Setelah Tol Laut, AirNav Indonesia Juga Usulkan Tol Udara, Maksudnya?
Sehingga nantinya, perekonomian bergerak di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil dan terluar.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Indonesia melalui Perusahan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau dikenal dengan nama AirNav Indonesia, akan mengembangkan program tol udara.
Selaras dengan program tol laut yang telah digagas sebelumnya, tol udara dibentuk untuk mewujudkan Nawacita Presiden Jokowi yakni pemerataan ekonomi dan juga membuka aksesibilitas daerah-daerah pedalaman.
Baca: BJ Habibie Meninggal Dunia, GM AirNav Makassar: Beliau Anak Bangsa yang Sangat Membanggakan
General Manager AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Rosedi mengatakan nawacita presiden salah satunya meratakan ekonomi dan membuat aksesibilitas masyarakat daerah terpencil dan terluar bisa difasilitasi.
Sehingga nantinya, perekonomian bergerak di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil dan terluar.
"Untuk itu kami membuat yang namanya tol udara, angkutan udara yang mendistribusikan barang yang diperlukan dan membuka aksesibilitas masyarakat dalam menggerakan ekonomi," kata Rosedi kepada Tribun Timur, Minggu (15/9/2019).
Baca: GM MATSC AirNav Makassar Novy Pantaryanto Ditarik ke Jakarta, Orang Ini Penggantinya
Menurut Rosedi, mereka menyarankan dibuat Tol Udara yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang bersih, serta mengirit bahan bakar yang semkin terbatas.
Tol Udara ini, kata dia adalah jalur pesawat udara yang sebelumnya pakai ground base, yaitu jarak atau rute antar bandara keberangkatan dan tujuan yang zig-zag, dibuat lurus.
"Dengan adanya Tol Udara maka akan lurus. Misalnya antara Jakarta-Sulawesi bisa ditempuh jarak langsung, langsung tarik lurus ke Sulawesi," terangnya.
Baca: Situasi Masih Mencekam, Petugas AirNav Dua Bandara di Papua Dievakuasi
Menurut Rosedi, AirNav Indonesia telah men-deploy enam rute direct Tol Udara yaitu Jakarta-Bali, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Makassar, dan rute sebaliknya.
"Kalau ini sudah sukses dua tahun mendatang seluruh penerbangan di Indonesia sudah gunakan rute Tol Udara, jadi efisiensi penerbangan tercapai dan tentunya harga tiket bisa ikut turun," kata dia.
Rosedi melanjutkan, saat ini sedang dalam proses sosialisasi kepada airlines dan juga mempersiapkan peralatan yang ada, sehingga 30 Januari 2020 sudah bisa direalisasikan.

"Lalu akan dilihat enam bulan berikutnya, kalau banyak keuntungan maka dalam dua tahun kita akan total pakai tol udara.
Menurut Rosedi, AirNav Indonesia sebagai otoritas bertanggung jawab terhadap navigasi penerbangan, sejauh ini siap dengan program tol udara, termasuk SDM dan segala jenis peralatannya.
Tinggal bagaimana menyampaikan ke airlines atau maskapai untuk bisa ikut mempersiapkan diri, karena salah satu syarat suksesnya program ini adalah pilot harus terlatih dan memiliki pesawat kapabel.
Baca: AirNav Cabang MATSC: Tak Ada Pesawat Jatuh di Mejene
"Kalau kita memang AirNav yang usulkan. AirNav usulkan adanya tol udara jadi secara SDM dan peralatan kita sudh siap, termasuk prosedur," terangnya.