Gara-gara Jembatan Gantung Tabaroge, Anggota DPRD Luwu Timu Teriak 'Hidup Buaya' di Paripurna
Gara-gara Jembatan Gantung Tabaroge, Anggota DPRD Luwu Timur Teriak 'Hidup Buaya' di Paripurna
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Suryana Anas
Gara-gara Jembatan Gantung Tabaroge, Anggota DPRD Luwu Timur Teriak 'Hidup Buaya' di Paripurna
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Anggota DPRD Luwu Timur dari Fraksi Gerindra mempertanyakan nasib Jembatan Gantung Tabaroge nyaris putus di Desa Tabaroge, Kecamatan Wotu, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (24/9/2019).
Itu disampaikan juru bicara Fraksi Gerindra, Sarkawi A Hamid pada rapat paripurna dengan agenda pemandangan fraksi-fraksi terhadap rancangan peraturan daerah APBD perubahan 2019.
Penyebab jembatan nyaris putus karena dihantam derasnya air Sungai Pawosoi yang deras kala debit air sungai meninggi.
Baca: Tantang Bupati di Pilkada 2020, Wabup Luwu Timur Daftar di Golkar
Baca: Sibuk Urus Pilkada, Nasdem Singgung Wakil Bupati Luwu Timur di Paripurna
Baca: Pangdam XIV Hasanuddin Bakal Bangun Mako Kodim di Luwu Timur
Kondisi jembatan tersebut nyaris putus sejak 2017.
Sarkawi mengatakan sudah memasuki tahun kedua, Jembatan Gantung Tabaroge semakin tergantung akibat diterjang banjir.

Ia menceritakan pada tahun 2018, pelaksaanan tertunda akibat dana yang tak tercukupi.
Kemudian tahun 2019 sudah dianggarkan kembali. Namun apa daya hingga saat ini jembatan belum dikerja.
"Entah apa masalahnya. Semua masyarakat disana sudah teriak. Mata dan telinga sudah panas akibat bully kita di medsos," kata Sarkawi.
"Andaikan buaya yang ada di Sungai Powosoi pak ketua bisa berbicara pasti dia akan berteriak, kapan pi ini dikerja pak," imbuh Sarkawi menoleh ke Ketua DPRD Luwu Timur, Amran Syam.
Adapun disamping Amran adalah Wakil Ketua 1, HM Siddiq BM dan Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam.
Anggota DPRD Luwu Timur yang mendengar Sarkawi menyebut hewan predator tersebut lantas teriak 'hidup buaya'.
Warga harus bertaruh nyawa melewati Jembatan Gantung Tabaroge yang nyaris putus itu.
Anak sekolah, petani tambak dan petani sawit berpegangan di tali jembatan saat melintasi jembatan itu. Ada juga yang tidak bisa menyeberang.
Kondisi diperparah karena sampah berupa ranting pohon sudah menumpuk di badan jembatan yang sudah rapat di sungai tersebut. Beton penyangga jembatan sudah rubuh.