Pernah Batal Gegara Tak Lulus Sensor, Akhirnya Film Midsommar Tayang di Indonesia, Cek Jadwalnya!
Setelah sebelumnya batal tayang di Indonesia, kini film horor "Midsommar" akhirnya akan tayang di Indonesia.
Sempat Batal Tayang Gegara tak lulus sensor, Akhirnya Film horor Midsommar tayang di Indonesi. Cek Jadwal Terbarunya di bioskop!
Cek Jadwal dan Fakta-fakta Film Midsommar.
TRIBUNNEWS.COM - Setelah sebelumnya batal tayang di Indonesia, kini film horor "Midsommar" akhirnya akan tayang di Indonesia.
Distributor film "Midsommar", Feat Pictures mengumumkan bahwa film karya Ari Aster tersebut siap diputar pada September 2019 mendatang.
Dalam twitnya, Feat pictures mengatakan bahwa film "Midsommar" akan tayang mulai 11 September di bioskop.
SSCASN BKN-Jadwal dan Link Pendaftaran CPNS 2019, Mulai Siapkan 5 Dokumen Penting ini
Kisah KKN di Desa Penari Viral, Benarkah Lokasinya di Jawa Timur? Ini Klarifikasi Akun SimpleMan
"Midsommar" nantinya dapat disaksikan di jaringan bioskop CGV Cinemas dan Cinemaxx.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menyaksikan film tersebut.
Feat Pictures juga menyampaikan bahwa klasifikasi umur penonton film Midsommar adalan 21 tahun ke atas.
"Sneak preview di beberapa lokasi mulai Sabtu 7 September. Satu lagi: film ini hanya untuk penonton 21 tahun ke atas saja," tulis @FeatPictures.
Sebelumnya diberitakan bahwa film tersebut batal tayang di Indonesia.
Feat Pictures melalui twitnya mengatakan bahwa penanyangan Midsommar pada tanggal 21 Agustus terpaksa dibatalkan dan diundur ke waktu yang belum bisa ditentukan.
KONDISI Terkini Jayapura Papua, Instruksi Presiden Jokowi hingga Wiranto Sebut Sosok Penumpang Gelap
Feat Pictures juga tak mengungkapkan apa yang menjadi alasan pembatalan penanyangan film tersebut.
Mereka hanya berjanji untuk mengusahakan agar film horor tersebut bisa tayang dan dapat dinikmati oleh penikmat film di Indonesia.
Sementara itu, di sosial media ramai kabar bahwa Midsommar batal tayang di Indonesia karena tidak lulus sensor.
Wargabet memprediksi bahwa Midsommar tidak lulus sensor lantaran adanya adegan kekerasan, konten vulgar, dan bahasa yang kasar.