50 Komunitas Rayakan Hari Perdamaian Internasional 2019 di CFD Losari
Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 50 komunitas yang konsen pada isu perdamaian di Makassar.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Aliansi Perdamaian Makassar memperingati Hari Perdamaian Internasional di Car Free Day (CFD) di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (22/9/2019).
Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 50 komunitas yang konsen pada isu perdamaian di Makassar.
Bertajuk Merayakan Keberagaman dan Perdamaian untuk Indonesia: Makassar Anti Kekerasan dan Diskriminasi.
Kegiatan ini dikemas dengan berbagai rangkaian acara.
24 September Dilantik, Caleg Terpilih DPRD Sulsel Kini Ikuti Gladi Bersih
Sudah 20 Tahun Terbangkan Pesawat, Siapa Sangka Ternyata Pria Ini Pilot Gadungan, Kedok Terbongkar
2 Video Panas PNS Cantik Berseragam Pemprov Jabar Viral di WA, ini Alasannya, padahal Punya Suami
Mulai dari, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Persembahan Tarian Soya-soya, Musikalisasi Puisi, Akustik.
Selanjutnya, menyanyikan lagu Nasional Indonesia Pusaka dan Satu Nusa Satu Bangsa, Persembahan Barongsai, Deklarasi Bersama serta Doa Bersama.
Koordinator Lapangan Aksi & Kolaborasi Hari Perdamaian Internasional 2019, Jamil menyampaikan, momentum Hari Perdamaian Internasional bertujuan mengingatkan kembali kesadaran kolektif budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
Dimana, sejatinya masyarakat di Kota Makassar ini menjunjung tinggi nilai perdamaian dan kemanusiaan.
"Masyarakat Sulawesi Selatan, dengan keragaman budaya, bahasa dan agama sesungguhnya cinta damai dan memiliki karakter yang luhur dengan memanusiakan sesama," katanya.
"Bisa kita lihat dari idiom lokal dalam keseharian masyarakat Sulawesi Selatan semisal sipakatau, Sipakalebbi' atau Siri' na Pacce," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dari Tana Toraja kita kenal idiom misa' kada dipotuo, pantan kada dipomate.
Mantan Pacar Babak Belur Dihajar Keluarga Mempelai Wanita di Acara Pernikahan, Begini Kondisinya
Manager Media FC Minta Panitia Wali Kota Cup 2019 Sanksi Tim Manipulasi Data Pemain
Lahan Gambut di Bukit Cekong Terbakar, Begini Imbauan BPBD Enrekang
"Jika disarikan ke dalam bahasa Indonesia bermakna bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh," ungkapnya.
Aktivis PMII ini mengatakan, pentingnya menjaga kesatuan bangsa Indonesia dengan berlandaskan cinta kasih kepada sesama tanpa memandang latar belakang agama, suku, dan ras.
"Kita terlahir atas rumpun yang sama dan kita punya semangat perdamaian yang sama, berjuang bersama atas nama persatuan Negara kesatuan republik indonesia adalah cita-cita bersama," katanya.
"Cita-cita itu dapat terwujud dengan kita saling menerima, saling memberi cinta kasih dan ikut berkontribusi dalam perdamaian," paparnya.