TRIBUN WIKI
Mengenal Ciu Minuman yang Lagi viral di Medsos Buat Kucing Sempoyongan hingga Akhirnya Mati
Sebuah video yang memperlihatkan seekor kucing kejang-kejang hingga mati viral di media sosial.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Ciu menjadi trending topik google, Kamis (17/10/2019).
Apa itu Ciu?
Dilansir dari wikipedia, Ciu atau ciu rantai adalah sebutan bagi sejenis minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai (tetes tapai).
Minuman ini khas dari daerah Desa Kebjaran, Sumpiuh, Banyumas dan Cikakak Ajibarang, Jawa Tengah, Indonesia, sebuah daerah di sekitar pinggiran kota Banyumas.
Selain itu Minuman ini juga sangat populer dikalangan pemuda Kota Sumiuh.
Minuman ini dikenal mengandung alkohol dan sangat efektif untuk membuat orang yang meminumnya mabuk.
Ciu sangat populer di Pulau Jawa terutama wilayah Banyumas, Sumpiuh, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kroya dan sekitarnya.
Awalnya Ciu hanya banyak di pasarkan di wilayah Banyumas, Purwokerto, Sumpiuh dan Ajibarang saja, tetapi dengan semakin melambungnya harga miras botol membuat masyarakat kembali memilih Ciu sebagai miras yang lebih terjangkau harganya.
KABAR BURUK Irwansyah Bos Kue Artis Kekinian, Selebgram Medina Zein Gugat ke Polisi, Kasus Apa?
Sosok di Balik Foto Presiden dan Wapres, Darwis Triadi Ungkap Momen saat Potret Jokowi-Maruf Amin
Waspadai Pasanganmu! Inilah 5 Peringkat Zodiak Teratas yang Paling Berpotensi untuk Selingkuh
Sejarah
Sejarah Ciu bisa ditelusuri lagi sejak jaman kolonial Belanda dimana pada sekitar abad ke 18 dikenal sebagai miras dengan label Batavia Arrack van Oosten.
Kala itu Batavia Arrack van Oosten memproduksi miras dengan bahan baku yang banyak ditemui di wilayah Nusantara seperti beras yang difermentasi, tetes tebu dan kelapa.
Sampai akhirnya masyarakat tradisional Banyumas sanggup membuat racikan miras menggunakan bahan baku ketela pohon.
Bahkan sampai saat ini pembuatan Ciu di daerah Banyumasan masih tergolong sangat tradisional dan sebenarnya tidak mengandung campuran dari bahan kimia buatan lainnya.
Di daerah Cikakak dan desa-desa penghasil Ciu seperti Windunegara dan Wlahar Kecamatan Wangon Banyumas para perajin ciu rata-rata merupakan ibu rumah tangga.
Sedangkan kaum lelaki justru bertugas untuk mencari bahan baku di kebun dan sebagai penjual langsung ke beberapa tempat.