Ironis, Bukan Daerah Terpencil Tapi Jenazah Warga di Takalar Ditandu Pakai Sarung 5 Kilometer
Diduga, tidak adanya ambulans sehingga jenazah ditandu. Letak desa ini sendiri tidak terpencil alias mudah dijangkau dengan kendaraan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
Dari 14 kali mutasi tersebut, dua diantaranya mendapat teguran dari Komisi Aparatur Sipil Negara, serta satu teguran Kemendagri.
Puncaknya, Kemendagri memberi sanksi penonaktifan layanan KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar, Selasa (27/8/2019) lalu.
Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95
Follow akun instagram Tribun Timur:
Live Bein Sports 1 Link Live Streaming TV Online Villareal vs Real Madrid, Tonton Tanpa Buffer
Kenalkan Esta Gemilang, Putra Gowa Pemilik EMS Group
Lima Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar Lanjut S3
DPRD Maros Belum Miliki Pimpinan Definitif, Ini Masalahnya
Disdukcapil Gelar Sosialisasi Penyerahan Buku Data Induk Warga
Potret Miris Kabupaten Polman, Jenazah Ditandu Belasan Kilometer karena Jalan Rusak
TRIBUN-TIMUR.COM, POLMAN - Jenazah Indo Minding, warga Kampung Lenggo I, Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Polewali Mandar (Polman), Sulbar, harus ditandu hingga 15 kilometer.
Jenazah itu terpaksa ditandu menuju kampungnya menggunakan sarung yang diikatkan pada bambu.
Potret pilu ini disebabkan akses jalan dari ibukota Kecamatan Bulo menuju Desa Lenggo rusak parah.
Tak dapat dilalui roda empat. Hanya roda dua yang bisa melintas. Itupun harus menempuh medan terjal berbukit.
Keponakan Indo Minding, Juangsah, menjelaskan tantenya meninggal di RS Wahidin Makassar, Minggu malam (11/8/2019).
Jenazahnya tiba di ibukota Kecamatan Bulo, Senin pagi (12/8/2019). Tiba di Bulo, jenazahnya diturunkan dari mobil lalu dipindahkan ke tandu.
"Itu sudah tidak bisa diakses ke Lenggo," jelas Juangsah, Kamis (15/8/2019).
Lantaran akses jalan sulit, jenazah Indo Minding harus ditandu menggunakan sarung yang diikatkan pada sebatang bambu. Jenazah itu lalu ditandu sepanjang 15 kilometer untuk mencapai Lenggo.
Bukan hanya jalan terjal berbatu yang harus dilintasi. Tapi jenazah itu juga harus diseberangkan melewati dua sungai menggunakan tandu.
Kata Juangsah, kondisi miris seperti ini telah berlangsung lama. Warga Lenggo selama ini sangat mengeluhkan akses jalan.
Kondisi jalan kian parah jika musim hujan tiba. Bahkan kendaraan roda dua pun tak dapat melintas. (Tribun Polman.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi