Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Abu Rara Tusuk Menko Polhukam Wiranto karena Takut Ditangkap?

Penusukan Wiranto sekaligus mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan ditanggapi nyinyir istri prajurit TNI.

Editor: Imam Wahyudi
TribunNewsmaker.com Kolase/ Twitter @Airin_NZ/ Handout
Syahril Alamsyah alias Abu Rara penusuk Wiranto. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Terungkap alasan Abu Rara nekat tusuk Wiranto, purnawirawan jenderal dan mantan Panglima ABRI.

Polri menyebut Syahrial Alamsyah, pelaku penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, takut dan stres karena perekrutnya, Abu Zee, telah tertangkap polisi.

Dari hasil pengakuan Syahrial Alamsyah kepada polisi, ditangkapnya Abu Zee yang merupakan amir atau ketua dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menjadi alasan mengapa dirinya menusuk Wiranto.

Abu Zee ditangkap polisi pada 23 September 2019 lalu.

"Dalam pemeriksaan 2 hari ini oleh Densus 88, SA ( Syahrial Alamsyah ) merasa takut, stres dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia (Abu Zee) tertangkap," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, meski Syahrial Alamsyah tidak terafiliasi dengan JAD Bekasi pimpinan Abu Zee tersebut, tetapi dia pernah satu kali berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan foto pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto Syahrial Alamsyah, Fitria Diana, serta senjata yang digunakan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan foto pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto Syahrial Alamsyah, Fitria Diana, serta senjata yang digunakan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019). (KOMPAS.COM/DETI MEGA PURNAMASARI)

Syahrial Alamsyah dan Fitri Andriana bahkan dinikahkan oleh Abu Zee sebelum kemudian mereka pergi dan bermukim di Kampung Menes, Pandeglang, Banten.

"Dia takut, kalau (Abu Zee) tertangkap dia juga khawatir akan tertangkap, maka dia komunikasi lewat pihak istrinya. Dia persiapan (melakukan serangan), menunggu waktu," kata dia.

Selama ini, kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo, pihaknya sudah mengintai Syahrial Alamsyah namun belum ditangkap karena belum ditemukan adanya persiapan atau bukti otentik untuk melakukan serangan.

Aksi yang dilakukan terhadap Wiranto, ia menjelaskan, adalah aksi spontan.

Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, dari pola yang dimiliki jaringan-jaringan teroris, tahapan yang dilakukan Syahrial Alamsyah baru berada di tahapan ketiga yang dinamakan dengan istilah taklim khusus.

Taklim khusus tersebut diistilahkan mereka sebagai tahapan orang-orang yang sudah mendapat penilaian cukup kuat dari tokoh perekrutnya untuk bergabung sebagai simpatisan.

Adapun tahapan pertama merupakan tahap perencanaan awal yang berupa membangun komunikasi intens baik langsung (verbal) maupun tidak langsung (melalui media sosial).

"Di situ ada tokoh yang biasa rekrutmen kepada orang-orang yang memiliki simpati kepada perjuangan ISIS," kata dia.

Kemudian tahapan kedua diistilahkan mereka sebagai taklim umum, berupa ajaran-ajaran cara menyerang untuk mematangkan sisi mental dan spiritual yang bersangkutan.

Selanjutnya, ada dua tahapan lainnya yang harus mereka lalui agar bisa melakukan aksi penyerangan mereka kepada target, dalam hal ini adalah pemerintah dan kepolisian.

Ditanggapi Nyinyir Istri Dandim Kendari

Kasus penusukan Wiranto ditanggapi beragam oleh publik.

Ada yang simpati dan ada pula yang tidak.

IPDN, pemilik akun Irma Zulkifli Nasution di Facebook bahkan menulis posting-an nyinyir hingga kemudian berbuah petaka.

Pasalnya, IPDN saat menulis posting-an itu sedang berstatus istri Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi sekaligus bawahan Wiranto.

Apa posting-an istri Dandim Kendari?

Awalnya, pemilik akun Irma Zulkifli Nasution mem-posting, "Jgn cemen pak,…Kejadianmu, tak sebanding dgn berjuta nyawa yg melayang."

Posting-an atau status istri Kolonel Hendi Suhendi yang nyinyiri kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto.
Posting-an atau status istri Kolonel Hendi Suhendi yang nyinyiri kasus penusukan Menko Polhukam, Wiranto. (HANDOVER)
Posting-an atau status istri Kolonel Hendi Suhendi yang nyinyiri kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto.
Posting-an atau status istri Kolonel Hendi Suhendi yang nyinyiri kasus penusukan Menko Polhukam, Wiranto. (HANDOVER)

Posting-an atau status tersebut kemudian dikomentari pengelola akun Togar Panjaitann yang mengingatkan pemilik akun Irma Zulkifli Nasution yang tak pantas menulis nyinyiran karena merupakan istri perwira dan pejabat di lingkungan TNI AD.

"Ibu ini adalah isteri seorang Dandim di Kendari. Tidak pantas seorang isteri Perwira TNI AD membuat pernyataan superti ini."

Demikian komentar pengelola akun Togar Panjaitann.

Pemilik akun Irma Zulkifli Nasution malah mengaku jika dirinya menulis status itu karena membela banyak warga yang menderita dan meninggal akibat kebijakan pemerintah.

Selain itu, dia juga mengaku berasal dari keluarga tentara dan polisi.

"Maaf pak Togar Panjaitann kenapa tdk pantas,.. saya seorg istri Dandim dan jg seorang manusia biasa yg mempunyai perasaan,apayg saya sampaikan tdk menghina siapapun,..jutsru saya seorg istri perwira pak, yg merasakan perasaan berjuta rakyat mati Lbh mngiris kalbu, mohon maaf apabila bpk tdk berkenan."

Demikian ditulis pemilik akun Irma Zulkifli Nasution.

Lalu, dilanjutkan, "Saya menangis pak banyak anak bgsa mati begitu saja,…saya hnya mnyampaikan apa yg saya rasaran,.. siapapun dia kalo punya hati nurani pastilah hatinya tersayat."

Juga ditulis, "Pak Togar, saya bukan saja seorg istri seorg perwira tp jg saya seorg anak TNI -AL dan seorg cucu Polisi dan ponakan seorang TNI,.. tentunya bpk tau jiwa cintanya kpd Rakyat anak bangsa dan NKRI dan bgmana saya dibesarkan dlm lingkungan TNI."

Komentar pengelola dan pemilik akun Irma Zulkifli Nasution dan Togar Panjaitann.
Komentar pengelola dan pemilik akun Irma Zulkifli Nasution dan Togar Panjaitann. (HANDOVER)

Screenshot posting-an di akun Irma Zulkifli Nasution viral walaupun aslinya telah dihapus.

Posting-an tersebut pun sampai ke Mabes TNI.

Kepala Staf Anglkatan Darat (  KSAD ), Jenderal TNI Andika Perkasa kemudian mencopot Kolonel Hendi Suhendo dari jabatan Dandim Kendari atau Komandan Kodim 1417 Kendari.

Sementara itu, Danrem 143/Ho Kendari Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengatakan, mantan Dandim 1417 Kendari itu baru menjabat selama 55 hari.

Ia dikenai hukuman disiplin militer karena melanggar saptamarga di tubuh TNI sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Pasal 8 a dan Pasal 9.

"Seorang prajurit tidak taat terhadap pimpinan dan melanggar Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Jadi ketika prajurit melanggar semua itu, konsekuensi harus diterima," kata Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.

Baca: Istri Ex Dandim Kendari Garang di Facebook Irma Zulkifli Nasution, Bandingkan Saat Suami Dicopot

Baca: Penyebab Jaringan Internet Telkomsel Gangguan atau Down Hari Ini, Juga Indi Home

Selanjutnya, menurut Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, mantan Dandim Kendari tersebut akan menjalani hukuman disiplin militer selama 14 hari ke depan, yaitu penahanan ringan.

Penahanan tehitung mulai hari ini.

Kolonel Hendi Suhendi akan diserahkan kepada Denpom Kendari untuk menjalani hukuman militernya.

"Mari kita bijak bermedia sosial," kata Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved