VIDEO: Aksi Mahasiswa di Kantor DPRD Majene Berlangsung Ricuh
Sementara sejumlah anggota dewan dan staf DPRD Majene dievakuasi ke tempat aman saat demonstrasi ricuh.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE -- Unjuk rasa mahasiswa di Kantor DPRD Majene berlangsung ricuh, Rabu (25/9/2019).
Sekolompok massa melempari Kantor DPRD Majene menggunakan batu. Kondisi ini membuat konsentrasi massa pecah.
Gantikan Rivky-Hery Jaga Gawang PSM, Zulham: Pengalaman Berharga dalam Karier Saya
Aliansi Mahasiswa Majene Segel Kantor DPRD, Ini Tuntutan Pendemo
Korban Kerusuhan Wamena, Ibu dan Putrinya Dimakamkan di Pangkep, Ayah dan Keponakan di Enrekang
Giliran Andi Abdullah Rahim Ambil Formulir Calon Bupati Luwu Utara di PAN
Hadapi Musim Tanam Padi, Warga Desa Alatengae Maros Tudang Sipulung
Aksi lempar batu ini membuat kaca jendela di lantai satu hingga lantai dua pecah.
Kericuhan bermula saat massa membakar ban di halaman Kantor DPRD Majene.
Polisi lalu berupaya memadamkan api. Beberapa saat berselang, lemparan batu mulai menghujani kantor dewan.
Massa akhirnya berhamburan. Begitupun Polisi berlarian menghindari lemparan batu.

Sementara sejumlah anggota dewan dan staf DPRD Majene dievakuasi ke tempat aman saat demonstrasi ricuh.
Kericuhan ini berlangsung beberapa menit. Hingga akhirnya kondisi kembali normal.
Mahasiswa pun melanjutkan unjuk rasa menuntut penolakan RUU, UU dan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat. (Tribun Majene.com)
Peringati Hari Puisi, Teater Pasak Ingin Bumikan Sastra di Majene
Teater Pasak Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar pementasan untuk memperingati Hari Puisi Indonesia 2019.
Pementasan puisi berlangsung di Gedung KNPI Majene, Sabtu malam (21/9/2019).
Kronologi Janda Muda Terciduk Berhubungan Badan Layaknya Suami Istri Usai Tahlilan Almarhum Suaminya
20 Warga Kessing Soppeng Ikut Kursus Menjahit
Dua Srikandi Jabat Pimpinan DPRD Gowa
BREAKING NEWS: Boncengan 3, Dua Siswa Asal Pangkep Tewas di Jl Poros Tonasa 1
VIDEO: Pilot Penerbang Kopassus Kini Jadi Kolektor Hape Jadul Ericson
Pentas puisi ini melibatkan sanggar sekolah, komunitas, pemerhati sastra dan juga sanggar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.
Pendiri Teater Pasak, Ahmad Akbar menjelaskan, pentas ini bertujuan membumikan sastra di Majene.
Menurutnya, saat ini sanggar di Majene masih minim yang berfokus pada sastra. Umumnya berkonsentrasi pada seni tari dan musik.