria Katalina Sumarsih dalam konferensi pers di kantor Kontras, Kamis (24/10/2019).

Sumarsih menegaskan, jika Presiden Jokowi menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, maka sejatinya ia mencabut surat pengangkatan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan lantaran diduga terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Sementara itu, Ketua Divisi Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menambahkan, janji Jokowi dalam Nawa Cita untuk menegakkan HAM telah gagal.
"Pengangkatan Prabowo menunjukkan Jokowi telah menutup harapan dari para korban pelanggaran HAM berat," ujar Isnur.
Menurut dia, pengangkatan Prabowo Subianto jelas mengingkari mandat dari konstitusi yang mengutamakan HAM dalam setiap aturan-aturannya.
Adapun Ketua YPKP 65 Bedjo Untung menyatakan, Jokowi mengulangi kesalahan yang sama dengan memberi tempat untuk terduga pelanggaran HAM berat dalam pemerintahan.
"Jokowi mestinya belajar lima tahun periode pertama lalu, begitu masifnya tuntutan para korban dan masyarakat sipil agar orang-orang di istana yang diduga melanggar pelanggaran HAM berat kemudian dibersihkan, tapi malah mengulangi lagi," ujar Bedjo.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Dinilai Sedang "Menyelamatkan" Tito Karnavian yang Gagal Ungkap Kasus Novel ", https://nasional.kompas.com/read/2019/10/25/06321651/jokowi-dinilai-sedang-menyelamatkan-tito-karnavian-yang-gagal-ungkap-kasus.
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur