Tips Kesehatan
Untuk Pasutri, Tak Disarankan Mencukur Habis Rambut Kemaluan Sebelum Hubungan Intim, Ini Alasannya?
Kerap kali pasangan suami-istri, apalagi pengantin baru mempersiapkan fisik sekaligus mood untuk memberikan yang terbaik demi kepuasan bersama.
Untuk Pasutri, Tak Disarankan Mencukur Habis Rambut Kemaluan, Sebelum Hubungan Intim, Ini Alasannya?
TRIBUN-TIMUR.COM - Pasangan suami istri atau Pasutri, sebaiknya mengetahui hal penting berikut ini.
Kerap kali pasangan suami-istri, apalagi pengantin baru mempersiapkan fisik sekaligus mood untuk memberikan yang terbaik demi kepuasan bersama.
Terutama yang berkaitan dengan aktivitas berhubungan intim, masing-masing berusaha dalam kondisi terbaik.
Baca: Ini 5 Zodiak yang Dinilai Sensitif, Marah, Mendominasi, hingga Punya Kata-kata Pedas! Apakah Kamu?
Baca: Ini Alasan Milan Petrovic Usulkan Eks Bek Persib Bojan Malisic Gabung Perseru Badak Lampung
Nah, salah satu yang paling sering dilakukan adalah menjaga kebersihan tubuh serta organ intim.
Hal tu dilakukan agar pasangan semakin bergairah dan nyaman ketika melancarkan aksi panas.
Contoh paling nyata ialah mencukur rambut kemaluan sampai habis.
Tujuannya untuk menghindari anggapan ‘jorok’ karena membiarkan rambut kemaluan tumbuh.
Sayangnya, mencukur habis rambut kemaluan tersebut justru berbahaya bagi pasangan istri.
Karena dampak buruk mencukur rambut kemaluan sebelum berhubungan seks dapat meningkatkan risiko infeksi penyakit menular seksual.
Baca: Preview PSM vs PSIS - Ini Resep Darije Kalezic Bikin Ezra Walian & Amido Balde Bobol Gawang PSIS
Baca: Bali United Juara Paruh Musim Liga 1 2019, PSM Selain Raih Piala Indonesia Juga Juara Kategori Ini?
"Mencukur rambut kemaluan secara drastis dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi menular seksual sebesar 440 persen," ujar Lora Ivanova dari myLAB Box.
Penelitian menemukan adanya risiko terkena infeksi menular seksual.
Seperti, herpes, HPV yang bisa menyebabkan kutil kelamin hingga kanker, sifilis, gonore atau kencing nanah, klamidia, hingga HIV.
Bakteri Lewati Kulit
Memangkas habis rambut kemaluan ternyata akan memudahkan bakteri maupun virus melewati kulit.
Rambut kemaluan sendiri sebenarnya berfungsi melindungi kulit dari gesekan dan mencegah masuknya bakteri serta virus.
Ivanova mengatakan, banyak luka yang tak terlihat setelah mencukur rambut di sekitar organ intim itu.
Pisau cukur yang digunakan juga belum tentu bersih.
Belum lagi jika udara di sekitar organ intim sering dibiarkan lembab.
Kondisi itu merupakan 'surga' bagi perkembangan bakteri.
Baca: Betapa Bangga Bapak Tukang Becak dan Buruh Tani Ini, Saksikan Anaknya Jadi Doktor di ITS Surabaya
Baca: Kontroversi PB Djarum Hentikan Audisi Bulutangkis 2020, Gara-gara KPAI Sebut Eksploitasi Anak?
Akibatnya, infeksi menular seksual mudah terjadi.
Apabila sudah terlanjur sering mencukur rambut kemaluan, pastikan Anda dan pasangan terbebas dari infeksi menular seksual sebelum bercinta.
Hindari pula berganti-ganti pasangan. Pikir dua kali sebelum memangkas habis rambut kemaluan, apakah ada manfaatnya bagi kesehatan.
Jaga Kelembaban
Kelembapan area kewanitaan perlu dijaga agar pH-nya tak terganggu dan pada akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah mencukur rambut kemaluan.
Namun, perkara boleh atau tidaknya rambut pubis dihilangkan kerap menjadi perdebatan.
Bagaimana jawaban sebenarnya?
Dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia mengatakan hal itu direkomendasikan.
Apalagi jika seseorang memiliki rambut pubis yang sangat lebat dan bisa meningkatkan risiko infeksi di area kewanitaan.
"Prinsip dasarnya jangan menambah kelembapan area kewanitaan. Dengan menambah kelembapan, otomatis suasana (pH)nya akan berubah," kata dr. Mery seusai peluncuran Betadine Feminine Wash & Wipes di Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (24/4/2018).
Mencabut habis rambut pubis atau yang lebih dikenal dengan waxing juga banyak dilakukan para wanita.
Dr. Mery mengatakan, tak ada hal khusus yang membuat waxing maupun cukur sebagian menjadi lebih baik.
Hanya saja, setelah melakukan waxing biasanya akan ada luka di kulit. Kondisi luka meningkatkan risiko infeksi area kewanitaan. Sehingga, hal itu lah yang harus diperhatikan.
Untuk menjaganya tetap bersih, kita bisa menggunakan pembersih area kewanitaan yang mengandung antiseptik.
Selain itu, dr. Mery menyarankan agar kita tak menghilangkan atau mencukur bulu pubis pada waktu menstruasi. Sebab, risiko infeksi pada waktu menstruasi sangat tinggi.
Jika ditambah dengan melakukan penghilangan atau pencukuran rambut pubis, maka risiko infeksi area kewanitaan berpotensi meningkat.
Lebih baik melakukannya sebelum atau sesudah menstruasi.
Namun, menurutnya lebih baik jika pada saat menstruasi, kondisi bulu pubis sudah dalam keadaan terpangkas.
"Kalau bisa sudah terpangkas (saat menstruasi). Prinsipnya, jangan menambah kelembapan area kewanitaan," tuturnya. (*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Perlukah Wanita Mencukur Rambut Kemaluan?"