Bocah Penderita Gizi Buruk di Jeneponto Ditangani Medis RSUD Lanto Dg Pasewang
Bacah yang akan menginjak usia 10 tahun itu nampak dijaga oleh kedua orang tuanya yakni Bapak Sawala dan Ibu Sattuari.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Bocah penderita gizi buruk Resky Adelyia mendapat perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Lanto Dg Pasewang, Jl Ishak Iskandar, Kecamatan Binamu, Jeneponto.
Pantauan awak Tribun Selasa (8/10/2019) siang, Warga Desa Allu Tarowang, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, itu dirawat di lontara dua ruang perawatan anak.
Lama Tak Terlihat, Begini Penampilan Terbaru Bayu Gatra
Cek 6 Berkas Penting Persiapan Pendaftaran CPNS 2019 di Link sscn.bkn.go.id, Mekanisme Seleksi
Ketua Umum ADKASI Khawatir Rakyat Kecewa dengan Anggota DPRD Baru, Karena Faktor Ini!
Sekda Bantaeng Minta Koperasi Lakukan Promosi dan Perluasan Akses Pasar
Ratusan ASN Pemda Tana Toraja Diperiksa Diskrimus Polda Sulsel, Ada Apa?
Bocah yang akan menginjak usia 10 tahun itu nampak dijaga oleh kedua orang tuanya yakni Sawala dan Sattuari.
Tanpa mengenal lelah orang tua bergantian menggendong Adelyia yang sekali-kali minta digendong.
" Sejak masuk tanggal 25 September hingga saat ini Ahamdulillah kondisinya membaik," kata ibunda Rezky yakni Sattuari.
"Bahkan berat badannya juga ikut naik jika sebelumnya, 7 kilogram sekarang kata dokter sudah 11 kilogram," tuturnya.
Iapun mengaku bersyukur selama di rawat tak ada biaya yang dibenani kepada orang tua.
Diketahui, Resky merupakan salah satu korban penderita gizi buruk, yang kini kondisinya sudah sangat memprihatikan.
Sebelum menderita gizi buruk. Resky Adelyia awalnya divonis menderita penyakit paru-paru oleh dokter.

Karena penyakit itu, sempat menjalani pengobatan rawat jalan selama enam bulan di RS Labuang Baji, Kota Makassar.
Namun setelah berobat jalan. Tampak tak ada perubahan atas kondisi penyakitnya.
Sehingga pihak keluarga memilih agar Resky Adelyia dirawat inap pada RS Labuang Baji.
Saat dirawat dia ditangani oleh dokter berbeda, meski berobat pada RS yang sama.
Diagnosa dokter pun saat itu berubah, dari vonis penyakit paru-paru menjadi penyakit ginjal.
Pihak keluarga tetap tabah atas vonis dokter. Tetap berupaya mencarikan jalan kesembuhan anaknya.