Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Potret Kekeringan di Utara Makassar, Emak-emak Jemput Anak Sekolah Bawa Jeriken Air

Tiap harinya, mahasiswi Unismuh Makassar ini menempuh perjalanan sekitar 1-2 kilometer untuk memperoleh air bersih.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
muslimin emba/tribun-timur.com
Warga antre air bersih di Jl Barukang III, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Senin (23/9/2019) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kemarau panjang berdampak krisis air bersih masih melanda pemukiman warga utara Kota Makassar. Kususnya di pesisir utara Kecamatan Tallo dan Ujung Tanah.

Seperti yang dialami Jumriani (20). Warga Jl Sabutung III, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.

Tiap harinya, mahasiswi Unismuh Makassar ini menempuh perjalanan sekitar 1-2 kilometer untuk memperoleh air bersih.

Ia (Jumriani) menggunakan sepeda motor matic untuk membonceng dua jerigen berukurang 20 liter ke Jl Barukang III.

Sambil mengenakan kaos tangan, masker penutup wajah, mahasiswa jurusan Akuntansi ini terlihat tampa canggung mengankut air. Dimana aktifitas mengangkat air itu lazimnya dilakukan pria.

"Tiap hari saya begini kak, sudah dua bulan saya bolak-balik ambi air begini, karena air (PDAM) di rumah tidak mengalir," kata Jumriani saat ditemui di tempat penjualan air yang berlokasi di Jl Barukang III, Makassar, Senin (23/9/2019) siang.

Selain di siang hari, Jumriani mengaku juga kerap mengangkut air pada malam hari. Tergantung dari waktu luang dan stok air yang menipis.

"Kalau siang biasanya jam-jam 10 sampai jam 12 siang, karena kebetulan ini hari saya libur juga. Tapi kalau kuoiah biasanya pulang kampus saya antri air dari jam 9 sampai jam 11 malam," ujarnya.

Jumriani mengaku, dalam sehari ia biasanya lima kali bolak-balik dari Jl Sabutung III ke Jl Barukang III untuk memperoleh 10 jerigen air bersih.

Itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan air bersih keluarganya yang biasanya menghabiskan 40 jerigen air dalam sehari.

"Kalau saya biasanya hanya 10 jerigen, kalau bapakku yang ambil biasanya dia sampai 30 jerigen. Karena kita itu biasanya 40 jerigen habis dalam sehari," paparnya.

Selain harus meluangkan waktu dan tenaga, Jumriani dan ayahnya juga harus merogoh kocek Rp 40 ribu per hari. Sesuai dengan harga air yang dijual warga Jl Barukang III Makassar yang dijual seharga Rp 1000 per jerigen.

Hal senada diungkapkan Tahir (19). Warga Jl Galangan Kapal, Kecamatan Tallo, Makassar ini juga tiap harinya mengonceng dua jirigen air dari Jl Barukang III Makassar atau sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Hal itu terpaksa dilakukan lantara air PDAM yang mengaliri rumahnya tidak mengalir lancar tiga bulan terakhir.

"Biasa (air PDAM) mengalir, biasa juga tidak. Tapi lebih sering tidak mengalirnya tiga bulan terakhir," ujar Tahir.

Ia pun harus merogoh kocek Rp 30-50 ribu per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumahnya.

Terpisah, Hendra (36) sang penjual air di Jl Barukang III ini mengaku tiap harinya harus meladeni belasan hingga puluhan warga yang mengalami krisis air bersih.

"Kita bukanya disini mulai jam 6 pagi sampai 12 malam, tergantung banyaknya yang datang dan panjangnya antrian," kata Hendra.

Dalam sehari, warga yang mengalami krisis air bersih dan mengantre di tempat Hendra biasanya mencapai 20 orang.

"Kadang 15 orang yang datang antre silih berganti. Kadang juga sampai 20an orang kalau panjang antrean di tempat lain," ujarnya.

Di Jl Barukang III, bukan hanya Hendra yang menjual air bersih ke warga yang mengalami krisis air bersih.

Pantauan di lokasi sedikitnya terdapat 8-10 rumah yang menyediakan penjualan air bersih.

Seorang ibu yang baru saja menjemput anaknya sepulang sekolah, bahka ikut antre air bersih.

Ibu-ibu yang enggan diwawancarai itu, terlihat menggunakan motor matic. Sang anak di posisi jok belakang. Sedang, dua jerigen ditaruh di dasbor depan.

Air yang dijual, kata Hendra juga merupakan air dari aliran pipa PDAM.

"Disini mengalir terusji karena ikut alirannya angkatan Laut," ungkapnya.

Namun, saat ditanya omset penjualan air bersih yang diraup tiap harinya, Hendra enggan membeberkan.

20 Ribu Pelanggan PDAM Makassar Krisis Air Bersih

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Sebanyak 20 ribu pelanggan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar terancam krisi air bersih.

Krisis air itu menyusul keringnya Bendungan Lekopancing dan naiknya air laut.

Sehingga, PDAM Makassar harus menghentikan pengolahan air baku di Instalasi Penjernihan Air (IPA) 2 Panaikang dan IPA 3 Antang.

