Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gegara Kemarau, Debit Air di Bendungan Batubassi Maros Menurun Drastis

Petugas Operasi Bendung Batubassi, Syamsuddin mengatakan, debit air di bendungan tersebut berkurang hingga 56 cm, di bawah mercu.

Penulis: Amiruddin | Editor: Sudirman
amiruddin/tribun-timur.com
Petugas Operasi Bendung Batubassi, Syamsuddin 

TRIBUN-MAROS.COM, BANTIMURUNG - Debit air di Bendung Batubassi, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menurun drastis, Kamis (19/9/2019).

Kondisi tersebut diketahui terjadi sekitar empat bulan terakhir.

Petugas Operasi Bendung Batubassi, Syamsuddin mengatakan, debit air di bendungan tersebut berkurang hingga 56 cm, di bawah mercu.

Harga Emas Bakal Naik Terus Hingga Akhir Tahun Ini

Terlilit Utang, Buruh Cuci di Sengkang Gasak Uang dan Emas Bekas Majikan, Aksinya Terekam CCTV

Rebutan Wanita, 2 Siswa SMA Berkelahi Hingga Tewas, Penonton Ayik Rekam Kejadian

Akibatnya, pasokan air ke wilayah perkotaan Maros dan Sambueja menjadi terhambat.

Pendistribusian air pun, harus diatur masing-masing satu Minggu per pintu air (Maros kota dan Sambueja).

"Kemarau kali ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu masih ada hujan, tapi empat bulan terakhir tahun ini tak ada lagi," kata Syamsuddin, saat ditemui tribun-maros.com.

Syamsuddin menambahkan, air di bendung Batubassi digunakan untuk pemenuhan air bersih warga Maros, perusahaan swasta, serta lahan pertanian.

Tercatat kata dia, lahan pertanian yang bergantung pada bendung tersebut, seluas 6.513 hektare.

Yakni sekitar 500 hektare lebih di wilayah Sambueja, dan 5 ribu hektare lebih di arah kota Maros.

Rebutan Wanita, 2 Siswa SMA Berkelahi Hingga Tewas, Penonton Ayik Rekam Kejadian

Vivo V17 Pro Meluncur 23 September 2019 di Indonesia, Ini Spesifikasi Lengkap dan Video Unboxing

Hasbi Resmi Isi Jabatan Jufri Rahman di Pemprov Sulsel

"PDAM Maros juga mengandalkan air dari bendung ini. Termasuk ada beberapa perusahaan swasta, dan warga sekitar bendung," ujarnya.

Sementara itu, seorang petani, Rahmat (56), mengaku kemarau kali ini lebih lama dibanding tahun lalu.

"Kita harus pandai mengatur penggunaan air, untuk mengairi sawah. Apalagi air tidak tiap hari dialirkan dari bendung Batubassi," tuturnya.

Bendung Batubassi disebut salah satu bendung tua yang ada di Sulsel.

Suasana di Bendung Batubassi Maros, Kamis (19/9/2019).
Suasana di Bendung Batubassi Maros, Kamis (19/9/2019). (amiruddin/tribun-timur.com)

Bendung tersebut dibangun di era kolonial Belanda, yakni sekitar tahun 1903.

Bendung tersebut rampung, dan mulai beroperasi sekitar tahun 1910.

Laporan Wartawan Tribun Timur, @amir_eksepsi

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved