Pembeli Berkurang, Pedagang Berangsur Tinggalkan Gedung Utama Pasar Terong
Di gedung utama aktifitas jual-beli hanya terlihat di Basemen, yang ditempati para pedagang ayam dan daging sapi.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Pasar tradisional terbesar Makassar, Pasar Terong, makin mengalami kemunduran.
Terutama di area Gedung utama, aktifitas jual-beli tak lagi seramai dulunya.
Di gedung utama aktifitas jual-beli hanya terlihat di Basemen, yang ditempati para pedagang ayam dan daging sapi.
Kemudian di lantai satu yang didominasi pedagang pakaian dan sejenisnya.
Sidrap Latih Pemuda Jadi Calon Pengusaha Baru
Saluran Irigasi Induk Rappang Jebol, Ribuan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen di Pinrang
Api Tiba-tiba Muncul Dari Atap Rumah Hendra di Kelurahan Bonto-bonto Marang Pangkep
Di lantai dua terlihat beberapa pedagang peralatan rumah tangga (pecah belah).
Serta sejumlah pedagang barang-barang bekas mulai dari pakaian hingga tas.
Sementara itu di lantai tiga sama sekali tak ada aktifitas.
Lantaran bangunan lantai tiga tak terawat lagi, bahkan seperti bangunan tak berpenghuni pasca kebakaran.
Salah satu pedagang Baharuddin (72) mengatakan, sejumlah pedagang yang awalnya memiliki kios meninggalkan tempat usahanya.
"Mau bagaimana kalau pembeli juga kurang, terutama itu yang jual cakar banyakmi yang keluar," ucapnya saat ditemui, Kamis (29/8/2019) Sore.
Operasi Patuh, 30 Pengendara Ditilang di Toraja
Gambar Ucapan Tahun Baru Islam 2019 1 Muharram 1441 H, Cocok untuk Story IG, FB & WhatsApp (WA)
Orientasi Anggota DPRD Bulukumba Disorot, Ketua PKB: Kopel Kurang Selektif!
Untuk penjualan barang rumah tangga menurut Baharuddin juga makin berkurang.
"Tidak samami dulu, sekarang kurangmi karena mungkin tidak banyakmi pembeli yang mau naik kesini," terangnya.
Baharuddin menceritakan bahwa dirinya sudah berdagang di Pasar Terong sejak tahun 1977 lalu.
Ia kemudian memberanikan diri membeli satu kios, semenjak dibangun sekitar 20 tahun lalu.
"Harganya dulu itu Rp 50 Juta untuk 20 tahun, pas selesaimi kontrak pengelolanya sekarang kita bayar Rp 3 juta pertahun," ungkapnya.