Wagub Andi Sudirman Temui Warga Sulsel yang Mengungsi dari Wamena di Bandara Sentani
Sekretaris Daerah Provinsi Abdul Hayat Gani, pejabat Kesbangpol dan Dinas Sosial Sulsel turut menemani Andi Sudirman.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Minta Dievakuasi
Warga yang minta dievakuasi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, terus bertambah.
Hingga Minggu (29/9/2019), jumlah warga yang mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura mencapai 10 ribu orang.
“Ada 2.670 yang sudah diangkut ke Jayapura," kata Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso di Jayapura, Minggu (29/9/2019).
Mereka yang meminta dievakuasi itu banyak di antaranya meminta pula langsung dipulangkan ke Makassar dan Jawa.
Berdasarkan laporan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua, Mansur, sudah 24 warga Sulsel meninggal akibat kerusuhan di Wamena.
Sementara Plt Kadis Kesehatan Sulsel dr Bachtiar Baso mengatakan, sudah sembilan jenazah yang telah dipulangkan ke Sulawesi Selatan.
Data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.

Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.
Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.
"Dari pos-pos di sekitar pegunungan sekarang banyak menuju ke Wamena. Memang sempat ada isu bahwa di Tolikara akan terjadi gejolak juga, sehingga mereka banyak yang merapat ke Wamena," kata Bowo dikutip dari kompas.com, kemarin.
Bowo menyebutkan, kini sudah ada dua unit pesawat Hercules yang digunakan untuk mengevakuasi warga dari Wamena ke Jayapura. Pesawat juga untuk mengirim bantuan dari Jayapura ke Wamena.
Untuk mengakomodasi seluruh pengungsi tersebut, menurut Bowo, diperlukan waktu beberapa hari, agar mereka semua bisa diterbangkan ke Wamena. "Tentu hari ini belum selesai, mungkin 3-4 hari ke depan bisa diselesaikan," ucap dia.

Bowo menyebut ada 528 warga Wamena yang kini mengungsi di Jayapura.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kerabat di Jayapura, sehingga terpaksa tinggal di pengungsian.