Warga Kampung Ci'nong: Arifin Orang Baik, Dia Diculik Jadi Kami Tutup Jalan Poros Jeneponto
Menurut warga yang enggan disebut namanya, aksi blokade jalan ini agar polisi segera merespon laporan hilangnya Arifin dengan melakukan pencarian.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Imam Wahyudi
Tiba-tiba Prabowo Subianto datang ke Istana Negara dan ingin bertemu dengan BJ Habibie.
Joseph Osdar mengatakan, Prabowo Subianto yang mungkin terbiasa langsung masuk ke Istana Negara karena berstatus sebagai menantu Soeharto, masih mengenakan seragam kesatuannya.
"Kemudian mohon maaf, Pak Prabowo ingin bertemu," kata Joseph Osdar.
"Tapi kan beliau masih terbiasa masuk istana dengan bebas, karena menantu presiden. Beliau mungkin lupa Presidennya Habibie. Waktu itu Prabowo mau masuk tapi kan masih mengenakan pakaian, mohon maaf Pangkostrad yang baru dihentikan," tambahnya.
Prabowo Subianto kala itu langsung dicegah masuk oleh para ajudan dan penasihat BJ Habibie, yakni TB Hasanuddin, Sintong Panjaitan, dan Hermintoyo.
Joseph Osdar menjelaskan Prabowo Subianto saat itu bukan sekadar masih mengenakan seragam lengkap, tapi juga turut membawa senjata.
Ajudan BJ Habibie meminta dengan sopan Prabowo Subianto untuk menyerahkan senjatannya sebelum bertemu dengan presiden ketiga.
"Tapi tidak diperkenankan karena masih bawa senjata," kata Joseph Osdar.
"Ada Pak TB Hasanuddin, ada Pak Sintong (Panjaitan). Yang meminta senjata waktu itu, Hermintoyo.Pak, tolong itu senjatanya taruh dulu di sini," imbuh Joseph Osdar meniru ucapan Hermintoyo.
Joseph Osdar mengaku kejadian tersebut memiliki kenangan tersendiri baginya. "Itu menjadi sejarah tersendiri," ujarnya.
Sejarah mencatat, BJ Habibibe dan Prabowo Subianto memang pernah punya hubungan tak harmonis di awal era reformasi.
BJ Habibie adalah sosok yang melengserkan Prabowo Subianto dari jabatan bergengsi, Panglima Kostrad.
Pelengseran Prabowo pun berlangsung dramatis. Hanya sehari setelah BJ Habibie dilantik jadi Presiden RI pada 22 Mei 2019.
BJ Habibie membuat keputusan besar dengan mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Kostrad pada 23 Mei 1998.
Keputusan besar itu diambil Habibie setelah mendengar laporan Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengenai pergerakan pasukan Kostrad secara besar-besaran dari luar kota menuju Jakarta.