Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jurnalis Dikeroyok Polisi di Depan Kantor DRPD, Humas Polda Sulsel: Mohon Maaf

Aksi pengeroyokan itu terjadi, saat korban sementara jalankan tugasnya saat meliput aksi demonstrasi di depan DRPD Sulsel.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ansar
istimewa
Salah satu jurnalis Makassar, Darwin menjadi korban bentrokan antara polisi dan mahasiswa di depan kantor DPRD Sulsel Jl Urip Sumoharjo, Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setidaknya, dua Jurnalis Makassar jadi korban pengeroyokan polisi, saat meliput aksi demo, Selasa (24/9/2019) petang.

Dua Jurnalis tersebut, Darwin dan Saiful. Mereka dari media online dan juga cetak.

Aksi pengeroyokan itu terjadi, saat korban sementara jalankan tugasnya saat meliput aksi demonstrasi di depan DRPD Sulsel.

Tinjau Beberapa Lokus Penilaian di Enrekang, Tim Verifikasi Nasional KKS Bilang Begini

Monitoring Kebersihan, Pemerintah Bantimurung Temukan Tumpukan Sampah di Pasar Pakalu

Jadi Kiper Dadakan, Zulham Tuai Banyak Pujian Hingga Disejajarkan dengan Andritany

Korban Darwin dikeroyok, dan ditendang saat bentrokan pecah pukul 13.45 Wita. Sementara Saiful dipukul dengan rotan.

Tanda sepatu laras polisi juga masih ada terlihat, saat Darwin sementara menjalani perawatan disebuah ruang RS Awal Bros.

Saat seorang mahasiswa digotong mahasiswa lain, setelah bentrokan terjadi antara mahasiswa Vs polisi.
Saat seorang mahasiswa digotong mahasiswa lain, setelah bentrokan terjadi antara mahasiswa Vs polisi. (darul/tribun-timur.com)

Sementara Saiful yang dihajar saat bentrok kedua pukul 16.50 Wita, korban mengalami luka diwajah setelah dipukul rotan polisi.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani hanya minta maaf, atas insiden dilajukan anggotanya.

Tinjau Beberapa Lokus Penilaian di Enrekang, Tim Verifikasi Nasional KKS Bilang Begini

Monitoring Kebersihan, Pemerintah Bantimurung Temukan Tumpukan Sampah di Pasar Pakalu

Jadi Kiper Dadakan, Zulham Tuai Banyak Pujian Hingga Disejajarkan dengan Andritany

"Mohon maaf apabila terjadi insiden tadi," tulis Kombes Dicky lewat pesan Whatsapp.

Dicky meminta, agar awak media jika saat meliput bentrokan agar gunakan simbol Wartawan, dan atau pakai rompi Pers.

Termaksud juga, jika situasi kacau agar jangan terlalu mendekat dengan pelaku unjuk rasa atau berada ditengah demo.

"Polisi mana tahu wartawan atau bukan. Yang kenal wartawan hanya kapolres atau kabid humas, katena anggota tidak ada yang kenal," jelas Kombes Dicky. (*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved