Kebakaran Hutan di Gowa Diperkirakan Capai Ratusan Hektare
Kebakaran ini terjadi di kawasan hutan Gunung Lompobattang dan Gunung Bawakaraeng sejak Minggu (20/10/2019). Hingga hari keempat Rabu (23/10/2019) tit
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Gowa diperkirakan sudah mencapai ratusan hektare.
Kebakaran ini terjadi di kawasan hutan Gunung Lompobattang dan Gunung Bawakaraeng sejak Minggu (20/10/2019). Hingga hari keempat Rabu (23/10/2019) titik-titik yang terbakar belum padam sepenuhnya.
PLN Bantu Pengembangan Wisata Pantai Appalarang Bulukumba
TERNYATA Ini Makna Tersirat Batik Dipakai Prabowo Saat Pelantikan Menteri, Dulu Hanya Dipakai Raja
Segera Tayang, ini Susunan Pemain Line Up Persib Bandung vs Bhayangkara FC
Ini Nama Ketua Baru Baznas, PHBI dan LPTQ Mamasa
Dimana Ali Ngabalin Saat Jokowi Panggil Calon Menteri & Pelantikan Kabinet Indonesia Maju?
Camat Parigi, Muhammad Guntur, memastikan upaya pemadaman tak akan dihentikan sampai betul-betul padam.
Menurutnya, pemadaman api dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder yang ada di Kecamatan Parigi.
"Hingga saat ini diperkirakan sudah ada ratusan hektare. Kita kerahkan masyarakat, Pak dusun, Pak desa untuk menghalau api," katanya, Rabu (23/10/2019).
Cara antisipasi yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Parigi yakni membersihkan lokasi yang diperkirakan akan dilewati api.
Guntur menuturkan, tim gabungan terus berjuang memadamkan api di kaki Gunung Lompobattang selama tiga hari.
Akan tetapi, kondisi medan tidak memungkinkan untuk bisa dipadamkan dengan cepat. Karena titik api jauh dari jangkauan pemadaman.
"Masih kewalahan untuk tembus ke lokasi kebakaran. Titik api pun masih sangat jauh kedalam sehingga susah untuk dijangkau," bebernya.
Saat ini Pemerintah Kecamatan Parigi memerintahkan seluruh masyarakat membersihkan wilayah yang berpotensi dilalui oleh api.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar api tidak menjalar masuk ke pemukiman. Tim berupaya mencegah api tidak merambah dan masuk ke pemukiman warga.

"Caranya dengan ditimbun dengan tanah, lahan dan ranting-ranting kita bersihkan. Apalagi yg susah ini karena asap," imbuhnya.
Guntur menceritakan, untuk mencapai lokasi atau titik api, petugas harus berjalan selama dua jam dari desa terdekat.
Sehingga, upaya untuk memadamkan api tersebut hanya dengan bermodalkan pompa air yang disimpan di irigasi terdekat dari lokasi.
"Saya jalan kaki kesana dua jam saja belum bisa sampai dan tembus. Makanya masyarakat hanya berbekal pompa air melakukan pemadaman, dengan memanfaatkan irigasi yang ada disekitar lokasi kebakaran," ungkapnya.