Bukan Diracun dan Dibakar, Gini Rencana Awal Aulia Kesuma Bunuh Pupung Sadili dan Anak Tiri
Belum move on dari kasus Pembunuhan keji Istri Muda Aulia Kesuma ke Suami Pupung Sadlili dan Anak Tiri.
"Yang dijanjikan saudara Aulia Rp 200 juta untuk masing-masing, S dan A. Aulia baru memberikan Rp 10 juta (kepada A dan S) untuk pulang ke Lampung (setelah Edi dan Dana dibunuh)," ujar Suyudi.
Pupung dan Dana diracun dengan obat tidur pada 23 Agustus Aulia pun mulai melancarkan rencana pembunuhan selanjutnya dengan dibantu keponakannya, KV, serta dua pembunuh bayaran, S dan A pada Jumat (23/8/2019).
Sebelumnya, Aulia telah membeli obat jenis Vandres di sebuah apotek di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Vandres diketahui sebagai obat tidur bagi penderita insomnia atau kesulitan tidur.
Aulia pun kembali ke rumahnya di Lebak Bulis bersama KV, S, dan A.
Aulia kemudian mencampur 30 butir Vandres dalam tiga minuman, yakni jus tomat untuk Edi, jus tomat untuk Dana, dan minuman keras jenis wiski untuk Dana.
"Dia sudah mencampur dulu obat tidur Vandres yang sudah digerus ke dalam 3 mug, satu jus tomat untuk ED, satu jus tomat untuk DN, dan satu dicampur dalam minuman keras (miras)," ungkap Suyudi.
Kagetnya Suami Lihat Perlakuan Istri ke Anak Terekam CCTV di Rumah, Curhatan Viral di Facebook
KRONOLOGI Mahasiswi Bunuh Anak Pakai Celana Dalam, Simpan Bayi di dalam Ember Toilet
Bandingkan Gaya Modis Veronica Tan dan Puput Nastiti Devi, Tampilan Istri Ahok Masih Jadi Pengawal
Aulia berperan untuk memberikan jus tomat kepada Edi, sementara jus tomat untuk Dana diletakkan di dalam kulkas.
Edi dan Dana, lanjut Suyudi, memang mempunyai kebiasaan mengonsumsi jus tomat setiap hari. Setelah mengonsumsi jus tomat, Dana langsung menuju kamar KV.

Di sana, Dana kembali mengonsumsi wiski yang telah dicampur dengan obat tidur.
Saat keduanya terlelap tidur, kedua korban dibekap menggunakan kain oleh Aulia dan KV dibantu dua pembunuh bayaran berinisial S dan A.
Edi dibekap oleh Aulia di kamarnya di lantai satu. Edi sempat memberontak dan mencakar lengan kanan Aulia saat dibekap.
"S memegang perutnya (Edi), A memegang kaki, dan AK membekap di mulutnya. Korban sempat memberontak dan mencakar lengan sebelah kanan AK. Korban diduga meninggal di kamarnya saat dibekap," kata Suyudi.
Berbeda dengan Edi, Dana dibekap oleh KV, keponakan Aulia.
"AK memegang tangan (Dana), S memegang perut, dan A memegang kaki. Sementara, KV membekap mulutnya. Korban pun diduga meninggal di lokasi," ungkap Suyudi.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, Aulia kemudian melancarkan rencana keduanya untuk membakar jenazah di rumah itu.
Pembakaran rumah pada 24 Agustus
Aulia membuat skenario pembunuhan seolah-olah kedua korban tewas terbakar di rumah akibat obat nyamuk.
Tiga buah obat nyamuk diletakkan Aulia di tempat yang berbeda-beda, yakni kamar Edi di lantai 1, kamar Dana di lantai 2, dan garasi.
Aulia berharap obat nyamuk itu dapat membakar rumah selang 12 jam setelah dinyalakan pada Sabtu (24/8/2019) pukul 07.00 WIB. Kedua korban yang dinyatakan meninggal dunia telah diikat menggunakan sumbu kompor dan diletakkan di garasi.
"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar. Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," kata Suyudi.
Namun, tanpa sepengetahuan Aulia, dua obat nyamuk yang diletakkan di kamar Edi dan garasi dipadamkan oleh salah satu pembunuh bayaran berinisial S.
"Namun saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan. Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ujar Suyudi.
Obat nyamuk itu pun hanya membakar kamar Dana di lantai 2. Peristiwa kebakaran itu pun sempat diketahui oleh tetangga dan dipadamkan oleh 4 mobil pemadam kebakaran pada Sabtu pukul 19.00 WIB.
Korban dibawa ke Sukabumi pada 25 Agustus Aulia kecewa karena rencana pembakaran rumah itu gagal.
Ia pun kembali menyusun rencana untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut. Ia memutuskan membawa kedua jenazah korban ke Sukabumi bersama KV, untuk dibakar di dalam mobil.
Kagetnya Suami Lihat Perlakuan Istri ke Anak Terekam CCTV di Rumah, Curhatan Viral di Facebook
KRONOLOGI Mahasiswi Bunuh Anak Pakai Celana Dalam, Simpan Bayi di dalam Ember Toilet
Bandingkan Gaya Modis Veronica Tan dan Puput Nastiti Devi, Tampilan Istri Ahok Masih Jadi Pengawal
Dalam perjalanan menuju Sukabumi, Aulia dan KV membeli 8 botol pertalite di sebuah SPBU di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Mobil yang berisi jenazah tersebut nantinya akan diparkirkan di pinggir jurang di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Suyudi mengatakan, Aulia membuat skenario seolah-olah korban terbakar karena mobil terjun ke jurang.
Namun, rencana pembakaran tersebut kembali gagal karena KV menderita luka bakar saat berusaha membakar kedua jenazah di dalam mobil.
"KV diperintahkan untuk membakar mobil yang berisi korban dan mobil sudah mengarah ke jurang. Jadi, seolah-olah terbakar karena masuk jurang. Setelah membakar menggunakan 8 botol pertalite, saat itu KV masih dalam kemudi, mobil pun meledak dan mengenai KV," kata Suyudi.
Aulia memutuskan melarikan diri dan membawa KV ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
"Mereka (Aulia dan KV) melarikan diri dan (mobil yang membawa kedua jenazah) belum masuk ke jurang. Tadinya KV mau berobat di Sukabumi tapi langsung berobat ke Jakarta karena takut ketahuan," ungkap Suyudi.
Selain Aulia dan KV, polisi telah menangkap S dan A, dua pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Edi.
Kedua pembunuh bayaran itu ditangkap di Lampung Timur, Lampung oleh Tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.(Rindi Nuris Velarosdela)
Pupung Sadili Suami Aulia Kesuma Ternyata Tak Sembarangan, Punya Hubungan dengan Presiden Jokowi
Pupung Sadili suami Aulia Kesuma ternyata tak sembarangan, punya hubungan dengan Presiden RI, Jokowi.
Siapa sebenarnya sosok Pupung Sadili yang menjadi korban pembunuhan sadis?
Berikut penjelasan sosok Edi Chandra Purnama itu.
Sosok Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) yang menjadi korban kesadisan sang istri muda Aulia Kesuma (35), akhirnya terkuak.
Pupung Sadili ternyata bukan orang sembarangan.
Sepak terjang sosok yang jago silat itu cukup luas di masyarakat, di antaranya menjadi relawan Jokowi di Pilpres 2019.
Namun nahas, Pupung Sadili meninggal secara tragis di tangan pembunuh bayaran yang disewa oleh istri mudanya, Aulia Kesuma.
Mirisnya lagi, anak kandung Pupung Sadili, M Adi Pradana juga turut dibunuh atas suruhan Aulia Kesuma.
Usai dibunuh, jenazah Pupung Sadili dan Dana, sapaan M Adi Pradana, juga dibakar di dalam mobil oleh Aulia Kesuma dibantu keponakannya, Geovanni Kelvin (25) alias KV alias GK.
Siapa sebenarnya Pupung Sadili?
1. Miliarder
Pupung Sadili dikenal kaya raya alias miliarder.
Faridz (35) pemilik Ceramic Pro Platinum Jakarta mengatakan, harta benda Pupung Sadili ditaksir miliaran rupiah.
Pria keturunan Timur Tengah itu menyebut harta Pupung mencapai lebih dari Rp 30 miliar.
Perhitungannya merujuk sebuah rumah elit 2 lantai milik Pupung yang berlokasi di Jalan Lebak Bulus 1 Kavling 129 B Blok U15, RT 03/05 Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Rumah bercat putih dengan dua pilar berukuran besar pada bagian depannya itu memiliki luas tanah sekitar 500 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 400 meter persegi.
Selain itu, Pupung juga memiliki lahan kosong seluas 500 meter persegi yang menempel dengan rumah tinggal.
Lahan itulah yang disewa Faridz untuk dibangun bengkel dan perawatan sekaligus cuci mobil miliknya saat ini.
"Jadi kalau dibilang dibunuh karena utang piutang kayaknya nggak tepat, bisa dilihat asetnya ini, rumah, belum tanah ini. Kalau semeternya Rp 30 juta aja duitnya udah kelihatan," ungkapnya ditemui di bengkel miliknya pada Selasa (27/8/2019).
"Kalau dijual Rp 5 miliar mendingan saya aja (beli) nggak pake lama, langsung saya bayarin," katanya menambahkan.

Keyakinan tidak adanya masalah utang piutang yang menjerat korban juga dibuktikannya lewat tidak ada seorang pun kolektor ataupun pihak tertentu yang berkunjung ke rumah korban.
"Ya Kalau utang piutang kan itu urusan pribadi, tapi selama saya bangun bengkel di tanahnya tiga-empat bulan ini, sama sekali nggak keliatan ada orang dateng, biasa aja. Soalnya kalau begitu (utang piutang) biasanya kan orang dateng, tanya-tanya ke kanan kiri, kalo ini nggak ada," katanya mengungkapkan,
Adapun kepolisian menyebut rumah Pupung Sadili di kawasan Lebak bulus itu, berkisar Rp 26 miliar.
Karena itulah, Aulia Kesuma meminta kepada Pupung Sadili untuk menjual rumah tersebut guna membayar utang-utangnya yang mencapai Rp 10 miliar.
Namun, karena ditolak oleh Pupung Sadili, Aulia Kesuma nekat menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi suami dan anak tirinya, supaya bisa menguasai aset Pupung dan menjual rumah tersebut.
2. Belum cerai dengan istri pertama
Hubungan sebenarnya Aulia Kesuma alias AK dengan Pupung Sadili diungkap polisi.
Ternyata Aulia Kesuma adalah istri muda dari Pupung Sadili.
Sementara itu, Pupung Sadili belum bercerai dengan istri tuanya.
Polisi mengungkapkan bahwa Aulia Kesuma, istri yang menjadi otak pembunuhan tersebut, ternyata istri muda dari korban.
"Yang membunuhnya adalah istri mudanya," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi di Mapolrestabes Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).

Sementara itu, Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Iksantyo Bagus mengatakan bahwa istri pertama korban saat ini masih ada.
"Istri pertamanya masih ada, belum cerai," katanya.
Pihaknya pun berencana memanggil istri pertama korban.
"Nanti, kita panggil semua, LP-nya di Polres Sukabumi, kita kasihkan ke Sukabumi," tuturnya.
3. Pendiri Komunitas Bumi Datar
Pupung Sadili menjadi pendiri Komunitas Bumi Datar atau Flat Earth Society di Indonesia.
Ia menjadi founder, sedangkan M Adi Pradana menjadi co-founder.
Hal tersebut terlihat dari unggahan Pupung Sadili di media sosial, Facebook.
Mengklaim dirinya sebagai pendiri Flat Earth 101, Pupung Sadili mengucapkan selamat ulang tahun kepada Indonesia yang ke-74.
"Kami Founder dan Co Founder Flat Earth 101, mengucapkan : "DIRGAHAYU KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA KE 74."
"Adanya Merdeka, karena Berani, Berjuang dan Bersatu Padu."
"Berkelanjutan dalam Bekerja Keras, Cepat, Cerdas, Tegas, Inovatif, Pionir, Nyata dan Tuntas."
"Tetap di dalam koridor 4 (empat) Pilar Kebangsaan : NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika."
"Untuk menuju dan meraih Indonesia Maju, Berdaulat, Mandiri, Unggul, Merata, Adil dan Makmur."
"FE 101," tulis Pupung Sadili.
Komunitas bumi datar sendiri adalah perkumpulan orang yang percaya jika bumi tak berbentuk bulat melainkan datar.
4. Relawan Jokowi
Selain menjadi pendiri komunitas bumi datar Indonesia, rupanya Pupung Sadili merupakan relawan Jokowi di Pilpres 2019.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ina (49) yang merupakan rekan Pupung semasa menjadi relawan.
Ina menyatakan, Pupung Sadli merupakan sosok bertanggung jawab sebagai relawan.
Kendati demikian, Ina tak mengetahui dengan pasti apakah Pupung Sadili punya masalah atau tidak dengan istri mudanya, Aulia Kesuma yang menyewa pembunuh bayaran.
Selama menjadi relawan Jokowi, bahkan Ina kerap kali berbincang dengan Pupung Sadili.
Ina pun membocorkan isi obrolannya dengan Pupung Sadili.
"Kalau lagi kumpul memang enggak pernah bahas masalah keluarga. Paling kami bahas masalah politik saja,. Pas kumpul juga enggak pernah bawa istri atau anaknya," ujar Ina di RS Polri Kramat Jati, Selasa (27/8/2019).
Setahun mengenal Pupung Sadili, Ina menuturkan rasa kehilangannya atas kepergian sang rekan yang menjadi korban jasad terbakar dalam mobil.
"Dia (Pupung) baik, care sama teman. Orangnya juga senang bercanda, termasuk orang yang bisa menghidupkan suasana. Jadi kalau enggak ada sepi lah," ucap Ina.

Ina mengaku, ia mengetahui adanya kabar dua jasad yang terbakar dalam mobil di Sukabumi melalui media massa. Namun, Ina tak mengetahui awalnya bahwa korban merupakan Pupung Sadili.
"Kalau berita yang mobil terpanggang itu ya saya tahu, cuman pas awal berita kan belum tahu identitasnya. Pas semalam identitasnya tahu semua teman-teman kaget," kata Ina.
Senada dengan Ina, Ega yang sudah mengenal Pupung sejak masih bersekolah di SMAN 70 Jakarta Selatan juga kehilangan sosok sahabat.
Namun seperti Ina, dia mengaku tak mengetahui pasti permasalahan yang terjadi di keluarga Pupung dan AK sehingga berujung pembunuhan.
"Saya enggak kenal sama istri yang sekarang, tapi yang saya tahu mereka sudah punya anak. Anaknya yang sekarang sekitar 7 tahun umurnya," kata Ega.
Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kronologi Lengkap yang Tunjukkan Ribuan Upaya Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tirinya"