Kisah Driver Ojol
Mau Pijat Plus Plus Tarif Murah, Driver Ojol Ini Dipermalukan Tanpa Busana Terpaksa Bayar Rp 1 Juta
Mau pijat pus plus tarif Murah, Driver Ojol Ini Dipermalukan Tanpa Busana Terpaksa Bayar Rp 1 Juta
"Saya malu, jadi orang tua saya memutuskan untuk menebus sepeda motor saya saja. Begitu kejadian saya alami," kata perantau ini.
Tidak hanya W, namun serupa juga dialami L, yang juga menjadi korban pemerasan dengan motif kusuk plus-plus.
L mengatakan bahwa awalnya ia kenal pelaku dari aplikasi MiChat.
Setelah chatting, diajak ketemuan dengan berbagai modus yakni pijat.
"Nah, setelah ketemu di tempat yang dijanjikan dan masuk ke dalam kamar seolah-olah itu cewek mendadak hyper sexy. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada seorang laki-laki mirip perempuan keluar dari toilet atau balik gorden. (Karena saat kita masuk lampu kamar sudah mati) nah di situlah mulai dilakukan pemerasan," katanya saat dihubungi Tribun Medan melalui WhatsApp.
Bahkan menurut L, mereka tidak segan-segan memukul.
"Segala upaya dilakukan mereka mulai dari mop (ancaman) memeras dan menakuti-menakuti. Kalau yang saya alami, masing-masing punya peran berbeda. Cewek pertama, sebagai umpan. Cewek kedua tukang pukul dan banci sebagai penghasut," katanya menjelaskan.
"Mereka minta uang atau jaminan apalah. Entah itu HP, motor atau lain sebagainya. Mereka akan manggil temen lainya dari kamar sebelah untuk mengogap. Saya kemarin mau pijat dengan perjanjian Rp 100 ribu, tapi itu kita tanpa busana begitu juga dengan si cewek. Itu sebagai syarat. Untuk kamar telah disediakan oleh laki-laki berwatak perempuan itu. Saya tidak bisa buat LP dikarenakan saya tidak jadi uang keluar karena sudah sempat ribut," lanjut L mengatakan.
Setelah kejadian tersebut, L mengaku bahwa dirinya juga menyelidiki motif-motif seperti yang dialaminya.
"Kalau saya rasa komplotan mereka ini seperti sudah biasa berurusan dengan polisi karena saat kejadian kemarin mereka gak takut saat saya hendak membuat laporan. Mereka ini biasanya ngumpul di Gran Central lantai 5, Sriwijaya lantai III, rame mereka di situ," katanya mengungkapkan.
Motif dengan menggunakan media online sebagai wadah transaksi terbilang sangat besar perannya.
Hal tersebut juga dialami korban lainnya yang berinisial A pada Kamis (22/8/2019) lalu.
Dirinya menjadi korban setelah berkenalan dengan seorang wanita di aplikasi MiChat.
"Awalnya aku kenal lewat MiChat. Dia open BO di situ. Jadi aku chat dia, open ga hari ini ? Kata dia, iya bang. Mau kapan bang? Jadi saya bilang sekarang bisa," ucapnya.
Setelah komunikasi tersebut, A mengaku bahwa dirinya pun melakukan transaksi terkait tarif.