Turnamen Sepak Bola AMPI Luwu Timur Cup 1 Mulai Bergulir, Hadiahnya Puluhan Juta

Hasil China Open 2019-Setelah Kalahkan Anders Antonsen,Anthony Ginting Tantang Kento Momota di Final

Bantu Rilis Album Perdana DAT, Siapa Ipang Lazuardi? Musisi Senior Indonesia

Sehingga, manajemen PDAM Makassar meminta kepada pelanggan terdampak air untuk mendaftar di kantor wilayah terdekat supaya mendapatkan bantuan air gratis.

“Silakan mendaftar di kantor wilayah terdekat untuk pengantaran mobil tangki gratis dengan membawa bukti rekening air dan menitipkan nomor kontak yang bisa dihubungi,” kata Kepala Bagian Hubunga Masyarakat PDAM Makassar, Idris thahir, Sabtu (21/9/2019).

Kondisi air bendungan Lekopancing Tanralili yang mengarah ke IPA PDAM.
Kondisi air bendungan Lekopancing Tanralili yang mengarah ke IPA PDAM. (Ansar Lempe)

Menurutnya cuaca kestrem ini memberikan dampak kekeringan kepada sekitar 20 ribu pelanggan.

Ke depan, PDAM Makassar akan melakukan rencana bisnis untuk mencari sumber air baru selain Bendungan Lekopancing dan Sungai Jeneberang.

Turnamen Sepak Bola AMPI Luwu Timur Cup 1 Mulai Bergulir, Hadiahnya Puluhan Juta

Hasil China Open 2019-Setelah Kalahkan Anders Antonsen,Anthony Ginting Tantang Kento Momota di Final

Bantu Rilis Album Perdana DAT, Siapa Ipang Lazuardi? Musisi Senior Indonesia

Direktur Utama PDAM Makassar, Haris Yasin Limpo mengatakan PDAM akan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) baru.

"Dalam rencana bisnis PDAM kita akan membangun SPAM baru, ada bendungan juga untuk menahan air masuk," katanya. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Kesulitan Air Bersih, Warga Kecamatan Tamalatea Ini Ambil Air di Binamu Jeneponto

TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Musim kemarau membuat warga di Jeneponto, Sulawesi Selatan, mulai kesulitan memperoleh air bersih.

Seperti yang dialami Anas (34) warga Kampung Barangdasi, Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.

Ia terpaksa mengambil air hingga lintas kecamatan menempuh jarak 8 kilometer tepatnya di Kecamatan Binamu, Jeneponto, Senin (23/9/2019).

Soal Kasus Aris Situmorang, Kepala Kejari Luwu Timur: Pastinya Tahun Ini Ada Kesimpulan

Kronologi Janda Muda Cantik Dikejar-kejar Mobil Mantan Suami Seperti Adegan Film, Nyaris Saja

RAMALAN ZODIAK CINTA SENIN 23 September 2019: Cancer Adu Argumen & Virgo Buang-buang Waktu

Dengan menggunakan mobil pick up, Ia mengangkut puluhan galon berisi air bersih untuk digunakan sebagai kebutuhan di kampungnya.

"Sulitmi sekarang air disana, sumur yang biasa kita gunakan ambil air sudah mulai mengering," kata pria 34 tahun itu saat ditemui awak Tribun.

"Kita terpaksa jauh kesini ambil air karena disini masih bagus air, masih cukup dan itu yang kita ambil," pungkasnya.

Ia menambahkan, air yang diambil ini akan digunakan sebagai keperluan mencuci hingga mandi.

"Kalau buat minum masih banyak air galon dijual, ini kalau keperluan cuci piring dan mandi," tutupnya.

Sebelumnya, Kasi kedaruratan BPBD Jeneponto Mus Milyadi mengatakan, iklim dibeberapa kecamatan di Butta Turatea dibawah normal.

Hal tersebut berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG untuk wilayah Jeneponto.

Kepala SMAN 12 Wajo Dituding Lakukan Pungutan Rp 1,7 Juta ke Siswa

Tekan Stunting, Dinas Ketahanan Pangan Enrekang Lakukan Pengembangan PKU di Wilayah Rawan Pangan

Pukul 14.00 Demo Mahasiswa UMI Bubar, Arus Kendaraan di Jl Urip Sumoharjo Mulai Lancar

"Sesuai surat prakiraan cuaca dari BMKG untuk wilayah Jeneponto kondisi iklim dibeberapa wilayah kecamatan itu dibawah normal sampai bulan Oktober," kata Mus Mulyadi

Iapun meminta kepala desa atau kelurahan melaporkan kondisi di wilayahnya jika krisis air bersih.

"Saya imbau kepala Desa atau pemerintah setempat dalam hal ini lurah membuat persuratan permintaan membantu air bersih jika terjadi krisis air bersih di wilayahnya," kata Mus Mulyadi, Jumat (16/8/2019) siang. (TribunJeneponto.com)

Laporan Wartawan TribunJeneponto.com @ikbalnurkarim

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved