Kisah Dibalik Lolosnya Persijo Jeneponto ke Babak 8 Besar Liga 3 Sulsel
Persijo memastikan tiket 8 besar usai menjadi juara grup dengan mengoleksi 5 poin hasil dua kali imbang dan satu kali menang.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Masyarakat Jeneponto patut berbangga, sebab tim kebanggaan mereka Persijo bisa tembus keputaran ke 3 Liga 3 Zona Sulsel.
Persijo memastikan tiket 8 besar usai menjadi juara grup dengan mengoleksi 5 poin hasil dua kali imbang dan satu kali menang.
Tiga Pimpinan DPRD Wajo Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya
Kapolres Gowa Jejerkan Personelnya Periksa Sikap Tampang
Prodi Akuntansi FE UKI Paulus Gelar Workshop, Datangkan Dosen dari UGM
PSM Sesalkan Sikap PSSI, Panggil Asnawi dan Firza Andika Namun Ditolak
Polres Gowa Buka Posko Bantuan untuk Pengungsi Wamena Papua
Namun dibalik perjuangan Persijo terdapat kisah miris, dimana klub tersebut tak mendapat perhatian penuh dari Pemkab Jeneponto.
Bahkan untuk makan saja anak asuh Samsir Farid terpaksa makan mi instan, pemberian dari prajurit TNI asal Jeneponto yang tugas di Kabupaten Pinrang.
" Setelah naik berita kami ditelantarkan, kami ada bantuan dari tentara asli Jeneponto yang tugas disini (Pinrang)," katas asisten Pelatih Ian Nurhidayat kepada Tribun, Senin (7/10/2019) siang.
Tak hanya itu, agar dapat bertanding dan mengharumkan nama Jeneponto dikanca persepakbolaan Sulsel mereka terpaksa numpang di rumah warga.
Agar sampai ke Satdion tempat bertanding mereka terpaksa naik mobil pick up yang disewa oleh mereka. Tak hanya itu kostum seragam yang mereka pakai juga bukan pakaian tim Persijo malainkan kostum klub mereka di Jeneponto.
" Kebetulan ada kenalan pelatih di sini dan itumi yang kami tempati untuk tinggal selama pertandingan, bayangkan satu rumah kami 22 pemain tambah pelatih. Terpaksa ada tidur melantai," pungkasnya.
Sementara itu, pelatih Persijo Samsir Farid meminta kepekaan pemerintah Jeneponto atas kondisi ini.
Tanpa menjadikan alasan koordinasi yang tak terjalin maupun menunggu pencairan.
" Semangatnya anak-anak untuk membawa harum nama Jeneponto patut diacungi jempol, dan itu membuat saya semangat melatih," kata Samsir.
"Jadi, kalau soal makan ini kepekaan kita sesama manusia saja. Tak usah harus mengatakan kordinasi tak ada menunggu pencairan atau apalah, jadi kesadaranji," pungkasnya.
Coach Samsir menjelaskan untuk membantu anak asuhnya, Ia terpaksa datangkan isteri untuk memasak kebutuhan pemain Persijo.
" Kita minta kepekaan apalagi kami bertanding atas nama Jeneponto, saya sampai datangkan istriku untuk mengantisipasi semua," pungkasnya.
Diketahui, minimnya perhatian Pemerintah Jeneponto dikeluhkan para pemain Persijo.